(10)

305 35 8
                                    

Disclaimer Naruto © Mashashi Kisimoto

The writer only borrows the name of the Character

*****

“A-apa?!” Hinata bingung dengan pertanyaan Naruto, sehingga dia memutuskan untuk menatap Naruto mencari tahu apa yang tengah pemuda pirang itu pikirkan, namun nihil si pemuda pirang itu tetap saja tenang seraya menikmati ramennya.

“Aku tanya kamu tahu pembalut, Hinata?” Naruto bertanya lagi selagi memastikan si gadis berambut indigo itu paham dengan pertanyaannya.

“Hei apa-apaan kau ini!” Hinata bukannya menjawab pertanyaan pemuda itu, dia malah merespon dengan nada yang agak tinggi, sehingga membuat Naruto kaget serta pelanggan lainnya yang memusatkan perhatiannya kepada Hinata karena suaranya.

“Tenang Hinata, tenang… jangan marah dulu dong, aku hanya bertanya...”

“Pertanyaanmu jelas membuatku marah Naruto, tentu saja aku tahu! itu digunakan untuk perempuan ketika menstruasi, kamu benar-benar mau bikin aku malu ya!” Hinata menatap Naruto dengan tatapan garang, serta melihat keadaan sekitar, seketika dia malu ketika sebagian orang menatapnya, lebih tepatnya mereka berdua. Ia langsung saja menundukkan kepalanya, malu benar-benar malu.

“Siapa juga yang ingin membuatmu malu hahaha, kamu malu karena aku bertanya tentang pembalut?”

“Pelan-pelan Naruto, ini tempat umum!” Tegas Hinata, walaupun nadanya terkesan lirih, namun dia tegas dalam menyampaikannya.

“Kamu jangan salah sangka dulu, kamu berpikir bahwa pembalut itu hanya digunakan kaum wanita, menurutku kurang tepat, karena dulunya pembalut digunakan oleh kaum pria juga”

“Kalau kamu tahu, lantas apa gunanya kamu bertanya padaku?!” Hinata tidak habis pikir dengan Naruto, hingga tanpa sadar dia sudah tidak berminat untuk memakan ramen yang sudah dipesannya.

“Hanya ingin menguji IQ-mu”

“Huh aku tidak sebodoh itu ya… memangnya zaman dahulu, pembalut digunakan untuk apa? Tidak mungkin kan kalau kaum pria dulunya juga menstruasi, yang benar saja?!”

“Hahaha, pemikiran yang absurd sekali dan lumayan lucu hahaha, tentu saja bukan… waktu itu pembalut digunakan untuk membalut luka para tentara akibat perang, selain itu digunakan sebagai masker juga agar tidak terkena gas beracun dari lawan.”

“Terus, bagaimana perempuan bisa mengenakan pembalut sampai sekarang?” tanya Hinata seraya mengaduk-ngaduk ramennya tanpa berminat untuk memakannya dia lebih tertarik dengan pembicaraannya dengan si pemuda yang sudah mau mentraktirnya itu.

“Kepo ya? Hahaha” Naruto senang sekali menjahili Hinata tak henti-hentinya dia tertawa karena berhasil membuat gadis itu tersulut emosi ketika bersamanya.

“Haish lama-lama aku tendang kamu ke laut!”

“Kalau aku kamu tendang, kamu juga aku seret biar kita terjun ke laut bersama-sama, romantis kan?” Naruto mencubit hidung Hinata gemas sekaligus tertawa dengan jawaban Hinata.

“Aduh hidungku! Hah yang ada jijik tahu!” Hinata menghentikan aksi cubit hidung yang dilakukan Naruto kepadanya tak lupa membalas Naruto dengan mencubit bagian kanan lengan kekar Naruto.

“Hahahaha hei sakit tahu, haish kamu ini! ya sudah aku kasih tahu, simpel kok jawabannya. Setelah tidak adanya perang dalam kata lain berakhir, pembalut jadi jarang digunakan oleh laki-laki dan hanya digunakan disaat tertentu saja, kemudian para penjual mensiasati untuk dijualkannya pembalut itu kepada kaum perempuan hingga digandrungi oleh banyak anak perempuan untuk digunakan kala sedang menstruasi hingga sekarang ini.” ucap Naruto seraya menahan cubitan Hinata dengan menggenggam tangan gadis itu lama, seraya memandang wajah ayunya.

Mistake [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang