8. Salah paham

6K 539 69
                                    

Happy reading 💖

***

Seorang gadis berlari memasuki sebuah cafe, siapa lagi kalau bukan Rintik. Tujuannya awalnya adalah menemui kekasihnya Langit. Langkah nya berhenti melihat Langit bersama cewek lain, yang tak lain adalah Senja. Rintik masih terdiam di tempat sembari menguping percakapan mereka.

Langit masih tidak menyadari keberadaan Rintik. Ia menanggapi ocehan Senja dengan anggukan dan gelengan kepala saja." Gue cabut." Pamit Langit.

Pergelangan tangan Langit di cekal oleh Senja." Eh tunggu kak, kok cepet banget sih?" Tanya Senja.

"Gue masih ada urusan." Jawab Langit.

Senja menghela nafas. Ia menggigit bibir bawahnya." Emm kak, Senja mau ngomong sesuatu sama kak Langit." Senja mendongakkan kepalanya mengunci padangan Langit.

Langit mengerutkan dahinya. Senja menggenggam tangan Langit, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Kak Langit mau nggak jadi pacar Senja?"

Perasaan Rintik hancur seketika mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Senja. Ia berusaha mungkin untuk memendam amarahnya.

Sedangkan Langit membulatkan matanya tidak percaya." Sorry, gue---"

Ucapan Langit terpotong oleh Rintik." Oh Rintik cari-cari ternyata Langit ada di sini." Rintik melirik Senja." Dia selingkuhan Langit?"

"Rin, gue bisa jelasin!" Langit berusaha menggapai tangan Rintik namun segera di tepis oleh Rintik.

"Jelasin? Jelasin kalo emang bener dia itu selingkuhan Langit?" Tanya Rintik." Langit tau nggak?! Dari tadi Rintik lari-lari keliling kampus buat nyari Langit! Dan Langit enak-enakan makan di sini sama cewek lain!"

Senja memutarkan bola matanya malas mendengar perdebatan antara mereka.

"Lo salah paham Rin!" Sahut Langit.

Rintik berjalan mundur." Rintik kecewa sama Langit." Rintik berlari keluar dari Cafe.

🍭🍭🍭

Billa berjalan dengan mendorong troli belanjaannya. Melirik rak-rak yang berisi kebutuhan sehari-harinya. Ia tersenyum mendapati barang yang ia cari dari tadi. Tetapi barang tersebut letaknya paling tinggi. Tangannya berusaha menggapai namun tidak sampai.

Seseorang berdiri di belakang Billa dan membantunya mengambil barang tersebut. Billa mendongakkan kepalanya, ternyata dia adalah Alfa. Sekelebat memori berputar di pikirannya.

Flashback on

Billa mendengus kesal karena Pelangi tidak datang. Padahal ia sudah menunggu Pelangi setengah jam yang lalu. Dengan kesal Billa beranjak lalu berjalan mendekati rak-rak buku di perpustakaan. SMA Angkasa memang termasuk SMA populer tetapi kenapa ia tidak pernah menemukan buku yang bagus untuk di baca?

Pandangannya tertuju ke arah buku yang letaknya paling atas. Ia berusaha menggapainya namun tidak bisa. Sebuah ide terlintas di benaknya, ia mengambil kursi lalu naik ke kursi tersebut. Billa kegirangan karena telah mendapatkan buku yang di incar nya.

Billa tidak memperhatikan bawah karena terlalu senang. Saat ia ingin turun, kakinya tergelincir. Billa memejamkan matanya, kalau memang ia harus mati hari ini, ia berpesan kepada kucing kesayangan mami nya yang bernama mikky untuk tidak mengotori benda-benda yang ia koleksi sejak dini.

Rintik hujan 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang