Apa guna langit malam tanpa bintang? Apa guna awan tanpa pelangi? Yang buruk setelah kamu pergi adalah ketika aku baru menyadari semua itu.
- SELAMAT MEMBACA -
Sore itu aku bermain ke rumah kawan lama.
Lokasinya tidak seberapa jauh, hanya berbeda gang dengan rumahku. Hanya berjalan kaki beberapa menit aku sudah tiba di rumah kawan lamaku. Namanya Jordan, si kapten basket semasa SMA yang merupakan partner in crime-ku.
Kami identik sebagai duo pembuat onar. Ibaratnya kalau sudah terdengar suara sumbang seorang gadis yang diiringi nada bariton menyanyikan lagu 'Ingin Hilang Ingatan' oleh Rocket Rockers, itu sudah pasti kelakuanku dan Jordan.
Ada saja saat aku naik ke atas meja, Jordan memberikan sapu padaku untuk dijadikan sebagai gitar gadungan. Lalu saat teman kelas kami hanya memvideokan kelakuan kami, Jordan malah ikut naik dan mempermalukan diri bersama.
Apa lagi aku semakin dekat dengan Jordan saat tahu jarak antara rumahku dan rumah Jordan tidak terlalu jauh. Kami sering berangkat bersama bahkan hingga awal kuliah. Kini kami ada di kampus yang sama, hanya beda jurusan. Namun saat aku tinggal menunggu wisuda, Jordan masih dipusingkan dengan tugas akhirnya.
Jordan sangat senang waktu melihatku datang. Pemuda itu langsung menyadari rambutku yang sudah lebih panjang sejak terakhir kami bertemu di kegiatan BEM. Pemuda itu langsung masuk mengambil sisir dan kunciran adiknya, lalu menyuruhku untuk duduk di sofa menghadap televisi. Aku pun membiarkan pemuda itu mengkreasikan rambutku sesukanya.
"Lusa jadinya gimana?"
"Apanya?"
"Band lo katanya mau perform di SMA N?"
Aku terdiam sejenak sambil mengingat-ingat, lalu segera mengerjap sadar. "Oh iya, jadinya habis gue wisuda. Cuma beberapa hari sebelum gue pindah."
"Hah? Lo serius mau pindah ke Malang?"
"Iya, biar Bapak gak ganggu lagi."
Kami terjenak dalam keheningan saat Jordan memilih untuk menghela napas. Sejujurnya aku malas membicarakan alasan kepindahanku lebih lanjut. Dan Jordan sepertinya menyadari hal itu. Ia dalah orang yang paling paham dengan kondisi keluargaku sebelum aku bercerita.
"Jujur gue masih agak kaget. Tapi apa pun itu, Nat, gue selalu hargai keputusan lo."
Aku terkekeh pelan. Jordan berkata seolah ia akan sangat kehilangan aku, padahal kami masih bisa bertemu suatu hari. Belum lagi teman Jordan cukup banyak, kehilangan aku mungkin tidak akan membuatnya bersedih terlalu lama.
"Gue mau potong rambut, pixie kayaknya bagus nih,"
"Dih? Kayak cewek galau aja." ledek Jordan mendorong pundakku pelan.
Aku hampir saja mengumpat kalau aku tidak menahan diri. Aku memilih untuk melirik Jordan tajam dan membuat pemuda itu menyengir lebar. Kadang predikat sebagai 'cewek paling gagah yang pernah Benedictus Jordan kenal' membuat Jordan lupa kalau sejatinya aku ini tetap seorang perempuan.
"Ini murni masalah keluarga lo apa ada hubungannya sama Hans?"
"Ck, gue gak terlalu mikirin dia elah."
"Gak terlalu, berarti mikirin dikit-dikit lah ya?"
Aku benar-benar mengumpat kali ini. Aku mengancam akan memukul Jordan kalau pemuda itu masih mengungkit soal Hans, lalu pemuda itu merapatkan dua telapak tangannya. Membuatku mendengus kecil, lalu kembali duduk menatap televisi.
"Tapi Nat, gue mau nanya ke hati lo yang paling dalem. Gue kenal lo udah lama, gue tau banget lo belum pernah natap cowok lain seteduh lo natap ke Hans. Biasanya tatapan lo sinis, gak ada respect-nya sama sekali kecuali sama temen deket lo."
Aku terdiam cukup lama. Memikirkan ucapan Jordan beberapa saat, hingga akhirnya aku menghela napas. "Gak tau."
"Lo gak pernah jawab, lo gak tau." kata Jordan lagi. "Lo selalu tau soal diri lo sendiri, lo juga terbuka ke gue. Artinya emang lo kehilangan dia."
Aku kembali terdiam, membiarkan Jordan terus menyisir rambutku. Namun dalam hati aku mulai menyetujui ucapan pemuda itu. Hampir genap 2 minggu sejak waktu itu, aku baru sadar rasanya sekosong ini tanpa Hans.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] The days after today
Short StoryHari ini Hans memilih untuk menyerah dengan semuanya. Dan, hari-hari setelahnya, Nia mulai menjalani hari penuh penyesalannya. ❝Gue cuma mau dia tau kebenarannya.❞