Halo.
Ehehe... masih ingat aku?
Biarpun udah hampir 10 tahun nggak ketemu kita bareng sampe 4 tahun, lho! Masa nggak berbekas, sih?
Awalnya kita saling kenal karena ada anak kelasmu yang pindah ke kelasku, apalagi kelas 6 nggak dibagi pagi sama siang jadi kita bisa sering ketemu.
Salah, yang pindah hari itu pacarmu, makanya secara alami kelasku dan kelasmu bisa berbaur dengan alami.
Dan kamu tau?
Biarpun tau kamu punya pacar entah sejak kapan aku mulai suka sama kamu dan ngira kamu cinta pertamaku, padahal bukan.
Aku jadi lebih nungguin jam istirahat dan pulang, berharap pas datang setiap pagi kamu lagi sama teman-temanmu di pinggir lapangan, sumpah dulu hanya sebatas itu, karena aku masih tau diri.
Kemudian datang musim memilih SMP.
Awalnya aku berpikir buat masuk di SMP negeri tempat kakak keduaku dulu, ikut tes dan macam-macam dan ikut tes SMP swasta cuma buat cadangan.Dan saat aku ketemu kamu di ruang tes saat itu, detik itu juga aku merubah pikiranku.
Aku melupakan segala perjuanganku untuk masuk SMP negeri supaya bisa tetap sama kamu biarpun saat itu kita belum tau kalau kita bakal lulus di SMP itu atau tidak.
Untungnya kita berdua lulus, kamu bahkan nggak tau sekaget apa aku saat tau kalau kita sekelas.
Saat itu juga aku mengutuk diriku sendiri.
Karena aku ingat aku yang minta supaya kita nggak usah terlalu dekat dan akhirnya aku harus menjilat ludahku sendiri.
Akkun, kamu tau?
Nggak gampang untuk menahan diri saat kita sekelas dan cewek-cewek kelas kita terus berusaha dekat sama kamu dan kamu meladeni mereka semua, berat, apalagi rasanya kamu seperti sengaja memamerkan semua itu di depanku.
Untungnya aku hanya harus menahan semua itu sampai kelas 9, karena akhirnya aku menemukan orang lain.
Tapi aku ingat biarpun samar kalau aku pernah mengejarmu di tengah hujan.
Aku ingat memberikanmu cokelat valentine.
Aku ingat saat aku meminjamkan pulpenku dan kamu mengembalikannya dengan suaramu yang mulai berubah saat itu.
Dan aku juga ingat waktu kamu memelukku dari belakang biarpun aku yakin kamu nggak ingat.
Saat itu jam istirahat kelas 9 dan aku sedang menunggu temanku dari kelas lain sambil bersandar di tembok.
Dan semuanya terjadi terlalu cepat sampai aku tidak tau apa yang terjadi.
Kamu yang sedang berkejaran dengan temanmu memeluk tembok itu, di depan banyak orang, aku tidak tau apa yang kamu pikirkan, juga pikiran orang-orang yang melihat kejadian itu tapi rasaanya waktuku terhenti saat itu.
Saat guru yang mengajar kelas teman yang kutunggu keluar, saat itu juga salah satu sahabatku langsung menarik teman kelas lain itu untuk melihat kejarian itu, yang tentu saja sudah berakhir.
Akkun.
Aku tau kamu nggak begitu suka sama aku, aku dan kelabilanku tepatnya
Tapi sampai kita masuk SMA aku kadang masih mikirin kamu, lho.
Aku juga senang banget waktu kamu datang ke sekolahku buat ketemu teman-temanmu waktu itu, biarpun aku tetap memilih untuk diam dan cuma bisa melihatmu dari jauh.
9 tahun berlalu sejak itu, kita udah nggak pernah ketemu sama sekali, sekarang kamu pasti sudah bahagia dengan keluarga kecilmu.
Dan mungkin sebaiknya seperti itu.
Kita nggak perlu ketemu lagi, toh tidak ada apa-apa lagi yang bisa diomongin.
Aku hanya berharap kamu bahagia, udah itu aja.
Selamat tinggal, terima kasih untuk 4 tahun waktumu.
Best regards, Ruu
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Words
Short Story16 years worth of love letters addressed to all the boys I've had crush on. *Inspired after watching the movie To All The Boys I've Loved Before, here goes nothing