2. Petunjuk

5 1 0
                                    

Sudah seminggu sejak kedatangan murid baru yang cukup misterius bagi siswa lain yang bersekolah disana. Bagaimana tidak, siswa baru itu hanya diam dan tak banyak bicara. Ketika ditanya pun pasti hanya menjawab sepatah kata, anatar iya atau tidak. Dhan yang menjadi teman sebangkunya juga cukup bingung dan kikuk dengan tingkal laku teman barunya itu. Hampir setiap hari Dhan mencoba memberanikan diri memulai pembicaraan dengan Grey, namun semuanya sia-sia. Bahkan Shyil pun mulai jengah dengan tingkah laku dari Grey.

"Dhan, apakah kau tidak curiga dengan murid baru itu?" Ketika sedang istirahat, Dhan dan Syil pergi ke kantin untuk membeli beberapa cemilan pengganjal perut. "Curiga bagaimana maksudmu?" Dhan sedang fokus memakan cokelat dan mengaduk-aduk es teh yang ada di depannya. "Cobalah lihat, seminggu sudah dia ada di kelas kita. Tapi tak pernah aku lihat dia berinteraksi dengan teman-teman." Shyil memasukan potongan besar roti kemulutnya sembari menatap Dhan. "Ah mungkin dia sedang adaptasi. Sepertinya sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya." Bel berbunyi, semua siswa kembali masuk ke kelas, tanpa terkecuali Dhan dan Shyil. Setibanya dikelas, Dhan tidak menjumpai Grey di bangkunya, padahal guru sudah berada di kelas.

Di tengah pelajaran, Dhan merasa ingin ke kamar kecil.Ia segera meminta izin kepada guru yang mengajar. Dhan pergi ke kamar kecil dengan sedikit berlari. Hingga tanpa ia sadari, seseorang sedang berdiri tepat di depannya saat ia ingin berbelok ke arah kamar kecil. Akhirnya mereka bertabarkan dan buku yang dibawa oleh orang tersebut berhaburan. Ketika Dhan ingin meminta maaf, ia sedikit terkejut, ternyata yang ia tabrak adalah Grey yang sedang membawa setumpuk buku. "Maaf, kamu tidak papa?" Grey hanya diam tidak menjawab sepatah katapun. Grey bergegas merapihkan buku-buku yang ia bawa. "Biar aku bantu" Dhan bergegas membantunya membereskan buku-buku yang berserakan di lantai.

Grey buru-buru bangkit dan meninggalkan Dhan tanpa sepatah katapun. Dhan hanya menggeleng dan bergegas menuju kamar kecil. Ia hampir terjatuh ketika tanpa sadar kakinya menendang suatu benda. Ketika ia mengambilnya ternyata itu adalah buku kecil yang sangat tua dengan sampul coklat yang sudah kusam. Yang lebih mengejutkan lagi, dibagian sampul bawah buku tertulis samar-samar tulisan "ARDHAN GRANTZ JOQUEB Sang Penerus Kunci Mulia". Ia cukup terkejud dengan apa yang ditemukannya, namun rasa terkejud itu seketika meluap ketika ia merasa ada sesuatu yang ingin menerobos keluar. Ia langsung memasukan buku tersebut ke kantongnya dan bergegas masuk ke kamar kecil. Setelah menyelesaikan hajatnya, ia kembali ke kelas. Pelajaran berjalan seperti biasa, namun yang sedikit membuat Dhan curiga adalah teman sebangkunya, Grey yang sedikit gusar dan seperti mencari sesuatu yang hilang. Dhan berpikir apakah yang ia cari buku yang Dhan temukan tadi? Lamunannya ter-Distrace oleh suara guru yang menyebut namanya untuk maju kedepan. Dhan berdiri dan maju kedepan untuk mengerjakan tugas tersebut, namun pikirannya masih terngiang-ngiang oleh buku yang ia temukan tadi.

xx

Sepulang sekolah, Dhan diam-diam kembali ke kamar kecil. Ia ingin menyelidiki siapa pemilik dari buku aneh yang ia temukan tadi. Suasana sekolah sudah mulai sepi, para siswa sudah banyak yang pulang. Dhan sedikit mengendap-endap ketika hampir sampai di lorong kamar kecil. Setibanya persimpanga, Dhan menjulurkan kepalanya ke arah dalam kamar kecil. Suasana hening, seperti tidak ada siapapun disana. Namun tiba-tiba terdengar langkah dari arah dalam kamar kecil, tepatnya di salah satu bilik yang ada disana. Tak berapa lama terdapat seseorang yang keluar dari bilik tersebut seraya berbicara dengan seseorang.

"Kamu ceroboh sekali Rey!" Seorang perempuan sedang membuka satu persatu bilik kamar kecil. Dibelakangnya, seorang lelaki berpakaian seragam sama dengan Dhan mengikutinya. "Maafkan aku Iren. Aku sungguh ceroboh kali ini." Mereka seperti sedang mencari sesuatu yang hilang. Dhan yang sedari tadi merasa ada yang tidak beres memberanikan diri untuk menanyakan hal ini kepada mereka.

"Hey, apakah ini yang kalian cari." Dengan nada sedikit marh ia menunjukan buku yang ia temukan tadi. Mereka berdua saling pandang satu sama lain. "Bisakah kau berikan itu kepadaku?" Grey mencoba untuk bernego dengan Dhan. "Tidak! Aku harus tahu terlebih dahulu. Kenapa ada namaku di sampul buku ini". Wanita yang sedari tadi diam dibelakang Grey akhirnya maju dan menyuruh Grey untuk diam. "Sebelumnya perkenalkan saya Iren. Saya memang sudah berencana untuk menemui anda nantinya. Namun sepertinya si Rey yang ceroboh ini merusak semuanya. Jika anda ingin tahu tentang buku ini, temui saya di Cafe Roselvet hari rabu jam 15.00. Langsung saja berikan kertas ini kepada penjaga cafe. Sampai waktu itu, tolong anda jaga buku yang ada di tanganmu. Jangan sampai hilang. Nanti anda akan temukan jawava disana." Mereka berpamitan dan langsung pergi meninggalkan Dhan disana. Dhan yang merasa belum menemukan jawaban yang tepat merasa sedikit kesal. Masih banyak tanda tanya di kepalanya mengenai buku miserius ini.

xx

LliythTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang