2-Gastra berpidato

24 9 4
                                    

Saya harap kalian bisa menghargai karya saya dengan baik🖤

Enjoy!

***

Sesampainya di sekolah, Gastra dan ketiga temannya memarkirkan sepeda mereka di parkiran khusus sepeda. Setelah itu, Gastra dan ketiga temannya pun berjalan beriringan di koridor kelas 12 menuju kelas mereka. Kebetulan mereka sekelas.

Sesekali mereka menyahuti sapaan dari teman seangkatan mereka dan tatapan memuja dari siswi-siswi.

"Gue serasa gey di pandangi ntu cewe-cewe." Chika berceletuk dan membuat Gastra memutar bola matanya malas.

"Kamu cewek Chik, di mana-mana cewek itu lesbi. Tapi jangan sampai! Jangan tiru kelakuan kaum nabi Luth lah, baik-baik aja kamu jadi cewek," ujar Gastra bijak dan di angguki setuju oleh Dani.

"Gue setuju tuh, jaman sekarang kan udah banyak gitu hubungan sesama jenis di legal kan. Miris gue," tambah Dani sambil bergidik ngeri.

Sedangkan Ihsan, ia hanya menyimak.

"Gue tau kali, lagian gue masih normal," bela Chika.

***

"Baik lah anak-anak, mumpung Jum'at ini kelas kita mendapatkan bagian Rohis, bapak ingin kepada ketua kelas dan seksi kerohanian yang sudah di pilih untuk mengurus semua persiapan. Bapak ingin kalian membagi tugas untuk protokol, Saritilawah, pidato, dan hiburan. Semuanya bapak serahkan kepada kalian. Berhubung jam mengajar bapak sudah selesai, bapak izin pamit. Assalamualaikum."

Gastra menatap kepergian guru berjanggut panjang itu dan setelah kepergian gurunya itu, kelasnya mendadak ramai. Semua teman sekelasnya mulai mengerubungi meja Farhan yang menjadi ketua kelas dan Dani yang menjadi seksi kerohanian yang baru.

Otomatis Gastra juga mau ikut mengerubungi, ia tidak mau di cap sebagai murid kudet. Gastra juga ingin mengikuti perkembangan zaman.

"FARHAN! GUE JADI PROTOKOL AE LAH!"

"FARHAN, GUE JADI MUKUL GENDANG YAK".

"GENDANG?"

"ITU LOH YANG BIASA DI PAKE EMAK-EMAK WIRIT."

"REBANA GOBLOK!"

"FARHAN! GUE BACA QUR'AN!"

"DANI, GUE BAGIAN HIBURAN!"

Berbagai seruan dari teman-teman sekelasnya membuat Gastra ikut berseru. Hayolah, Gastra juga ingin merasakan apa yang teman sekelas nya rasakan.

"FARHAN! DANI! AKU PENGEN BACAIN PIDATO AJA!"

Sontak semua diam, hening, dan sunyi. Tidak ada yang bergerak dari tempatnya bahkan mereka sampai lupa bagaimana caranya bernafas.

"Kenapa?" Pertanyaan keluar dari mulut Gastra. Alis nya sudah menekuk aneh saat melihat semuanya senyap.

"Lo serius mau baca pidato?" tanya Dani seraya berdiri dari duduknya dan menghampiri Gastra yang masih berdiri di dekat meja nya.

Gastra mengangguk. "Emang ada yang salah?"

"SALAH BESAR!"

Sekelas menyahuti perkataan Gastra dengan semangat.

"Emangnya aku buat kesalahan apa?" tanya Gastra yang masih tidak mengerti.

GasVolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang