(5)

503 64 0
                                    

Disclaimer Naruto © Mashashi Kisimoto

The writer only borrows the name of the Character

Bahagia memang suatu dambaan. Bahagia memang suatu anugerah.
Tapi apalah kebahagiaan jika tidak kau tahu apa itu sakit.

*****

"Senang bisa sebangku denganmu" kata Naruto sambil menatap Hinata dengan tatapan yang sulit diartikan sedangkan yang ditatap fokus melihat keluar tidak menggubris perkataan Naruto.

Naruto pun menghela nafas karena diabaikan. Naruto pun menjahili Hinata dengan meniup-niup rambut panjang Hinata yang awalnya rapi pun menjadi berantakan, Hinata tidak dapat menahan lagi hingga-

"Apa sih mau mu!" Katanya tegas namun di pendengaran Naruto terdengar sangat manis.

"Tidak ada hanya ingin meniup rambutmu" Jawab Naruto.

"Jangan ganggu aku!" Ucap Hinata lebih tepatnya perintah.

"Nanti nggak seru dong"

"Terserah!" Hinata sudah tidak mau menggubris Naruto lagi dia sudah berada di mood yang sangat buruk hingga rasanya ingin sekali menguliti si rambut pirang itu. Sedangkan si pelaku pun tertawa karena sudah berhasil membuat targetnya berada di mood yang paling buruk.

****

Selama pembelajaran berlangsung Naruto tidak henti-hentinya menjahili  Hinata mulai dari berbisik-bisik, menyenggol Hinata dikala sedang menulis hingga tulisan Hinata pun banyak coretan tidak beraturan.

Hinata sudah tidak tahan dia pun mengangkat tangan kanannya ke atap seraya memanggil senseinya.

"Maaf sensei, saya ingin pindah bangku lain"

Ucapan Hinata pun sontak membuat semua murid di kelas menoleh ke Hinata dengan pandangan bertanya-tanya.

"Apa alasanmu pindah bangku?"

Rasanya Hinata ingin sekali bilang bahwa teman sebangkunya ini mengganggu aktifitas belajarnya, dan itu sungguh menyebalkan, tetapi ia urungkan.

"Sensei saya ingin pindah karena dibelakang membuat saya susah melihat tulisan sensei yang ada di papan tulis" ucap Hinata bohong kepada sensei-nya yang bernama Iruka.

"Adakah yang mau bertukar kursi dengan Hinata?" Tanya sensei Iruka kepada semua murid di kelas.

"Saya pak"

Hinata jengah mendengarnya, apa-apaan ini. Dia ingin jauh-jauh dengan si pirang ini namun apa!

"Naruto apa maksudmu?" tanya sensei Iruka bingung.

"Iya sensei, saya mau bertukar posisi dengan Hinata, Hinata dibangku saya, saya dibangku Hinata, dengan begitu Hinata masih bisa melihat tulisan jadi bisa leluasa untuk melihat ke papan tulis dan bisa ke depan karena di bangku saya kan mudah untuk dia pergi ke depan papan tulis, daripada dia disamping jendela dia kesusahan
" Ucap Naruto panjang lebar, serta meyakinkan sensei-nya itu, alasannya jelas Naruto tidak mau Hinata berada di meja lain, karena belum puas menjahili si gadis berambut Indigo itu.

Sensei Iruka belum sepenuhnya menyetujui pernyataan Naruto pindah kursi, tetapi ketika mengamati murid-murid lain tidak ada yang mengangkat tangan selain Naruto, Iruka sekali lagi bertanya.

"Apa memang tidak ada yang mau bertukar kursi dengan Hinata selain Naruto?" Tanya sensei Iruka lagi.

"Tidak ada pak" jawab semua murid.

'Kenapa ini bisa terjadi padaku hiks, apa salahku' drama betul lah Hinata ini.

"Bagaimana Hinata? Mau tukar tempat duduk dengan Naruto?" tanya Iruka.

"Tidak jadi pak, maaf" ucap Hinata seraya menunduk menahan kekesalannya karena gagal menjauh dari pemuda pirang yang ada disampingnya itu.

"Huh... ya sudah kalau kamu masih kurang jelas untuk melihat tulisan di papan tulis, kamu bisa bertukar posisi duduk dengan Naruto, kalau masih tidak kelihatan, periksa matamu ya dan segera pakai kaca mata" Jelas Pernyataan sensei Iruka.

Malu itulah yang dirasakan Hinata, dia sudah berbohong kepada gurunya, ditambah lagi rencananya gagal untuk menjauh dari si Naruto. Kesal, malu, marah semua menjadi satu dalam diri Hinata. Sedangkan Naruto hanya terkikik geli seraya berbisik di telinga Hinata.

"Lain kali kalau mau pindah tempat duduk, ajak aku juga ya" bisik Naruto.

Hinata hanya melirik sinis kepada Naruto tanpa mau menanggapi permintaan Naruto itu.

*****

Sepulang sekolah Hinata melewati parkiran motor, namun ada yang mengganggu penglihatannya.

"Itu bukannya motor yang tadi pagi membuat seragam ku kotor!" Ucap Hinata kaget.

Tanpa pikir panjang dia menunggu siapa pemilik motor yang nggak ada akhlak itu.

Sudah hampir sore si pemilik motor belum juga menampakkan batang hidungnya. Hinata sudah jengah dia pun pasrah dan menyerah memutuskan untuk pulang ke rumah hingga sebelum benar-benar pulang dia akhirnya dia terkejut dengan apa yang di lihatnya.

"Kamu!" Ucap Hinata kepada si pemilik motor yang baru akan memakai helmnya.

"Jadi kamu yang sudah membuat kotor bajuku tadi pagi! Hah takdir macam apa ini!" Ucap Hinata

"Tadi pagi itu tidak sengaja, dan aku juga waktu itu sedang terburu-buru" Ucap pemuda itu santai kepada Hinata siapa lagi kalau bukan Naruto.

"Aku tidak butuh alasanmu!" Ucap Hinata seraya pergi menjauhi si pemuda pirang itu.

"Hey, ayo aku antar pulang sebagai tanda permintaan maafku" Ucap Naruto yang sudah siap mengenakan helm tak lupa menyalakan motornya untuk menyusul teman sebangkunya.

Tbc

Halloo.. Berjumpa lagi denganku wkwkwkwk jangan lupa vote dan komen ya karena itu akan menjadi penyemangat bagi saya untuk menulis, oh iya di Joylada juga ada lho yuk mampir baca disana, nama pan name masih sama kok, judulnya juga sama hehehe dibaca ya.

Di joylada chapter 6 sudah Up ya :D

Jadi, jika kalian ada yang punya Joylada jangan lupa baca ceritaku di sana... Jika tidak punya aplikasinya, bisa juga kok dengan web.

Selain itu ada cerita One Shoot aku tentunya cerita Naruhina ya, yang bakal sering aku publish di sana, mungkin di wattpad juga tapi bakal lebih lama wkwkkwk

Mistake [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang