10

4.3K 137 36
                                    

Pagi ini, Satya terburu-buru pergi ke kampus. Ada jam tambahan yang ia lupakan hari ini. Firda yang masih tertidur tidak tau Satya tengah bersiap-siap pergi ke kampus.

Hanzi yang terbangun karna Satya terlalu ribut dengan langkahnya membangun kan tubuhnya, dan pergi keluar kamar.

'Apa sih, pagi-pagi udah ribut' ujar Hanzi dengan mata menyipit dan rambut yang berantakan.

Saat Hanzi di luar, tiba-tiba Satya juga keluar dengan terburu-buru lalu menabraknya.

"Ahh maaf, saya sedang buru-buru" ujar Satya. Kamu gk apa apa kan?" tanya satya yang melihat seluruh tubuh Hanzi.

"Hmmm nggak papa kok mas, santai aja." Cengir Hanzi.

"Baguslah, Saya pergi sekarang ya" Ucap Satya kemudian berjalan cepat sambil melihat jam tangannya.

Hanzi hanya menengok kebelakang, menatap punggung gagah nan kokoh itu sempat tersentuh olehnya.

"Uhhh Sarapan Pagi yang nikmat" Terlihat senyum girang di sudut bibir Hanzi.

Kemudian ia menuruni tangga dan menuju ke dapur mebuat sarapan untuk suaminya itu.

"Hari ini suami aku mau makan apa ya? Hmmm" pikirnya sambil tersenyum girang.

"Eh Anjir terlalu menjiwai, Mas satya kan udah pergi. Besok-besok aku mau bangun jam 4 pagi. Dandan yang rapi, terus masak buat suami tercinta. Ahhh bahagianya" Ucap Hanzi menghalu ria.

Hanzi kembali ke kamarnya memutuskan untuk bebersih badan dan kamarnya.

Semuanya telah wangi, badan dengan Body Lotion, wangi kamar dengan aroma jeruk yang segar bisa menyegarkan pikirannya pagi ini.

Hanzi menghirup udara dalam dalam, lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia menikmati setiap oksigen yang masuk ke tubuhnya. Sayangnya posisinya sekarang adalah seorang pembantu. Gimana kalau jadi Istri Sah Satya. Memikirkannya saja membuat Hanzi cekikikan seperti orang gila.

Tiba-tiba suara dari kamar satya terdengar "BIIII BIBIIIII!"

'Anjir penggangu suasana' runtuk Hanzi.

Mengingat posisinya sebagai pembantu, ia berjalan ke kamar Firda.

"Apa?" cetus Hanzi yang melihat Firda hanya memakai Lingerie tipis, yang hanya menutupi bagian V dan Dua pentil pink.

"Buatin Bubur Ayam gk pake ayam tapi harus ada rasa ayam." Ucap Firda setengah sadar.

Hanzi hanya mengerenyitkan alisnya, ia bingung makanan aneh itu.

"Gw gk bisa bikin makanan aneh" Ujar Hanzi.

Kemudian firda bangun dan melihat Brondong tampannya itu. "Eh, maaf sayang, lupa kalau kamu jadi pembantu di rumah ini" ucap Firda Sambil bergelayutan di tangan Hanzi dan sengaja menempelkan buah dadanya di tangan Hanzi.

Hanzi menatap anek tingkah laku Firda 'Wanita dari pelanet mana kau? Jijik kali aku' umpat Hanzi dalam hati.

Kemudian ia melepas paksa pelukan Firda dan kembali ke kamarnya. Firda cemberut melihat reaksi Hanzi yang tak seperti dulu lagi.

Sekarang jam 12 siang. Jam makan siang Satya akhirnya tiba. Satya pergi ke kantin guru, disana ia sudah di tunggui oleh dosen-dosen lainnya.
Ada satu orang dosen yang terlalu dekat dengan Satya, namanya Rio.

Rio adalah dosen termuda di kampus, ia memiliki wajah yang manis dan sikap yang ramah tamah. Banyak yang menjulukinya Cocans, karna paras yang feminim.

"Kak, Makan apa hari ini?" Tanya Rio saat Satya sudah duduk di sampingnya.

"Terserah adek aja" Ujar satya tersenyum lalu mengelus kepala Rio.

PebinorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang