Bagian Dua: Bucin

30 3 2
                                    

Now playing : I like you so much you'll know it - Ysabelle Cuevas

Bagian dua : Bucin.

Happy Reading!

•••

Elvana memasuki rumahnya, ia sangat senang karena memiliki teman seperti Devan. Ia selalu bermimpi ingin mempunyai teman laki-laki seperti novel dan film.

"Hello semuanya! Elvana pulang!" teriak Elvana lalu duduk di sofa bersama kakak laki-lakinya.

"Hello Abang aku!" sapa Elvana lalu tersenyum.

Ardian Anandra Pratama—kakak kandung Elvana. Ardian menatap adiknya dengan heran.

"Kenapa lo?"

"Kenapa apanya?"

"Ya lo senyum-senyum gitu, jadi merinding gue."

Elvana tersenyum manis sambil menatap Ardian dan itu membuat Ardian ngeri karena sikap Elvana yang tidak biasa.

"Di kamar lo udah ada Nesya tuh, nungguin lo dari tadi."

"Mama sama Papa kemana?" tanya Elvana.

"Lagi pergi ke pesta nikahan temen Papa."

Elvana mengangguk lalu tersenyum.

"Gue ke kamar, ya! Jangan kangen Abang!" Elvana menaiki anak tangga dan pergi ke kamarnya dengan senyum terlukis indah di bibirnya.

Ardian melihat Elvana sepertinya adiknya itu sudah kesambet oleh makhluk di sekolah barunya.

Sesampainya di pintu kamar, Elvana membukakan pintu kamarnya dan memasuki kamar.

"Hai Nesya!" sapa Elvana lalu ikut duduk di karpet berbulu bersama sahabatnya bernama Nesya Paula.

"Lama banget sih pulangnya! Gue udah nungguin lo dari tadi tahu!" kesal Nesya.

Elvana tidak menjawab melainkan terus tersenyum.

"Lo kenapa?!"

"Gue abis ketemu laki-laki impian," ucap Elvana dengan senyum.

"Siapa?"

"Devan."

"Nih, dia ngasih gue gelang."  Elvana memperlihatkan gelang yang berada di tangan kirinya.

Nesya yang melihat tidak menjawab apapun.

"Kok lo gak seneng sih!" kesal Elvana.

"Lo langsung naruh harapan sama dia?" tanya Nesya.

Elvana bingung dengan pertanyaan Nesya, ia tidak tahu apa maksud dari Nesya.

Nesya menarik nafasnya dengan gusar, "Lo inget, gak? Dulu lo juga di spesialin sama Arya, tapi nyatanya lo hanya dimanfaatin sama dia."

Elvana mengingat masa itu, saat ia didekati oleh laki-laki bernama Arya—teman SMP–nya dulu. Ya dia sangat perhatian dengan Elvana tapi di balik itu semua, Arya hanya memanfaatkn Elvana untuk mengerjakan semua tugas Arya.

Elvana menggeleng cepat.

"Enggak! Gue yakin Devan beda sama Arya!"

"El, tapi bukan cuma Arya doang, masih banyak lag—"

"Cukup, Sya! Gue inget semua masa itu saat gue cuma dimanfaatin." potong Elvana cepat.

"Apa gue gak boleh bahagia, ya?" tanya Elvana dengan pelan.

DeVanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang