Part 2 - Hukuman Bu Lin

39 1 0
                                    

Bukannya tak peduli.
Hanya sedang berusaha agar tidak terluka untuk kesekian kalinya.

"Argana! Khayla!"

Teriakan keras itu terdengar dari ujung koridor kelas XI. Seorang guru perempuan dengan anggunnya berjalan mendekati kerumunan siswa-siswi yang melihat perdebatan Arga dan Ayla.

"Mampus!" ujar teman - teman Arga dan Ayla, pelan.

"Sedang apa kalian? Bel sudah berbunyi dari tadi, tapi kenapa kalian semua masih berdiri di sini?" tanya orang itu dengan tatapan mengintimidasi.

"kalian semua masuk ke kelas sekarang juga!" lanjutnya, dengan suara yang menggema.

Semua siswa-siswi yang ada di koridor itu pun dengan cepat langsung berlarian memasuki kelas mereka. Tapi saat Arga, Ayla dan teman-temannya hendak melangkah menuju kelas, orang itu justru menyerukan nama mereka dengan lantang.

"Arga, Khayla, Andra, Bian, Adinda, Renata. Kemari kalian!"

Reflek Bian dan Andra langsung menutup telinga Arga dengan tangan mereka, karena melihat Arga melepas earphonenya, saat Bu Lin berteriak lantang tepat di belakangnya.

"Lah si Ibu. Tadi disuruh masuk kelas, sekarang dipanggil lagi." protes Andra, sambil melepas tanggannya dari telinga Arga.

"Sekarang kalian semua Ibu hukum! Karena pasti kalian yang membuat keributan di sini. Siapa lagi yang bisa membuat koridor heboh saat bel sudah berbunyi kecuali kalian."

"Tapi Bu..."

"Tidak ada tapi-tapian. Kalian pikir saya tidak tahu kalian bertiga tadi juga membuat keributan di gerbang sekolah." Bu Lin menatap tajam Arga, Bian dan juga Andra.

"Sekarang kalian semua bersihkan halaman depan sekolah!" tunjuk Bu Lin kepada teman-teman Arga dan Ayla.

"Dan untuk kalian, kalian bersihkan gudang, sekarang juga!" Lanjutnya, menunjuk Arga dan Ayla.

"Tidak ada protes! Lakukan sekarang atau Ibu tambah hukuman kalian." tegasnya. Lalu melangkah meninggalkan mereka semua, yang hanya bisa pasrah.

Bu Lin, atau panjangnya Herlina Andriyani. Guru BK yang terkenal tegas dan disiplin itu, adalah salah satu dari beberapa guru ter-kiler di SMA Cakrabuana. Beliau tidak segan - segan memberi hukuman kepada muridnya yang melanggar peraturan, tanpa membedakan laki-laki atau perempuan.

"ck.. Itu guru kenapa hobi banget kasih hukuman sih." gumam Adinda frustasi.

"Tau tuh. Coba kalo sendirinya yang dihukum, biar ngerasain gimana murid-muridnya pas dihukum." lanjut Bian ketus.

"Nih sepatu lo." Arga memberikan sepatu Ayla, kepada pemiliknya.

"hmm Ar.. Kita tukeran aja deh, biar gue sama Andra yang beresin gudang. Lo sama Ayla bersihin halaman depan aja! Sama dua cewek itu." kata Andra memberi saran dan menunjuk dua sahabat Ayla.

"Lah kok gitu? Udah kalian bersihin halaman depan aja sana! Gue beresin gudang." ucap Arga santai.

"Gak ada protes!" lanjut Arga.

"Iya kita bersihin halaman depan." jawab Bian dan Andra bersamaan.

"Ayo! Lo berdua juga harus ikut." Andra menarik Adinda dan Renata.

"Nggak usah tarik - tarik bisa kan. Gue bisa jalan sendiri." Renata mencoba melepaskan genggaman Andra dari tangannya.

⌚⌚⌚

Di gudang sekolah Arga dan Ayla sama-sama diam, tidak ada yang memulai percakapan diantara mereka. Mereka sedikit terkejut dengan keadaan gudang yang sangat berantakan, Hingga beberapa menit kemudian Arga memecah keheningan itu.

ArAyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang