Part 1 - Sepatu Siapa?

77 5 4
                                    

Ini bukan awal.
Bahkan kisah kita telah dimulai jauh sebelumnya.
Saat ini kita hanya perlu sedikit menjadi orang lain untuk mengobati luka lama.

Sebuah motor melaju kencang memasuki gerbang SMA Cakrabuana yang baru saja akan ditutup oleh sang satpam sekolah.

Siswa-siswi yang berlalu-lalang di sekitar gerbang sontak berlarian menyingkir saat melihat motor yang dikemudikan secara ugal-ugalan.

"Arga! Kebiasaan kamu ya." teriak Pak Danu. Saat melihat Arga turun dari motornya.

tiinnn....

Suara klakson terdengar memekakan telinga saat Pak Danu hendak kembali menutup gerbang.

"Dasar berandalan! selalu saja buat orang jantungan." ujar Pak Danu, merutuki dua motor yang baru saja memasuki gerbang.

"Sorry Pak, buru-buru." balas salah satu dari mereka setelah turun dari motor dan berlari menuju koridor, mengejar sahabatnya yang sudah berjalan terlebih dahulu.

Pak Danu mengelus dada sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan tiga murid ajaib SMA Cakrabuana, yang sudah biasa dilihatnya setiap hari.

Mereka bertiga berjalan beriringan melewati koridor kelas X. Membuat para adik kelas histeris melihat most wanted boy sekolah itu. Ada yang memamerkan senyuman paling manis, ada yang membenahi dandanannya, ada pula yang berseru heboh. Sedangkan yang diteriaki justru abai, memilih terus melangkah menuju kelasnya.

⌚⌚⌚

Bel masuk telah berbunyi saat Arga dan kedua temannya baru saja melangkah memasuki koridor kelas XI IPA. Mereka bertiga tetap melangkah dengan santainya mengabaikan bel dan koridor yang sudah mulai sepi karena murid-murid yang semula berada disana kini satu persatu memasuki kelas masing-masing untuk mengikuti KBM.

brrakk...

Saat Arga hendak memasuki kelas, tiba-tiba sebuah sepatu kets berwarna biru mendarat mulus tepat di kepalanya.

"Woi. Siapa yang lempar nih sepatu?" teriak Arga, sambil mengacungkan sepatu itu.

Siswa-siswi yang melihat hal itu pun hanya menunduk takut tidak berani menjawab, saat melihat raut kemarahan di wajah Arga.

"Gue yang lempar, kenapa?"

👟👟👟

Di tempat lain seorang cowok sedang asyik melamun di dalam kelasnya.

"Woi Za! Ngelamun aja lo, ntar kesambet tahu rasa lo." teriak seseorang sambil menggebrak meja, membuat Arza terlonjak dan tersadar dari lamunannya.

"Sialan lo! kalo jantung gue copot lo mau tanggung jawab emangnya? hah." umpat Arza sambil menjitak kepala Angga.

Ya Angga lah yang telah mengejutkan Arza, karena dia geregetan melihat sahabatnya yang tiba-tiba menjadi pendiam dan sering melamun hari ini, padahal ini masih pagi. setahunya hanya dua orang yang bisa membuat Arza seperti ini. Yang pertama Arga adiknya dan yang kedua adalah Olivia, kekasihnya.

"Anjir sakit ja!" ucap Angga sambil mengelus kepalanya yang dijitak oleh Arza.

"Nyantai Za! lo bukan Arga jadi jantung lo nggak bakalan copot kalo cuma dikagetin gitu doang." kali ini sahabat Arza yang lain, yang berbicara.

"Lo kenapa sih? Berantem lagi sama Arga? Apa sama Via?" tanya Angga.

"arghh.. Pusing gue, si Arga marah lagi sama gue, gara-gara kemarin gue sita motornya." jawab Arza frustasi.

"Lah. Bukannya tadi si Arga bawa motor ke sekolah? Kok motornya lo sita?" ucap David, sahabat Arza yang lain.

"Ngarang lo, kagak mungkin Arga bawa motor, orang kunci motornya udah gue ambil kok, lo salah liat kali." jawab Arza tak percaya, pasalnya kunci motor Arga sudah dia ambil kemarin dan seharusnya hari ini Arga diantar oleh Pak Dar, sopir mereka.

"Gue nggak ngarang, kalo lo nggak percaya lo tanya aja sama Pak Danu! Tadi pagi Adek lo bikin onar lagi di gerbang sekolah sama sohibnya."

"Serius lo? Gue harus cari Arga sekarang." Arza langsung berlari mencari sang adik. Masa bodo dengan bel yang telah berbunyi nyaring, dia hanya ingin tahu apakah benar Arga membawa motor hari ini. Jika benar, darimana Arga mendapatkan kunci motornya?.

"Woi Za! Mau kemana lo?" teriak kedua sahabat Arza, dan sedetik kemudian mereka ikut berlari mengejar Arza.

⌚⌚⌚

"Gue yang lempar, kenapa?" jawab seorang cewek berpenampilan tomboy, mendekati Arga.

Semua yang ada di sana melihat cewek tomboy itu dengan tatapan yang seolah mengatakan, "cari mati ni anak, bangunin singa tidur."
Tapi cewek tomboy itu mengacuhkan tatapan dari siswa - siswi yang ada di sana, ia berjalan mendekat ke arah Arga dan menatapnya seolah menantang.

"Maksud lo apa lempar sepatu ke gue?" Tanya Arga sambil mengacungkan sepatu itu, tepat di depan wajah Ayla, cewek tomboy itu.

"Wah.. Kayaknya tuh kucing sama tikus bakalan perang lagi nih." bisik Bian, kepada teman - temannya.

"Gue nggak sengaja. Lagian ngapain lo pake berdiri di situ, pas gue mau lempar si Dodi." jawab Ayla, santai.

Ya Ayla memang tidak sengaja melempar Arga memakai sepatunya. Sebenarnya Ayla ingin melempar sepatu kepada Dodi ketua kelas XI IPA 2, kelas mereka. Karena Dodi telah mengambil buku PRnya. Tapi lemparan itu meleset dan mengenai kepala Arga.

"Alesan lo." jawab Arga tak percaya.

"Terserah lo mau percaya apa nggak. Sekarang balikin sepatu gue!" Ayla berusaha mengambil sepatunya dari tangan Arza.

Cowok manis berkacamata, dengan earphone yang selalu menempel di telinganya itu menaikkan sebelah alisnya. Lalu meninggikan tangannya yang memegang sepatu Ayla, agar gadis itu tidak bisa menjangkaunya.

"Balikin nggak sepatu gue!" teriak Ayla, sambil berusaha menjangkau tangan Arga yang memegang sepatunya.

Tanpa mereka sadari bel masuk telah berbunyi 5 menit yang lalu.

"Pisahin! Keburu ada guru yang liat." kata Andra kepada teman - temanya.

Baru satu langkah mereka mendekati Arga dan Ayla, langkah mereka terhenti karena suara seseorang yang menggema di seluruh koridor kelas XI IPA.

"Argana! Khayla!"

"Mampus"

Bersambung.

Hay
Maaf ya kalo ceritanya masih ancur, maklumin authornya masih belajar 😅.

Jangan lupa Vote+Comment ya!!
Aku butuh kritik dan saran kalian. 😊

ANin_

ArAyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang