Ia menatap sekitaran.
Ia sudah kenyang, ia tak mungkin berhalusinasi.
"Mulai besok, kamu jadi asisten pribadi saya, oke?" Lagi, Momo menatap Brendon yang asyik tersenyum semringah. "Atau kamu mau jadi asisten saya mulai dari sekarang?"
"Ma-maafin saya, Pak."
"Jangan jaim sama saya, ayo makan! Saya suka banget sama kamu! Makan lagi ayo!"
"Sa-saya ... diet, Pak."
"Diet itu makan teratur, bukan enggak makan, ayo makan ayo! Nanti kamu pingsan kelaparan lagi, ayo!"
"Sa-saya sudah kenyang, Pak. Maaf ...." Momo benar-benar malu sekarang.
"Oke, deh. Ayo mulai kerja!"
Momo, sempat sangat ciut mengetahui di hari ini ia mempermalukan dirinya. Namun, melihat atasannya yang kelihatan senang ... rasa itu sedikit menghilang. Sempat ia heran karena belum interview atau apa pun ia diterima dengan mudahnya, tetapi mengetahui alasannya ....
Ia bersyukur.
Masa bodo bagaimana pun, yang penting ia memiliki pekerjaan dengan gaji menjanjikan serta ia tak akan mengganggu orang tuanya bulan depan.
Namun, apa benar sekarang ia diterima, kan?
Kini, ia berjalan berdampingan dengan pria itu diekori sekretarisnya, yang katanya bernama Brendon Kristoffer. Kristoffer?
Mata Momo membulat sempurna. "Perusahaan ini ...."
Keduanya kini masuk ke lift, dan Momo berusaha menjaga images dengan tersenyum hangat membalas Brendon yang terus tersenyum bahagia, dan kala menatap ke belakang ada sekretaris Brendon yang seakan menjagai mereka. Tak butuh waktu lama lift terbuka, mereka bertiga pun keluar, dan menyusuri koridor hingga sampai di ujung.
Eksekutif Tertinggi.
Begitu tulisan yang tertera di depan pintu kaca kembar, yang kemudian sekretaris Brendon dorong kemudian ia dan Brendon masuk ke sana.
"Baik, Pak, saya permisi!"
"Ya, ya!" Brendon mengangguk dan kini hanya ada Momo dan Brendon di sini. "Ini ruangan saya! Pelajari saja ke sana ke mari!"
Momo menatap sekitaran kemudian menatap Brendon lagi. "Baik, Pak." Hanya itu sajakah? Brendon kini duduk di kursi kebesarannya, mulai bermain dengan laptopnya.
Momo ingin bertanya lebih lanjut, betapa anehnya hari ini, tetapi ia memilih urung. Mulai ia meneliti sekitaran dengan hati-hati dan berusaha tak menganggu sang atasan.
Ruangan besar ini tampak lengkap, toilet, dapur pribadi, kamar mandi bahkan siapa sangka ada tempat tidur. Ia tak pernah tahu keadaan ruang CEO begini. Ia terus mempelajari sekitar, dan Brendon tanpa ia sadari menjilat bibir menatap Momo yang berjalan ke mana-mana.
Ia memperhatikan tubuh berisi gadis itu, rasanya ia bisa gila.
Dan kala fokus Momo seakan ke arahnya, ia langsung kembali ke pekerjaannya. Rasanya ia tak bisa fokus dan ingin terus menatap betapa seksinya asisten pribadinya di matanya. Brendon ingin memakan Momo, tetapi harus menahan diri akan hal itu.
"Huh!" Momo menoleh ke Brendon yang memekik nyaring kala mengembuskan napas.
Menahan tegangan tinggi.
Momo cukup lama akhirnya selesai meneliti ruangan sekitar, dan sejujurnya ia bingung harus apa lagi. Ia tatap atasannya yang masih begitu sibuk.
Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI SEKSI PAK BOS [Brendon Series - K]
Romance21+ Memangnya definisi seksi itu apa, sih? Dada besar? Lingkaran perut kecil? Bagian pinggul lebar? Ala-ala gitar spanyol? Atau .... Hm ... kenyataannya Meymona Jayachandra, dengan panggilan kecil Momo, merasa definisi seksi benar-benar relatif. San...