Chap 1 KASMARAN

20 1 0
                                    

Puuuk..

Gadis itu merasakan seseorang menepuk pundaknya dari belakang, sehingga membuatnya terkejut.

"Astaga dragon" - Asma

"Hai, kamu anak kelas 10 ya? Maaf ya kelas kamu di sebelah sana. Ohiya, aku kakak seniormu" orang itu membuka bicara

"Ah, maaf ya kak aku kurang sopan. Terimakasih telah menunjukkan kelasku" sahut Asma malu malu

"Gausah makasih, ini sudah kewajiban ku. Namaku Indah Rahara, panggil aja Indah" mengulurkan tangan kanannya

"E e em, aku Sasmaya Diatmika, bisa panggil aku Asma" balasnya dengan nada gugup sambil menjabat tangan kakak seniornya itu

Indah menurunkan pandangannya, dari wajah turun ke lutut Asma "hm, kamu gapapa? Lututmu berdarah tuh" tanyanya yang masih memperhatikan lutut Asma yang luka.

"gapapa kak, aku ke kelas dulu ya" pergi meninggalkan Indah dengan kakinya yang pincang

Sementara Indah masih cengo memperhatikan Asma yang pergi meninggalkannya

Jalan pincang gitu katanya gak papa, sok tegar -batin Indah

Asma berjalan menuju kelas, menaiki satu per satu anak tangga. Berbeda dengan siswa lain yang berlarian, Asma berjalan sangat pelan hingga ia tiba di kelasnya. Dia melihat kursi di kelasnya, sudah terisi. Dia mengedarkan bola matanya, melihat di sekeliling. Dan mendapatkan satu kursi kosong di sebelah cowok berkacamata yang tengah larut dalam buku.

Asma berjalan menuju kursi itu
"hai" Asma membuka suara
...
Sial, cowok itu gak bales sepatah katapun dan masih larut dalam bukunya.

"boleh duduk disini gak?" kembali membuka suara

"duduk aja"

Asma cengo karena jawaban datar cowok itu

"mau duduk atau berdiri disitu?!" cowok itu buka suara

"e eh iya" sahut Asma kaget dengan mata terbelalak

Asma meletakkan tas ungunya dan segera duduk di samping cowok itu, yang gak lain Andra. Cowok ganteng, pendiem, tapi kutu buku.

07.15

Tak...tak...tak...
Suara hentakan sepatu

Bu Marni wali kelas Asma datang, kelas 10 MIPA 1 tepatnya...

"Pagi anak anak"

"PAGEEEEEEEE!" sahut anak sekelas

"baik, hari ini Ibu akan tunjuk ketua kelas, wakil ketua kelas, skretaris sama bendahara. Yang ibu tunjuk gak boleh nolak" jelas bu Marni

"kamu jadi skretaris" menunjuk ke bangku paling depan di pojok kanan
Spontan semua menoleh ke arah itu.
"baik bu" ucap siswa itu bangga

Dia Tirta, temen sekelas Asma.

"nah, yang disana jadi bendahara" Nunjuk cewek yang lagi asyik ngobrol sama temen sebangkunya.

"saya bu?" cengo.
"iya!"
Itu Luna, keliatannya sih cewek hits.

"nah, itu yang pake kacamata dibelakang jadi ketua kelas, sebelahnya jadi wakil" nunjuk ke Andra sama Asma

"Iya bu!" sahut Andra dan Asma kompak

...


14.30

Anak anak sekelas riuh denger bell pulang. Semua udah keluar kecuali Asma sama Andra. Asma duduk dengan tatapan kosong, diam bak patung.

"lo gak pulang?"

"..."

"Hei, Lo gapulang!" menggebrak meja

Lamunan Asma terpecah "e eh iya pulang kok" sahutnya pada cowok berkacamata yang baru menggebrak mejanya.
"buruan keluar, gue mau nutup pintu" ucapnya di ambang pintu. Asma buru buru ngambil tasnya terus jalan keluar kelas ninggalin Andra yang lagi ngunci pintu.

...

Braaak...

Asma gasengaja nabrak cowok yang lagi jalan di depannya

"lo lagi lo lagi" ucapnya sembari mengulurkan tangan.
Asma gak jawab, dia cuma nerima uluran tangan cowok itu.
"kaki lo masih sakit?" tanyanya peduli
"gue, anter pulang ya?" tawarnya, namun tak di gubris oleh Asma. Asma malah jalan mendahului cowok itu.
"woi, namalu Asma kan?! gue anter pulang. Gaada penolakan." menggenggam tangan kiri Asma dan menyeretnya sampai ke motor.

...

Jantungku, kuat ya. Jangan baper dulu, dia cuma gak enak kok makannya nganter pulang. Batin Asma

Selama di jalan mereka berdua cuma diem. Tak disangka hujan turun lebat. Semakin melengkapi kesunyian antara dua insan yang sedang berboncengan.
"rumah lo dimana? Apa mau gue bawa kerumah gue?" Tama memecah kesunyian.
"eh di jalan xxxx no.6" Jawab Asma sontak
"pegangan!" Tama mulai menambah kecepatan motornya. Tanpa banyak tanya Asma langsung menuruti perintah Tama.
Duh, kok deg degan sih boncengin dia, dipeluk pula. Perasaan kalo boncengin bi Asih ke pasar biasa aja, ini kok beda. Batin Tama sambil ngeliatin Asma dari kaca spion motornya.

...


Setibanya dirumah Asma. Asma langsung turun dari motor dan melepaskan helm milik Tama. "makasih ya, udah anterin Asma pulang. Mau mampir dulu? Baju lo basah tuh" mengembalikan helm Tama dengan senyuman. Sayangnya gak digubris oleh Tama, dan malah langsung pergi.
Hm dasar cowok aneh Asma mengumpat dalam hatinya

"bunda, aku pulang!" memasuki rumah.
"ciee, dianterin siapa tuh dek. Udah berani pacaran nih. Abang bilangin ayah loh" goda Indra
"cuma temen kok"
"temen apa demen?" Indra tambah semangat godainnya
"apaansih bang, Asma malu tau" Asma lari ke kamar dalam keadaan pipinya yang merah. Sementara Indra cuma tertawa puas karena berhasil godain adiknya.

...

Malamnya Asma senyam senyum sendiri di kamarnya. Sepanjang hari dia cuma mikirin Tama, layaknya orang kasmaran. Asma ngerasa ada perasaan asing yang menguasai hatinya, ntah apa itu.

Dia terbangun ari kasurnya dan berjalan menuju meja yang di depannya ada sebuah kursi. Tangannya menarik laci meja itu dan mengambil diary berwarna ungu yang ia letakkan di bawah tumpukkan buku semalam. Dia terlihat membuka lembaran kosong dari buku itu dan mengambil pulpen lalu mulai menulis.

Apakah itu cinta?
Kenapa hatiku berdetak kencang saat bersamanya?
Kenapa dia sangat baik?
Apa aku akan menyukainya?
Apa dia jawaban dari harapanku?

Aku tidak pernah percaya pada cinta pandangan pertama. Tapi, apakah dia hadir untuk membuatku percaya bahwa cinta pandangan pertama itu ada?

Jika iya, aku berharap rasaku terbalaskan. -Sasmaya Diatmika

Selesai...
Dia menutup buku itu, wajahnya yang semula tersenyum kini terlihat gundah. Perasaannya mulai menggebu gebu.
Ia masih saja tidak paham akan perasaan asing yang mengusai hatinya saat ini.

Di tengah lamunannya tiba tiba terdengar suara bunda yang memanggilnya ke dapur untuk makan. "iya bun, sebentar lagi Asma turun" seru Asma dari kamar pada bundanya.

Asma langsung turun ke dapur buat makan malam. Asma duduk di kursi samping abangnya yang daritadi udah makan. "dek, tadi kata abang kamu pulang di anterin cowok ya?"
"iya bun, hehe" sahut Asma sambil ngunyah makanan
"pacar kamu?"
"bukan bun, tadi dia ga sengaja nabrak Asma trus jatuh dan ini luka" nunjuk lututnya
"oh gitu, kabarin bunda ya kalo udah jadian"
"ih, bunda sama aja deh kaya bang Indra, godain Asma mulu" pipi Asma udah merah duluan. Bunda yang tidak tahan melihat Asma langsung tertawa dan membuat pipi Asma makin merah.

Asma sudah menyelesaikan makannya, dia langsung pamit ke bundanya untuk kembali ke kamar. Sesampainya di kamar, Asma langsung mematikan lampu dan naik ke kasurnya. Dia menatap langit langit kamar cukup lama hingga akhirnya tertidur.

EpiphanyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang