Jika kau ingin menenangkan hati dari luka yang menganga karena kehilangan orang yang bermakna, memang sebaiknya kau menjauh dari tempat yang pernah membuat kalian bahagia bersama~
⚠️Vote&Komen juseeyoooooooooooo⚠️
Happy Reading Yeorobun🌻
Ig:@khaerunn.ffGDUBBRAAAKKKKK...
Suara gemuruh yang terdengar jelas dari luar kamar gadis itu membuatnya tersontak kaget. Dengan badan yang sempoyongan, Bianca mengintip dari balik tirai jendela dark grey miliknya.Ia terbelalak tak percaya dengan apa yang disaksikan oleh sepasang matanya.
"Apa yang terjadi? Mengapa mereka menghancurkan rumah itu?" Bianca membatin.Pikiran Bianca kacau balau ketika melihat rumah Bara yang sudah hampir rata dengan tanah. Tanpa berpikir panjang, Bianca berlari menuju tempat itu. Terlihat beberapa mobil konstruksi memadati lokasi.
"Berheentiiiii..." teriak Bianca yang tengah berlari.
"Ada apa ini pak? Kenapa rumah temen saya diancurin? Teman saya mana? Pak Surya dimana? Bi Ijah ada? Saya mau ketemu mereka dulu pak, please" Bianca menyerocos seperti biasanya, dengan sorot mata yang memancarkan banyak kekhawatiran.
Namun semua orang justru hanya abai terhadap pertanyaan Bianca. Gadis aneh yang datang ntah darimana, begitu pikirnya. Bagaimana tidak, Bianca menghampiri mereka dengan setelan piyama lusuh dan muka bantal khas miliknya.
Dalam keadaan terkulaii lemas. Lututnya gemetaran sehingga tak sanggup berdiri tegap. Pada akhirnya, salah seorang kontraktor menghampirinya,
"Tenang dulu dek,"Bianca membisu ditempat, dengan tatapan kosong yang menatap ke arah orang yang tengah sibuk menghancurkan puing-puing bangunan rumah itu.
"Pak Surya yang memegang hak kuasa atas rumah ini sudah menjualnya pada kami. Mereka sudah pindah hari ini" ucap sang kontraktor tadi.
"Bohong. Rumah ini merekam banyak memori tentang mereka. Mana mungkin mereka setega itu menjualnya," wajah gadis itu memerah menahan sesak yang meletup-letup di dalam dirinya.
"Kami juga tidak mungkin berani merubuhkan rumah ini tanpa sepengatahuan mereka." jelasnya
"Ini juga salah satu amanah dari pemilik rumah ini," lanjutnya.
Bianca tertegun, butir-butir airmata mulai membasahi pipi putih miliknya.
"Biaan," Erza muncul dari balik dinding putih yang memagari rumah itu."Ini ada apa?" Erza mendekap Bianca ke pelukannya.
"Ntah." Bianca menjawab singkat sebab memang belum paham apa yang terjadi.
Yang ia tahu, hari ini ia dituntut untuk tunduk pada kenyataan bahwa Bara pergi meninggalkannya seketika, tanpa pamit dan pemberitahuan sebelumnya.
"Mungkin ini maksud perkataan kak Bara kemarin, dia nyuruh gue untuk nemenin lo selalu. Dan benar, Hari ini cuma gue yang ada didekat lo" gumam Erza.
Dalam posisi masih berlutut, mereka menyaksikan rumah itu dihancurkan. Airmata yang tak mampu lagi Bianca bendung kini bercucuran bagai air terjun. Sungguh nasib yang tragis. Sebab kehilangan memang sudah menjadi konsekuensi dari setiap pertemuan.
Hingga tak ada yang tersisa. Rumah itu benar-benar sudah rata dengan tanah. Mereka beranjak pergi namun ada yang menarik perhatiannya sebelum kakinya melangkah meninggalkan tempat itu.
Selembar foto usang yang memperlihatkan sepasang anak perempuan dan laki-laki yang tengah tersenyum lebar. Iya, itu adalah dirinya dan Bara. Moment itu diabadikan kurang lebih 6tahun yang lalu.
YOU ARE READING
HI to BYE~
Romance[HIATUS] Perihal semesta yang bekerja sesuai skenario yang ada serta turut didukung oleh orang-orang yang melakonkan sandiwara yang pada akhirnya mampu mempertemukan kembali 2 insan yang sebelumnya telah lama terpisah. Namun, apa jadinya jika takdir...