Tentang kau dan dia

162 29 7
                                    

Banyak yang berkata bahwa ketika laki-laki dan perempuan menjalin hubungan persahabatan tidak mustahil akan munculnya benih-benih cinta. Itulah yang menjadi permasalahanku saat ini. Bukan aku yang merasakan perasaan itu, namun kekasihku Uchiha Sasuke.

Entah itu hanya kekhawatiranku semata atau memang benar-benar terjadi. Dari awal aku menjalin hubungan dengannya, aku sudah mengetahui bahwa dia berteman dengan Hotaru sejak kecil. Mereka sangat dekat, bahkan sebelum aku dekat dengan Sasuke, aku pernah mengira mereka adalah sepasang kekasih. Hotaru juga sudah memiliki kekasih, Utakata namanya.

Aku dan Sasuke menjalin hubungan baru 6 bulan. Meski begitu, aku sudah terlanjur memiliki perasaan terlalu dalam pada Sasuke. Dan aku juga tahu bahwa Sasuke pun merasakan hal yang sama. Namun aku tidak tahu sedalam apa perasaan itu.

Akhir-akhir ini aku jarang bertemu dan berkomunikasi dengan Sasuke. Dia berkata sedang sibuk dengan pekerjaan dan ada sedikit masalah dengan keluarganya. Aku memakluminya. Sejauh ini, aku belum pernah dipertemukan dengan keluarganya. Jadi aku tidak tahu mengenai masalah apa yang sedang terjadi.

Hampir setengah bulan, Sasuke tidak ada kabar. Ketika aku mendatangi apartemen miliknya pun kosong. Aku menduga dia selama ini tinggal di rumah keluarganya.

Aku sempat menelpon Hotaru, bertanya tentang keadaan Sasuke. Dia hanya berkata, "Sasuke baik-baik saja. Untuk saat ini lebih baik jangan mengganggunya." Setelah itu dia menutup telpon tanpa memberiku kesempatan untuk bertanya lagi.

Apa yang sedang terjadi?

Kenapa aku tidak boleh mengganggu? Bukankah hal wajar jika aku khawatir pada kekasihku sendiri?

Dan aku merasa, nada bicara Hotaru tidaklah tepat. Terkesan dingin dan seolah dia tidak suka padaku. Aku mulai bertanya-tanya, apakah sesuatu terjadi diantara Sasuke dan Hotaru?

Aku tidak mau meyakininya. Namun, perasaan resahku terus saja memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi diantara mereka berdua.

Selama ini, meskipun tidak terlalu dekat dengan Hotaru, aku merasa baik-baik saja. Dia juga type perempuan yang ramah.

Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku merasa sepi. Pikiranku melayang memikirkan Sasuke. Hatiku sakit menahan rindu.

Untuk mengalihkan pikiranku, aku mulai menyibukkan diri dengan pekerjaanku. Aku menghabiskan waktu hingga lembur hanya agar tidak terlalu memikirkan Sasuke.

Hari berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah dua bulan Sasuke menghilang dari duniaku. Selama ini aku juga mempersiapkan diriku dari kemungkinan terburuk.

Kemudian, setelah sekian lama tanpa kabar. Sasuke menghubungiku dan mengajak bertemu di restoran keluarga. Perasaanku membuncah, akhirnya aku bisa bertemu dengan kekasihku. Namun perasaanku mengatakan bahwa ini akan menjadi pertemuan terakhirku dengannya.

Dan benar. Ketika aku sampai di tempat pertemuan, disana sudah ada Sasuke. Dia tidak sendiri, di sampingnya juga ada Hotaru, dia terlihat sedikit gemuk dari terakhir aku melihatnya.

Perasaanku semakin tak menentu. Aku menahan rasa sakit hatiku, kala melihat mereka saling melontarkan senyum. Mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna. Kedua mataku terasa hangat, seolah kapan saja akan keluar air mata. Aku menahannya.

Memaksakan senyum, dan melangkah mendekati mereka.

"Sasuke," sapaku mengalihkan perhatian mereka. Aku duduk di seberang Sasuke.

"Kau sudah datang. Pesan makanan dulu, baru kita bicara." Nada bicara Sasuke sangat berbeda dari yang ku kenal. Dia bahkan tidak menanyakan kabarku.
Makan dulu baru bicara? Omong kosong!

Mana mungkin aku bisa menelan makan jika dihadapkan hal seperti ini. Jadi aku menolaknya, "tidak. Mari kita bicara. Apa yang ingin kau sampaikan?"

Aku tidak sanggup mendengar apa yang akan dikatakan Sasuke. Menahan perih ketika aku melihat tangan Sasuke memegang tangan Hotaru di atas meja.

Mengatur napas, aku menatap Sasuke. Menunggu jawaban yang tidak ingin ku dengar.

"Maaf, Naruto. Aku dan Hotaru sudah menikah minggu lalu."

Apa?!

Aku masih bisa menerima jika dia memutuskanku karna ingin menjalin hubungan dengan sahabatnya itu. Tapi ini, dia berkata sudah menikah?

Apa tidak bisa, dia memutuskanku sebelum menikah dengan Hotaru?

Kenapa dia harus memutuskanku setelah mereka menikah?

Kenapa?

"Aku tahu ini berat bagimu, Naruto. Namun aku tidak punya jalan lain. Sekarang Hotaru sedang hamil. Meski bukan aku yang melakukannya. Tapi, aku sebagai sahabat Hotaru tidak bisa melihatnya terpuruk karena laki-laki yang menghamilinya tidak ingin bertanggung jawab. Anak itu tidak salah apa-apa. Dan dia juga butuh keluarga yang lengkap. Aku tidak bisa meninggalkan Hotaru dengan beban berat ini. Ku harap kau mengerti, Naruto."

Itu Hotaru dan kekasihnya yang salah, karena berbuat hal tidak senonoh tanpa pengaman. Kenapa harus Sasuke yang bertanggung jawab?

Aku tahu Sasuke itu baik. Dia selalu menolong orang yang membutuhkan. Dia juga lemah terhadap orang yang meminta belas kasihan. Tapi, jika seperti ini bukankah itu menyakiti ku?

Memohon pengertianku? Apa dia sadar apa yang sedang dia lalukan?

Dia menghancurkanku sampai ke titik terendahku. Hatiku berdenyut sakit. Tak kuasa menahan tangis. Memandang Sasuke sendu, untuk terakhir kalinya. "Aku pergi."

Setelah mengatakannya, aku beranjak dari tempat duduk. Dan pergi dari sana.

Aku menangis terisak. Badanku bergetar lemas. Sampai di halte, aku terduduk. Menutup kedua mataku dengan tangan. Aku menangis tersedu. Mengabaikan mereka yang ada di sekitar halte.

Menangis hingga tersedak. Aku mengeluarkan semua rasa sakitku. Aku tidak ingin menahannya lagi. Meski ini memalukan, karena menangis di depan umum. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin menangis hingga air mataku kering. Hingga aku tak sanggup menangis lagi. Karena setelah ini, aku berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan menangis untuk Sasuke.

Dan aku akan mencari kebahagiaanku sendiri.

Fin

SasuNaru's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang