Empat

16 21 7
                                    

¤
¤
¤

《《Mimpi》》

Satu persatu bintang mulai berdatangan saat malam semakin larut. Di dalam kamarnya seorang gadis sedang duduk di atas kasurnya. Entah kenapa ucapan lelaki yang mengantarnya di sore hari, bagai radio yang terus saja berputar.

Ada rasa senang kala mendengar suara itu, tapi sayang, ia tak sempat melihat wajahnya, walau tadi ia melihatnya. Tapi ada rasa yang membuatnya ingin melihat wajah itu lebih lama.

Saat pikirannya sedang melayang, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya yang bersahutan dengan suara bariton ayahnya.

Tak lama suara decitan pintu mulai terdengar, dan menampilkan sang ayah yang masih memegang knop pintu. Pria itu berjalan ke arahnya dan duduk di hadapannya.

"Kok, belum tidur?" Tanya pria itu.

"Ini mau tidur, tapi ayah datang ya udah tunda dulu tidurnya" balas gadis itu dengan melengkungkan bibirnya ke atas.

"Ayah kesini cuma mau bilang, kalau besok pagi ayah sudah berangkat lagi ke makassar. Tapi kamu nggak usah antar ayah"

"Cepat banget pulangnya. Hm ayah... loly boleh cari pekerjaan part time disini?" Walau ragu gadis itu tetap mengutarakan isi hatinya.

"Selama itu tidak menambah beban kamu, apapun akan ayah izinin" ucap fajar sambil tersenyum hangat.

Gadis itu lantas saja tersenyum, kala ayahnya selalu mendukung apapun yang ia inginkan selama itu masih di jalan yang benar.

Diwaktu yang sama tetapi berbeda tempat. Seorang lelaki sedang bergelut dengan pikirannya. Dimana ia, bertemu dengan gadis berhijab di sekolah dan bahkan sampai mengantarkannya pulang.

Jujur, ini pertama kali lelaki itu, memikirkan seorang perempuan, dan entah mengapa sikap hangatnya pada gadis itu keluar dengan sendirinya.

Perlahan lelaki itu mencoba memasuki alam mimpinya dengan memejamkan matanya.

"Kamu ngapain berdiri disana?" Suara milik anak laki-laki yang masih berusia sekitar enam tahun, terdengar di telinganya orang yang berada di sekitar taman ia berada.

"Aku mau ngambil bola itu, tapi dari tadi mobilnya nggak ada yang berhenti" ujar gadis kecil seusianya yang berdiri di ujung pembatas jalan sambil menunjuk ke arah bola yang ada di seberang jalan sana.

"Yaudah, aku tungguin yah, kamu hati-hati"

Gadis kecil itu mengangguk, dan kemudian menoleh kan kepala nya ke kanan dan ke kiri untuk melihat tak ada kendaraan yang lewat. Setelah dirasa tak ada kendaraan yang lewat, gadis kecil itu mulai melangkahkan kakinya untuk mengambil bola yang berada di ujung jalan sana.

Saat gadis itu mulai membalikkan badannya dengan bola yang berada di tangannya, terdengar suara anak laki-laki yang berteriak ke arahnya.

"SASA AWASSS, ADA MOBIL" teriak anak itu sambil berlari terus ke arah gadis kecil itu.

Sementara di jalan sana, gadis kecil itu terdiam, memandang bingung ke arah anak lelaki yang berlari sekuat tenaga ke arahnya sambil berteriak dan sebuah mobil putih yang melaju ke arahnya dengan kecepatan yang terus saja bertambah.

Berlian BernyawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang