P R O L O G

47 9 3
                                    

Now playing : Eleven – Khalid

Happy Reading!

•••

Pagi hari ini sangat cerah, seorang gadis yang bernama Elvana Faranisa Aznii berlari di koridor sekolahnya. Hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah setelah masa orientasi siswa tiga hari yang lalu, ia telat masuk sekolah dan ia tidak tahu kelasnya berada dimana, kemarin saat hari terakhir MOS, ia sudah melihat kelasnya yang berada di lantai tiga, tetapi saat ini ia berkeliling namun tidak juga menemukan kelasnya. Mungkin karena dia terlalu panik jadi ia tidak bisa fokus untuk mencari kelas. 

“Aduh ... ceroboh banget, sih,” ucap Elvana lalu duduk di anak tangga lantai tiga, ia sudah capek karena sudah berkeliling mencari kelasnya. 

Elvana pun diam saja sambil melihat orang  yang berlalu lalang menaiki atau menuruni tangga. 

“Heh! Gembel, ya?!” kata laki-laki yang ada di hadapan Elvana, ia pun menatap laki-laki yang berada di depan nya dengan tajam. 

“Lo pikir gembel bisa sekolah disini tanpa di cegat sama satpam?! Lo gak liat nih gue make seragam sekolah ini," ucap Elvana dengan kesal karena ada yang mengatainya.

“Yakali aja lo nyamar gitu,” kata laki-laki tersebut lalu ikut duduk di sebelah Elvana. 

“Ngapain disini?” tanya Elvana dengan tak suka. 

“Gue lagi nyari kelas cuma dari tadi gak ada, kayaknya ilang deh,” jawab laki-laki itu. 

“Yakali, kelas ilang dikira sinyal kali yang bisa ilang.”

“Nama lo siapa?”

“Elvana.”

“Panjangnya?”

“Elvana Faranisa Aznii.”

“Nama yang Indah.”

“Nama gue Elvana, bukan Indah!”

Laki-laki itu tertawa kecil dengan ucapan Elvana. Menurut dirinya Elvana lucu mungkin ia bisa menjadikan Elvana sebagai temannya. 

“Nama lo siapa?” tanya Elvana. 

“Devan Adhlino Gavin.”

“Oh ... Ujang.”

Devan menatap Elvana sambil tersenyum.

“Apa senyum-senyum?!” kata Elvana dengan sangar. 

“Kalian berdua ngapain disini?” tanya guru yang ingin menaiki tangga tetapi ada siswanya yang belum masuk kelas. 

Elvana langsung berdiri dan diikuti oleh Devan. “Bapak ngapain disini?” tanya Devan dengan tenang, Elvana yang mendengarnya langsung menginjak kaki Devan karna sudah tidak sopan.

“Adooh!!!” keluh Devan.

“Enggak kok, Pak cuma duduk doang, ini mau ke kelas, ayo Devan kita ke kelas,” ajak Elvana lalu menarik tangan Devan sebelum guru itu mengomeli Devan dan ia juga pasti yang kena. 

“Emang kita sekelas?” tanya Devan yang menurut saja ditarik oleh Elvana. 

“Ya, mana gue tau!”

“Terus kenapa ngajak gue?”

Elvana berhenti dan melepaskan tangan di lengan Devan. “Harusnya lo berterima kasih sama gue karna udah nolongin lo.”

“Nolongin apa?”

“Van! Kita tuh baru masuk sekolah masa lo mau berbuat masalah dan gue gak kenal lo, gue bisa kena omel karena kelakuan lo tadi,” kesal Elvana.

DeVanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang