Fiveteen

35 6 1
                                    

Happy reading ❤

Cek yang typonya:"

***

Sepanjang jalan Keyla mengayuhkan sepedanya di udara sore hari sepulang sekolah.

Ia menikmati pancaran sinar matahari yang hendak ingin tenggelam dan akan digantikan oleh rembulan di malam hari.

Ia juga menikmati damainya kota Bandung, meski di sana masih banyak kendaraan yang berlalu lalang. Keyla merasa masalah yang sedang ia hadapi sekarang terlupakan sejenak.di dalam dirinya hanya ada rasa tenang, damai, dan bahagia.

Ntah mengapa hari ini ia mudah sekali untuk melupakan sesuatu. Biasanya jika ada masalah sedikit saja, Keyla akan terus memikirkan nya.

Apa karena Alfin??ah, tidak sikapnya tadi hanya sebatas sikap biasa. Iyaa sih Alfin jarang sekali bersikap seperti itu, apalagi kepada seorang perempuan. Meskipun apa yang di lakukan Alfin pada Keyla masih terlihat cuek dan tidak peduli, tapi Keyla tau Alfin memiliki sifat yang tidak pernah di ketahui oleh siapapun.

Kalau jika benar ia bahagia karena Alfin, ia merasa menjadi wanita beruntung satu-satunya di Dunia ini. Ntahlah rasa cinta memang kuat,bisa membuat siapa saja tergila-gila pada seseorang yang di cintai nya. Meskipun orang yang kita cintai tidak mencintai kita. Merah jambu ini memang sangat lah aneh!!!

Keyla tidak tahu mengapa ia mendadak menyukai Alfin,namun masih minim untuk mencapai kata cinta.ia masih mengagumi atas kepribadian Alfin,meskipun ia pernah berkata pada dirinya, ia tidak suka dengan Alfin. Namun nyatanya sang Maha pencipta memang lihai dalam membolak-balikan hati seorang manusia.

Dan dimana akhirnya Keyla dalam posisi ini.Namun ia tidak tahu apakah Alfin juga sama dengan perasaannya?? Biarlah waktu dan proses yang menjawab.

                                  ❄❄❄

Setelah beberapa meter Keyla mengayuhkan sepedanya, tiba-tiba saja ada suara yang sudah tidak aneh di perutnya.ya,rasanya cacing-cacing di perut nya sudah berdemo ria untuk segera di beri asupan.

Keyla pun mencari-cari dengan sudut pandang matanya di sekitar jalan, siapa tau ada pedagang kaki lima yang menjual makanan.

Dan setelah Keyla mencari-cari, akhirnya ia menemukan abang tukang bakso langgananya. Ia pun segera memarkirkan sepedanya, dan menghampiri abang tukang Bakso itu yang sedang mangkal di sisi jalan.

"Assalamu'alaikum mang Dimong. " Salam Keyla pada mamang tukang Bakso itu yang sedang mencuci mangkok Bakso nya.

"Waalaikumsalam,eh neng Keyla. Ntos uwih neng?? Tanya mang Dimong.

" Ntos atuh mang, mamang teu ningal, pan Keyla teh masih ngaggo acuk sakola.

"Ouh muhun neng. Hampura mamang  teh daa sibuk jadi teu konek. Ucap mang Dimong bercanda.

" Ih ari si mamang bisa wae."Ucap Keyla pada mang Dimong dan keduanya tertawa lepas.

Meskipun Keyla baru tinggal di Bandung 9 bulan yang lalu, tapi ia sudah lancar dalam berbahasa Sunda, maklum lah kecerdasan Keyla dan semangat juangnya untuk mencoba hal yang baru sangatlah kuat.

"Eh, neng mangga atuh calik, manya nangtung wae."perintah mang Dimong pada keyla setelah ia sudah selesai mencuci mangkoknya.

" Muhun mang." Ucap Keyla.

"Neng Keyla bade meser bakso??"tanya mang Dimong setelah Keyla duduk.

" Sanes mang, bade meser martabak. Ucap Keyla dengan nada bercanda.

" Eh si neng teh kumaha, amun bede meser martabak mah gening kadie, pan ari mamang mah julana bakso sanes Martabak."jelas mang Dimong panjang lebar.

Crumbs of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang