1. Lelaki Aneh

5 0 0
                                    

Kabut tipis menyelimuti kota. Walaupun musim panas telah tiba, nampaknya sang hujan tak ingin cepat-cepat berkemas dan pergi mencari kesunyian. Hiruk pikuk kehidupan mulai terlihat, mereka berkelana kesegala penjuru untuk melakukan apa yang menjadi kewajiban mereka. Seorang anak laki-laki dengan tas ransel menempel dipundaknya dan seragam putih abu-abu sedang mengayuh sepedah menembus hangatnya cuaca pagi itu. Dengan riang ia bersenandung tipis-tipis menyanyikan lagu yang sedang populer kala itu.

Ia menerobos gang-gang kecil, melewati jembatan yang air sungainya mulai surut. Ia berhenti tepat di bangunan tua yang bertempat di pinggir jalan raya. Bangunan putih dengan gaya yang sedkit jadul, memiliki bangunan berjajar tiga tingkat. Terdapat muda-mudi yang berpakaian layaknya anak tersebut. Sebuah plang di depan pintu masuk mulai terlihat kusam. Beberapa karat mulai bermunculan di pojok-pojok papan yang terbuat dari besi tersebut.

Anak laki-laki tersebut memarkirkan sepedahnya di dekat mushola. Dengan sedikit tergesa-gesa, ia berlarian menuju sebuah ruangan yang berada di lantai dua. Setibanya disana, seorang wanita menyambutnya dengan suara riang gembira "Dann! Akhirnya kamu datang juga". Dengan tersenyum, lelaki yang kerap disapa Dan oleh teman-temannya berjalan menuju sebuah bangku yang ada di pojokan dan meletakkan tas disana. Wanita yang tadi menyambutnya duduk tepat di depannya. "Apa kabarmu Shyil? Bagamimana dengan liburanmu?"

"Seperti yang kau lihat sekarang, aku tambah cantik dan sehat-sehat saja. Hmm liburan ya? Mediocre, ga ada yang spesial. Mereka membelikan aku tiket liburan ke korea. Tapi mereka sendiri sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Sangat menyebalkan. Bagaimana denganmu Dhan?" Wanita tersebut bernama Shyilfia, ia merupakan putri kolong merat yang memiliki harta cukup banyak. Dengan harta yang dimilikinya, bepergian keluar negeri bukan hal yang asing lagi baginya.

"Yah seperti biasa, hanya tinggal dirumah mengurusi beberapa hewan peliharaan sambil belajar bertani di lahan yang ada di belakang rumah." Mereka berbincang melepas rindu satu sama lain. Dan memliki nama lengkap Ardhana Grantz, namun ia kerap dipanggil dengan sebutan Dhan. Mereka berdua telah bersahabat sejak mereka duduk pertama kali dibangku sekolah dasar, entah apa yang menjadikan mereka teman yang sangat akrab. Tapi diantara mereka hanya ada ketulusan. Pembicaraan mereka terhenti tak kala seorang pria paruh baya masuk ke kelas mereka. Terlihat dibelakangnya ada seorang anak lelaki dengan wajah yang sedikit berbeda dibanding anak lainnya. Ia memiliki wajah putih bersih, mata sipit dan yang paling mencolok adalah rambutnya yang berwarna kuning keemasan. Semua mata tertuju pada sosok yang cukup membuat mereka takjub, heran dan sedikit tanya. Siapakah mahluk ini?

"Anak-anak, kalian kedatangan teman baru hari ini. Silahkan perkenalkan dirimu." Pria paruh baya mempersilahkan anak laki-laki tersebut untuk memperkenalkan dirinya. Didepan seluruh siswa di sekolah tersebut, ia memperkenalkan diri dengan logat yang cukup memberikan pemahaman kepada para siswa, kenapa ia bisa memiliki rambut pirang tersebut. Namanya Grey Hogranz, sebelumnya ia tinggal di luar negeri. Wajar jika ia memiliki wajah dan bahasa yang cukup asing. Ia pindah karena orang tuanya dipindah tugaskan ke kota tersebut. "Grey, silahkan kamu duduk disamping Ardhan." Grey mengangguk dan langsung duduk ditempat yang telah ditunjuk oleh pria tersebut. Dhan dengan senyum mempersilahkan teman barunya duduk disampingya. "Perkenalkan aku Dhan, senang bertemu denganmu." Grey yang memang lebih banyak diam hanya tersenyum dan mengangguk. Shyil yang melihat hal itu hanya diam, ia merasa teman kelasnya yang satu ini sedikit tidak ramah dengan lingkungannya. Lantas mereka memulai pelajaran dan memperhatikan dengan seksama.

xx

LliythTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang