Saya harap kalian bisa menghargai karya saya dengan baik🖤
Enjoy!
***
Sabtu pagi kali ini cukup tenang, karena tidak ada teriakan dari Gastra yang membangunkan warga dengan teriakan yang menyebalkan. Warga sekitar pun sujud syukur saat Gastra tidak melakukan rutinitas nya.
"Gastra! Beliin mama cabe nak."
Gastra yang tadinya sedang menonton acara televisi bersama Rendy menoleh ke arah dapur dan pergi menghampiri sang mama. Sebagai anak yang baik, Gastra tidak mau membuat Ayu menunggu.
"Beli berapa mak?" tanya Gastra yang sudah berdiri di ambang dapur dan ruang makan. Tidak ada pintu yang menjadi pembatas, hanya tirai biru langit saja.
"Beli seperempat aja, ni uang nya sekalian bayarin utang mama lima ribu sama bu Yuyun," ucap Ayu sembari memberikan uang bernominal dua puluh ribu pada Gastra.
Gastra menerima nya di sertai anggukkan kecil. Setelah uang itu ia masukan ke dalam saku celananya, Ia mencium punggung tangan ayu dan pergi menuju teras.
"Mau kemana bang?"
Langkah Gastra berhenti saat mendengar Rendy bertanya. "Ke warung." jawab nya setelah itu kembali melanjutkan langkahnya menuju teras.
"Bang! Tunggu!" Karena Gastra tidak berhenti, Rendy terpaksa berdiri dari duduknya dan menghampiri Gastra yang tengah bersiap di teras.
"Bang! Tunggu elah!"
"Ada apa sih?" tanya Gastra yang sudah nangkring di atas sepeda ontel nya.
"Nitip tejus gula batu ya," sahut Rendy sembari mengeluarkan uang bernominal dua ribu kepada Gastra dan Gastra mengangguk setuju. Memang abang yang baik.
Setelah itu, baru lah Gastra berlalu pergi. Gastra mengendarai sepeda ontel nya keluar gang, sesekali ia menyapa warga yang tengah beraktivitas di luar rumah.
Di kampung Cijulid, banyak warga mengenal Gastra. Bukan hanya karena sifat dan sikap yang bikin geleng-geleng kepala saja, Gastra juga di kenal dengan prestasi nya. Gastra pernah menjadi juara lomba makan ketoprak sekecamatan. Bukan kah itu keren?
Suasana kampung Cijulid juga masih asri, adem, dan sejuk. Terlebih saat ini masih pagi dan hari libur. Hamparan sawah selalu memanjakan mata, lalu ada sungai dengan air yang masih jernih, dan ada beberapa ternak bebek yang juga tengah berjalan-jalan di jalanan.
Akhirnya sepeda ontel milik Gastra berhenti tepat di salah satuⁿ warung langganan Ayu. Gastra memarkirkan sepeda nya dan setelah itu berjalan masuk dan mulai membeli apa yang di pesan Ayu dan Rendy tadi.
"Bu Yun, cabe seperempat sama sekalian bayarin utang nya si mamak ya," ucap Gastra dan orang yang di panggil bu Yun atau bu Yuyun mengangguk.
***"Tejus gue mana?" Sosok Rendy langsung muncul saat Gastra baru selesai memasang cagak sepeda nya.
Lelaki bertubuh jangkung itu memutar bola matanya malas. "Ni," ucap nya sembari menyodorkan pesanan Rendy.
"Uang kembalian nya mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GasVol
Teen FictionGastra Cukup dengan menyebut namanya saja sudah berhasil membuat orang geleng-geleng kepala. Mengingat berbagai tingkah seorang Gastra. Mulai dari mengupil saat baca pidato, garuk-garuk pantat saat memandu senam di hari Minggu, dan memegangi nenen k...