Dua

18 23 18
                                    

《《Awal》》

Pukul 17.00 WIB

Warna langit sudah berubah, bulan pun siap menggantikan tugas matahari, untuk menerangi malam.

Dirumah yang sangat minimalis dengan  warna perpaduan antara abu-abu dan biru malam, terlihat pria paruh baya dan anak gadisnya baru saja memasuki rumah itu.

Keduanya langsung saja bergegas masuk ke dalam kamarnya.Loly meletakkan kopernya di dekat kasurnya, kemudian ia menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang akan menemaninya entah sampai kapan.

Gadis itu memejamkan matanya, memikirkan langkah awal yang akan dia ambil untuk mencari keluarganya.

Entah sampai mana pikirannya berkelana, dan perlahan ia mulai menjelajahi alam mimpinya.

Saat terbangun, ia terkejut kala melihat ponselnya yang menunjukkan angka enam lewat beberapa menit. Yang artinya ia hampir saja melewatkan sholat magribh.

Selepas dengan kegiatannya, gadis itu beranjak keluar kamar dan mendapati sang ayah  yang sedang asyik dengan laptopnya diruang keluarga.

"Ayah, lagi ngapain?" Tanyanya setelah sampai di dekat sang ayah.

Mendengar suara Loly, fajar lantas mengalihkan pandangannya ke arah gadis itu, kemudian tersenyum.
"Ini cuma cek dokumen,buat meeting besok"

Gadis itu mengangguk kan kepala nya tanda ia mengerti.
"Yah kita makan malamnya jadikan diluar?"

"Iya, tapi habis sholat isya aja yah. Biar nggak singgah aja nanti" jawab fajar yang masih astik dengan laptopnya.

"Yaudah deh, kalau gitu loly ke kamar yah, mau lanjut beres-beres" pamit loly kemudian berlalu dari hadapan ayahnya.

Waktu terus berjalan, loly dan ayahnya sudah berada di salah satu warung makan yang ada di jakarta. Menikmati makanan dan suasana malam di jakarta.

Kedua orang itu sudah selesai dengan makan malamnya, dan kini keduanya sudah berada dijalan menuju rumah mereka.

"Loly, kamu mau masuk sekolah kapan?, besok atau lusa aja, biar ayah ngomong sama pihak sekolah nya langsung"

loly yang awalnya memandang ke arah jendela kini menatap ayahnya.
"Loly sih mau nya besok, biar nggak bosan aja dirumah, kan ayah besok udah berangkat ke kantor kan?"

Fajar mengangguk sebagai balasan dari ucapan putrinya.
"Yaudah, besok berangkatnya sama ayah, kan kamu belum tau sekolah kamu dimana"

Kini giliran gadis berhijab itu yang mengangguk. Mata bulatnya kini tampak menyipit, dan itu membuat sang ayah heran dengannya.
"Kamu liatin apa sih, kok lihat nya gitu banget"

"Pak, tolong berhenti di depan ya"
Bukannya menjawab ayahnya, gadis itu malah meminta supir taksi untuk berhenti.

Kening fajar lantas mengerut, mendengar permintaan putrinya.
"Emang ada apa sayang?"

"Itu ayah, ada yang lagi di kroyok, kita bantuin ya ayah" loly menunjuk segerombolan para pria berbadan kekar sedang menghajar habis anak remaja seusianya, yang tak jauh dari tempat taksi mereka berhenti.

Tanpa menunggu lama lagi, lantas keduanya turun dari taksi untuk menghampiri  segerombolan itu.
Berbeda dengan ayahnya yng langsung menghampiri mereka, loly berhenti di tempat yang jaraknya lumayan dekat dengan mereka.

Gadis itu mengambil benda pipih dalam sling bag miliknya. Jarinya mulai menari diatas benda itu.

Tak lama terdengar suara sirine polisi, yang membuat para pengeroyok kabur meninggalkan tkp.

Berlian BernyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang