Zulfikar Zahid

71 5 5
                                    

Di waktu yang sama, seorang mahasiswa fakultas bahasa sedang menikmati makan siang nya di kantin campus, bersama seorang yang baru ia kenal

"eh ketemu lagi sama elo! Lagi ngapain lo, kok manyun gitu"
Sapa zulfikar mendekati annisa.

"udah tau gua lagi makan, pake nanya segala..😑"
Jawab annisa bete

"lagian lo ngapain si pakek manyun gitu ,lagi ada masalah ye?😄"
Tanya zulfikar

"seinget gue, lo itu baru dateng ke dalam kehidupan gue tapi kenapa ya, udah sering banget buat gue bete😤"
Terang annisa yang mulai bete

"kalo lo butuh bantuan atau butuh masukan gue siap an! Gue cuma jalanin hidup sebagai temen baru lo aja, udah cukup itu aja😞"
Zulfikar yang selalu sabar menghadapi teman baru nya itu, sekarang memilih mengalah daripada ia terkena masalah

Tidak lama ,annisa mulai berniat menghargai zulfikar

"jadi, lo beneran mau jadi temen gue?"
Imbuh annisa sembari menghentikan makan siang nya

"sekarang terserah lo aja, gue cuma nawarin"
Sambung zulfikar

"kalo gitu sekarang juga lo ikut gue!"
Sontak annisa bersemangat pergi untuk memperlihatkan sesuatu kepada teman baru nya
_____________________________

Di tempat lain

"lo ngapain bawa gua ke tempat beginian an? "
Tanya zulfikar heran

"lo belum mengerti yang sebenarnya"
Jawab annisa singkat

"lo bantuin gue ya, Buat ikutan ajang ini!"
Tanya annisa dengan tersimpan harapan besar dalam hati nya

"biar gue bisa gapai mimpi gue😰 pliss kar.."

"okey, tapi gua harus bantu lo apa?"
Tanya zulfikar yang semakin bingung

"besok, pulang dari kampus ajari gue ,okey!"
Ajak annisa bersemangat sambil mengharap suatu kesepakatan dari zulfikar

"ya,tapi gue izin abah dulu ya, yaudah sekarang kita pulang ,istirahat dulu"
Jelas si cowok berpeci hitam ,dengan bijak nya ia memberi kesepakatan

_____________________________

Di rumah zulfikar

Cowok cool bergaya ala pemuda turki itu nampak kebingungan perihal teman baru nya di kampus yang meminta ia untuk mengajari nya, disisi yang satu ia mau agar ia bisa saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu
Tapi,di sisi lain ia takut nantinya menjadi dosa karna berdekatan dengan wanita ajnabi, dan pastinya abah dengan umik tidak akan mengizini nya.
Semakin bingung dan tak tau jawaban nya, ia pun mengambil jalan ikhtiar.
Secercah butiran bening yang ia rauk dari dalam bejana kamar kecil itu mulai ia ratakan ke seluruh wajah tampan nya, lalu butiran itu pun jatuh bergantian tepat melewati dagu panjang nya,

Ia selesaikan ritual bersuci ini dan mulai beranjak keluar dengan kaki kanan nya dan berdoa,

Peci hitam yang ia letakkan di atas kepala nya itu mulai ia rapikan, layaknya pemuda sholeh yang akan mengumandangkan lantunan indah seruan adzan.
الله اكبر الله اكبر...
اشهد ان لااله الا الله.. ...
... ... ...

Alunan merdu nan menenangkan hati lagi lagi terdengar di indra pendengaran para tholibul ilmi.
Istiqomahnya dalam adzan dan berjamaah ini membuat abahnya semakin bangga dan kagum pada nya ,belum lagi para santriwati nya yang berebutan sholat di shaf paling depan agar dapat bertemu dengan sang idaman walau hanya terlihat dari sisi belakang nya

THE SAME MIND | impian yang tak jauh berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang