Daichi

5 0 0
                                    

Hey there, First Love.

Yep, aku bilang first love, dan nggak, aku nggak malu, aku bahkan pernah mengatakannya secara terang-terangan di grup angkatan kita, jadi ngga usah terlalu besar kepala.

Baiklah, aku tau ini cerita yang udah lama BANGET, I mean, kapan, sih kamu pindah ke sini? 16 tahun yang lalu? Damn bahkan sepupuku yang lahir tahun itu udah mau masuk SMA.

Okay, forget all this crap, let's talk feelings.

Kamu tau? Ya mungkin engga, tapi aku bakal bilang.

Aku. Jatuh. Cinta. Pandangan. Pertama. Sama. Kamu.

Lihat? Aku mengeja tujuh kata itu biar kamu nggak mengira kamu salah baca, I LOVED YOU, dan mungkin sampai setengah jalan kuliah aku masih punya... you know, what people called lingering feeling.

Pertama kali ketemu kamu, hari pertama kelas 4 SD (wow) aku langsung tertarik sama kamu atau emang langsung suka? Entah ya, bocah jaman itu mana paham, kan? 

Kamu, paling beda di antara tiga orang anak pindahan yang datang hari itu, dan aku masih ingat hari itu aku refleks nyeletuk saat wali kelas kita muji kulit putih kamu.

"Nggak, ah gosong gitu, kok."

Tapi serius, kamu bocah paling ganteng yang pernah kulihat dalam 8 tahun lebih umurku saat itu.

Aku nggak ingat banyak, tapi aku ingat kalau kita cukup sering berantem, adu mulut entah karena apa apalagi bangkumu pernah pas di belakang bangkuku.

Bahkan mungkin beberapa temanku mulai suka sama kamu dan tanpa sadar juga mungkin aku mulai cemburu, entah, ya yang jelas aku ingat ada yang cukup dekat sama kamu dan aku mulai semacam nge-bully dia kalau bahasa jaman sekarang.

Kita nggak sempat bareng lama karena lagi-lagi papamu harus pindah kerja pas kita naik kelas enam dan kita benar-benar hilang kontak saat itu juga.

Kemudian muncul teknologi bernama facebook, hahaha...

Entah dari mana aku nemu profil facebookmu waktu kelas 9 dan ku add saat itu juga, biarpun sekarang kita udah nggak temenan lagi, you know, me and my temper.

Dari situ kita kembali saling kontak, bahkan kita saling tukar nomor HP, wow.

Saling mengirim SMS dan menelepon, seperti orang pacaran padahal saat itu yang ada perasaan cuma aku.

Tidak, jangan besar kepala, ya. dalam kurun waktu 3 tahun kamu hilang dari hidupku aku suka, kok sama orang lain, tapi itu bukan urusanmu.

Hal itu terus berlanjut sampai hampir naik ke kelas 11, hampir 2 tahun saling kontak tanpa hubungan lebih dari teman dan tanpa pernah ketemu sama sekali, kalau dipikir kurang drama apa, sih kita waktu itu? Berhenti saling kontak saja juga gara-gara HP-ku rusak dan aku malas memulai semuanya dari 0 denganmu.

Tapi beberapa kali kita kembali kontak sedikit-sedikit, mungkin itu alasan aku nggak bisa benar-benar ngelepas kamu, I mean, damn, kita masih kontak sampai 6 tahun yang lalu dan saat itu kita udah kuliah, nggak tau itu bagus atau nggak, but I guess we're still in a good term even if we coincidentally meet someday.

Tapi jujur kadang aku kangen ngobrol apa aja sama kamu. Jokes-jokes anehmu, obrolan ngacomu (apa sekarang kamu masih berambisi mau salaman sama mbak pembawa berita yang sekarang jadi kepala partai itu?), dan cerita-ceritamu soal para gebetanmu (damn, kita bahkan ngomongin hal ginian) There's no doubt, kamu tuh sahabat cowok pertamaku, seenggaknya selama aku di sini soalnya dulu aku punya dua di SD lamaku.

Kalau suatu saat kita ketemu lagi dan kamu pura-pura nggak kenal, saat itu juga aku bakal cubit kamu sekeras-kerasnya, siap-siap, ya.




Best regards, Ruu

Love WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang