"Pak ...."
"Oh, ya ya, kalau laper bikin makan, kalau mau ke WC ya ke WC, mandi silakan, tidur ada kasurnya, duduk di sofa!" sahut Brendon tersenyum ke arah gadis itu. "Lakuin apa yang kamu suka, ya. Nanti kalau saya ada perlu apa-apa ya bakalan saya panggil."
Momo tersenyum kikuk, pipinya memerah menyadari betapa perhatian rupawannya atasannya. Langsung ia tepis pemikiran itu karena berpikir itu lancang. Ia pun memilih diam, duduk di sofa yang tersedia, memikirkan ....
Begini, ya, jadi asisten pribadi?
Ia hanya tahu dirinya memenuhi kualifikasi tentang asisten pribadi di perusahaan ini. Apa asisten pribadi sama dengan asisten rumah tangga?
"Meymona, bikinin saya kopi, dong!"
"Kopi, Pak? Pakai gula—"
"Pakai tapi sedikit, banyakin susu kamu aja." Momo tercengang. "Eh, maksud saya susu krim aja. Takarannya bikin sepas mungkin biar gak terlalu manis, bisa?"
Momo tersenyum hangat. "Baik, Pak!"
Ia menuju dapur, dan Brendon menghela napas lega karena kekonyolannya tadi. Syukurlah Momo menanggapi dengan santai. Kini, dirinya sedikit melirik ke arah dapur.
Momo menyiapkan cangkir, mulai menyeduh kopi sesuai keinginan Brendon dan semampu dirinya. Setelah selesai, dengan apik gadis itu menyajikannya ke hadapan Brendon yang sibuk, fokus ke pekerjaannya.
"Letakkin aja di sini!"
"Iya, Pak." Momo meletakkan itu ke meja samping Brendon dan Brendon sudah bisa mencium aroma enak dari kopi buatan asistennya tersebut. Momo kini berjalan menjauh dan kemudian Brendon, mencicipi kopi buatannya.
"Holy sh*t!" pekik Brendon.
Momo dengan ketakutan menoleh ke arah Brendon, ia pikir akan ada umpatan atau apa.
Tetapi wajah Brendon tampak bahagia. "Ini enak banget, lho! Enak banget! Kamu bener-bener sip!" Momo tersenyum sipu, kini Brendon mengacungkan jempolnya.
"Makasih, Pak."
"No, no, no. Saya yang harusnya terima kasih!" Brendon tersenyum unjuk gigi.
"Iya, Pak." Momo balas tersenyum.
Sebelum akhirnya fokus ke laptopnya lagi sedang Momo duduk di sofa lagi.
Lama-lama dan lama menunggu, Momo tampak setia menunggu tanpa melakukan apa pun dengan duduk di sofa walau ia memakai kamar kecil dan sedikit minum hanya itu mengetahui dirinya sedang dalam program diet, dan Brendon sibuk dengan banyak berkas, sesekali sekretarisnya datang membantu dan menambahkannya.
Dan kini, Brendon menatap jam tangannya.
"Meymona, ini jam makan sore saya, saya biasa makan, istirahat, baru nanti pulang, tolong diingat!" Momo berdiri dari duduknya, bersiap.
"Bapak mau masakan apa?"
"Apa aja, di dapur lengkap aja bahan makanannya, dan semua itu dipilah bukan hal yang saya alergi. Bikin buat kamu juga, ya."
Momo mengangguk. "Baik, Pak."
Mulailah, ia menuju dapur, skill memasak Momo tak banyak tetapi ia termasuk memiliki nilai tertinggi dalam tota boga. Membuka bagian pendingin, lemari-lemari yang ada, setelahnya berpikir sejenak ....
Ia sudah bisa menentukan makanan apa yang bisa ia masak.
Cerita ini tersedia di
Playbook: An Urie
Karyakarsa: anurie
Dan bisa dibeli di WA 0815-2041-2991
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI SEKSI PAK BOS [Brendon Series - K]
Romance21+ Memangnya definisi seksi itu apa, sih? Dada besar? Lingkaran perut kecil? Bagian pinggul lebar? Ala-ala gitar spanyol? Atau .... Hm ... kenyataannya Meymona Jayachandra, dengan panggilan kecil Momo, merasa definisi seksi benar-benar relatif. San...