One Soul
Disclaimer: All the characters belong to Ms. Joanne Kethleen Rowling.
Contain: bxb Yaoi, Cerita diluar nalar dan kehidupan sehari – hari. Tidak sesuai EYD dan suka – suka, Typo
Warning: Read the content, don't complain about the story, read if you like but if you don't just go from the front door. Thank U
And for u my Fans, please Enjoy
"Istirahatlah Harry, aku sudah selesai dengan kamar ku dan kamar mu." Draco melepas jubah hitam kini tersampir di lengan kiri, tangan kanan ia gapai pipi Harry mengelus dan mengecup dahi serta mengucapkan selamat malam. Draco berapparate dan Harry melangkah menuju pintu kamarnya .
"Bukankah kau sendiri bisa memasuki kamarku ?" Harry membuka pintu, membiarkannya terbuka lebar tak lama menutupnya kembali.
"Lama tak berjumpa Hayder." Harry tersenyum, Hayder membuka Invisible Cloak, Hayder seketika menerjang Harry masuk kedalam pelukkannya.
(Ini adalah karangan saya sendiri jadi tidak ada sumber yaa please di terima aja saya mah apa atuh)
Peverell keluarga bangsawan, terkenal akan kemampuan mereka dengan sihir kuno dan keturunan terakhir yang menjadi lawan dari sang Death. Namun jauh, jauh dari kisah yang terkenal itu sebenarnya keluarga Peverell adalah keluarga dark memiliki pertemanan baik dengan Death bukan bukan pertemanan lebih tepatnya kontrak,para Peverell mengetahui cara melakukan kontrak dengan Death dan imbalan yang tidak sedikit tentunya. Ada sebuah legenda Peverell yang dilahirkan dipertemuan hari lama dan baru memecah raga menjadi dua namun tetap satu jiwa ini lah yang dipanggil dengan keturunan langka Peverell. Anak – anak yang terlahir dalam legenda mereka, mereka ditakdirkan dengan kekuatan dan kepintaran yang lebih dari keturunan Peverell yang lain.
Inilah keturunan langka keluarga Peverell yang dikatakan punah. Hayder terlahir disore hari dan Harry terlahir di malam hari (ini maksudnya magrib gitu loh kan titik pertemuan hari kalo orang kejawen tempatku ini udah masuk hari baru, kalo tempat lainkan jam 00.00 gitu lah pokoknya. Kalo kalian kurang paham comment yaa.)
"Kau tak merindukan ku Harry?" Hayder melepas pelukan erat menatap emerald Harry, tatapan memuja akan keindahan dari warna mata saudara kembar tak identic.
"Tentu, terakhir kita bertemu sebelum aku pergi ke Durmstrang. Sudah lupakan ceritakan bagaimana kabarmu selama aku pergi." Harry membawa Hayder menuju tempat tidur, kamar Harry Nampak luas, seluas kamarnya di Gaunt Mansion, ranjang berukuran King size, dengan perabotan kayu, dua jendela, lampu gantung yang mewah ditengah ruangan kamar.
"Tak banyak yang terjadi, aku focus berlatih mantra dan sedikit bertarung menggunakan tubuhku. Ayah akan melepas kontrak di Hogwarts dan kembali menjadi Auror semenjak Para Auror menemukan sedikit jejak – jejak dari Death Eater, jadi ini tahun terakhir dia disini. Ibu tak banyak yang berbeda, setiap malam masih memeluk photo bayimu dan menangis, satu kata yang pas untuk menggambarkan ibu hanya menyedihkan." Hayder merebahkan tubuh besar, menerawang menatap langit – langit kamar Harry.
"Hayder." Hayder mengalihkan pandangannya, menatap Harry memasang wajah tak suka dengan kata-katanya. Hayder tahu Harry menyayangi Lily sebagai ibu dan sebagai orang yang masih mengenang dia sebagai Harry James Potter.
"Aku mengerti, bagaimana denganmu?" Hayder mengalihkan pembicaran mengenai keluarga mereka. Harry mengangguk paham maksud Hayder, ia juga tak mau terlalu memikirkan hal yang tak pernah dia miliki.
"Aku telah menemukan beberapa Horcruxes miliknya, di Durmstrang, disini aku memerlukan darah serta horcruxes yang tersembunyi disini. But Hayder, I think." Harry terjeda, menatap Hayder penasaran, ia tahu lambat laun ia harus memberitahu Hayder akan masalah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me
Fantasy"Istirahatlah Harry, aku sudah selesai dengan kamar ku dan kamar mu." Draco melepas jubah hitam kini tersampir di lengan kiri, tangan kanan ia gapai pipi Harry mengelus dan mengecup dahi serta mengucapkan selamat malam. Draco berapparate dan Harry m...