Gelisah

43 32 15
                                    

"Badan gue nggak enak banget sih, pegel ckk. Tugas kuliah belum kelar, mana udah malem lagi." Keluh Raya sembari memijat tungkak lehernya.

"Drrt drrrtt," getar hp Raya.
"Hai," terlihat notifikasi chat dari nomor tak dikenal.

Siapa nih tengah malam gini nge chat gue, hmm bales aja deh. Ucap Raya dalam hati.
Terlihat jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Isi chat:
"Iya, maaf ini siapa?" balas Raya.
"Ini Raya bukan?"
Kok dia tau nama gue. Ucap Raya dalam hati.
"Iya bener, lu siapa?"
"Kenalin gue, Joe."
"Joe? tau nama gue dari siapa?"
"Nggak dari siapa-siapa, kita pernah ketemu Ray daan, pas itu ada cewek yang manggil nama lu, jadi gue tau nama lu dari situ."
"Ketemu dimana? kapan?"
"1 bulan yang lalu di aula kampus lu, tepatnya tanggal 01 April Ray."
"Oh gitu."

Satu minggu telah berlalu. Waktu ituu harusnya gue tanya lebih detail, salah satunya tentang dia dapet nomor gue dari mana? dan entah gimanaa, sejak itu gue jadi lebih deket dengan Joe, si misterius yang belum pernah gue temuin tapi bikin gue baper dan nyaman.

"Raya, kok ngelamun si?" tanya Dita
"Eh, nggak papa Dit." Ucap Raya sedikit lemas
"Elu sakit Ray?" tanya Dita.
"Nggak kok Dit, cumaa udah 1 minggu ini gue berasa capee banget terus lemes gitu." Keluh Raya.
"Udah berobat? atau minum obat apotek Ray?" tanya Dita.
"Belum berobat Dit, tapi gue udah minum obat apotek." Ucap Raya.
"Kalo masih nggak enak, mending berobat aja Ray. Mau gue anterin?" tanya Dita.
"Nanti deh Dit, nunggu obat nya abis dulu. Kalo masih belum baikan juga, gue hubungin elu ya." Ucap Raya.
"Okee Ray. Betewe udah jam 08 malem nih, balik yuk." Ajak Dita.
"Yuk, gue juga pengen buru-buru nyampe kosan nih, udah pengen istirahat." Ucap Raya sembari memasukkan laptop ke tasnya.

Sambil berjalan melewati aula kampus, Dita terkadang melirik kearah Raya. Seakan yang disampingnya bukan seperti Raya yang dia kenal. Dita juga merasakan hawa dingin, tapi cuaca tak ada angin kencang maupun hujan. Saat itu cahaya bulan benar-benar terang.

"Ray, gue anterin lu yak sampe kosan." Ucap Dita sembari menyalakan sepeda motornya.
"Nggak usah Dit, gue naik ojol aja." Ucap Raya.
"Udah malem Ray, mana tega gue sama lu jam segini naik ojol. Ditambah lagi kondisi lu yang lagi kurang sehat gitu, udah jangan nolak tawaran gue." Ucap Dita sedikit memaksa.
"Hmm yaudah iya, mulai deh bawelnya. hehe," ledek Raya.
"Gue tuh khawatir ama elu watiiik, nih pake jaket gue yang tebel. Sweater lu yang tipis itu gue yang pake," ucap Dita.
"Loh ngapain tukeran segala sih Dit? kan sama aja." Ucap Raya memberikan sweater miliknya.
"Emang lu nggak berasa apa, ini malem tuh tumben dingin banget Ray." Ucap Dita.
"Dingin? nggak kok Dit." Ucap Raya.
"Hah? Lu nggak berasa Ray? gue aja ampe merinding, nih liat bulu tangan gue pada berdiri." Ucap dita menunjukkan tangannya.
"Hahaha mungkin elu yang lagi kurang sehat deh Dit." Ucap Raya terkekeh.
"Hmm mungkin kali, ketularan elu. Yuk buruan naik," Ucap Dita.
"Okee Dit," ucap Raya.

"Ray, udah sampe nih." Ucap Dita
"Alhamdulillah nyampe juga," Ucap Raya.
"Ongkosnya mana?" tanya Dita.
"Pake ongkos nih Dit?" tanya Raya.
"Ah elah bercanda Ray, sana masuk terus istiraha." Ucap Dita.
"Hehe iya Dit, thanks ya udah nganterin gue balik." Ucap Raya.
"Iya sama-sama, gue balik dulu ya." Ucap Dita.
"Iya Dit hati-hati yaa," ucap Raya.
Dita hanya tersenyum dan meninggalkan Raya.

Hmm aneh, kok gue ngerasa aneh banget ya sama Raya. Astaga, jaket gue masih sama dia. Ah yaudahlah besok aja. Ucap Dita dalam hati sembari mengendarai motornya.

"Buuuugh," Raya melemparkan badannya ditempat tidur.
"Ckk kayaknya hari ini gue nggak banyak aktifitas, tapi kenapa gue ngerasa lemes, terus capek banget ya. Hmm minum obat dulu deh, biar bisa tidur nyenyak." Ucap Raya bangun dari tempat tidurnya.

"Pyuuuurrr," suara air mengalir dari teko ke gelas.
Hmm bosen banget kalo tiap malem mesti minum obat ginian mulu. Ucap Raya dalam hati sembari meminum obatnya.

"Raya, Raya, haii Raya disini." Terdengar suara pria memanggilnya dari kejauhan.
"Emmhh siapa kamu?" tanya Raya sambil mengusap-usap kedua matanya.
"Disini Raya, disini, disiniii." Suara tersebut terus menerus memanggilnya.
"Uuuwwhh, siapa siiii? gue mau tidur capek ah!" teriak Raya dan terbangun.
Ternyata Raya bermimpi, mimpi yang terus terulang selama 3 hari ini.

"Hmm, gue mimpiin dia lagi." ucap Raya lirih.

"Kreeett kreeett kreeett," terdengar suara dari balik tirai jendela kamarnya.
"Hah, siapa?" tanya Raya kaget.
Raya pun menengok kearah tersebut, perlahan-lahan meski takut, Raya mencoba mendekati tirai jendelanya.

"Sraaakkkkk!" Raya membuka tirai dengan cepat dan menutup kedua matanya.
Dia membuka sedikit matanya, dan mulai merasa lega.
"Aaaah ternyata kebuka jendelanya, hmm ngagetin aja. Hmmmmhh," ucap Raya menghela nafas panjang.

Raya pun menutup jendela kamarnya, dan membaringkan tubuh melanjutkan tidurnya.
"Hmmhh," helaan demi helaan terdengar dari Raya. Setiap dia ingin memejamkan matanya, dia teringat sosok yang muncul dan memanggil namanya.
Raya merasa tak tenang dan gelisah, sebentar dia memiringkan tubuhnya kearah kanan, sebentar kearah kiri, sebentar tengkurap dan sebentar terlentang. Semua itu terus menerus dia lakukan, Raya bingung dan tak tau harus bagaimana.

"Drrtt drrttt" getar hp Raya.
Terlihat notifikasi chat dari Dita.

Isi Chat:
"Ray, udah tidur belum?" tanya Dita.
"Belum Dit, tumben lu malem-malem gini nge chat gue." balas Raya.
"Iya gue tadi udah tidur Ray, terus mimpiin elu. Daaann kebangun deh, makanya gue nge chat lu." Ucap Dita.
"Mimpi apa emang lu? ampe langsung nge chat gue." Tanya Raya.
"Nggak deh besok aja bahasnya, lu baik-baik aja kan Ray?" tanya Dita.
"Iya gue baik-baik aja kok Dit, mimpiin apa sih Dit? jangan bikin gue nggak bisa tidur yaa, karena kepo sama mimpi lu itu." Ucap Raya.
"Syukurlah kalo lu baik-baik aja. Jadi di mimpi gue, gue tuh abis nganter lu balik ke kos kayak tadi biasa. Terus, gue emmmm ngeliat cowok, ah besok deh Ray udah tengah malem nih gue rada takut." Ucap Dita.
"Ya ampuun, baru juga mulai udah diakhirin aja. Jangan bikin gue penasaran dong Dit," ucap Raya.
"Nggak, besok aja. Met tidur Raya, jangan lupa sebelum tidur baca doa." ucap Dita mengakhiri percakapan chat tersebut.

"Hmm, nggak tenang gue. Dita mimpiin apa ya? ampe ketakutan gitu." Ucap Raya memeluk gulingnya.

"Bentar, dia bilang ngeliat cowok? cowok siapa? aakhhh Ditaaa, gue jadi tambah nggak karuan nih kepikiran, mana nggak bisa tidur dari tadi lagi. Uuukhh pegel banget bahu gue, gue balsemin aja deh." Ucap Raya dalam hati.

Gelisah, kegelisahaan menyelimuti Raya malam itu.


Hai teman-teman, Terima kasih yang udah mau mampir dan membaca karyaku. Jangan lupa untuk like dan komennya, syukur-syukur kalo dijadiin favorit, hehe. Minta dukungannya ya buat karyaku ini, karena aku masih amatir.

Salam,
Yuphie77

My Forbidden love! [VAMPIRE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang