Her

673 111 38
                                    

“Segeralah cari pendamping hidup, Jungkook-ah.”

Jungkook segera menatap sang ibunda, kalimatnya terdengar begitu tenang namun cukup tegas. Jika biasanya ia akan membalas ucapan sang ibunda dengan penyangkalan, maka kali ia hanya diam. Ia tau bahwa ini sudah tidak bisa disepelekan lagi.

“Aku, sudah memiliki kekasih, ibu.”

Ia nampak murung, tau apa yang ibunya pikirkan tentang seorang kekasih yang ia maksud. Bahkan rasanya ia begitu terhina ketika sang ibunda hanya tertawa, seakan mengejeknya bahwa sosok itu tak pantas berada disampingnya. Jungkook hanya menghela nafas menyerah, untuk kesekian kalinya, bertemu dengan sang ibunda adalah ide buruk.

“Kau pengusaha ternama, memiliki impact besar di dunia bisnis. Kau juga tampan dan berwibawa. Aku yakin kau tau apa yang akan publik pikirkan tentang kekasihmu.”

Jungkook tersenyum miris, raut wajah menyesal tampak tipis bahkan tak terlihat. Ia tidak pernah menyesal memilih Lisa sebagai seseorang yang ia cintai, bahkan ketika dunia menjatuhkan dirinya, ia akan tetap pada pendiriannya. Mencintai seorang Lalisa Kim sekalipun sang ibunda menentangnya.

“Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan.”

“Tapi ibu peduli.”

”Bu, tolonglah, akuㅡ”

“Ibu tidak ingin semua yang kita susun hingga mencapai tingkat ini, jatuh hanya karena seorang anak SMA yang membuatmu bodoh.”

“Aku selalu melakukan yang terbaik agar ibu bangga, nyatanya harapan ibu padaku terlalu tinggi dan tak pernah cukup. Aku juga memiliki jalan sendiri, bu.”

Nada bicara kian meninggi, bahkan Jungkook seolah tidak peduli dengan siapa yang dia hadapi kini. Ia menatap sang ibunda tajam, seolah meminta penjelasan atas janji yang pernah sang ibunda ucapkan. Jungkook lelah, ia terlalu banyak mengorbankan kebahagiaannya. Harus berapa lama lagi ia merasa terkekang?

“Anak itu tak bisa kau nikahi secepatnya, mau sampai kapan kau menunggu.”

Kini, giliran Jungkook yang terdiam. Raut terkejut tidak bisa ia sembunyikan, sementara sang ibunda terus menatapnya tegas. Itu gila, pikirnya. Namun ini bukan lagi pembicaraan yang bisa ia akhiri begitu saja, sang ibunda, tengah memaksanya untuk memilih.

“Tentu saja, dia bahkan belum 17 tahun!”

“Dia bahkan belum 17 tahun dan kau malah mencintainya. Jika kau terus mengencaninya, media akan lebih berfikiran buruk tentangmu.”

“Tapi bu! Kau bahkanㅡ”

“Ibu tidak mau tau, ibu tidak ingin semuanya hancur karena hubungan konyol kalian, jika kalian tidak bisa menikah maka berpisahlah. Masih banyak wanita yang bisa kau nikahi dan memberikan ku cucu.”

Itu kalimat terakhir yang sangat mengacaukan akal sehat sebelum akhirnya wanita paruh baya itu pergi meninggalkan Jungkook sendirian dengan pikirannya yang tak karuan. Ia menghela nafas lelah, apa pilihan yang tepat ia masih tidak mengetahuinya.

Sekarang, ia mencoba menepis pikiran rumit yang menyelimuti otaknya. Jungkook segera mengambil ponselnya dan terlihat menelpon seseorang, ia harap, bertemu dengan sosok itu adalah pilihan terbaik. Ia benar-benar kalut dan juga gelisah.

~

“Woah, ahjussi menjemputku!”

Teriak gadis itu berlari kecil dari gerbang sekolah dan segera berhambur pelukan dengan sosok Jungkook yang kini tersenyum merentangkan tangan, senang hati menerima tubuh Lisa didalam dekapannya.

You In MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang