16. island(1)

5.5K 116 0
                                    

Jika hati di ciptakan untuk memilih lalu apa hati Damien bermasalah?
Sewaktu memilih siena.
Sewaktu memilih Emilia.
Tapi sekarang dia ingin memilih keduanya. Apa bisa?

Damien tidak tahu apa yang dia rasakan untuk kedua kakak beradik itu. Bisakah tuhan memberikan jawabannya? Memilih salah satu dari mereka tanpa harus menyakiti salah satu dari mereka.

Egois? Damien tahu. Tapi dia tidak perduli apapun akan dia lakukan untuk selalu membuat kedua wanita itu berada di sisinya. Lalu bagaimana dengan janji Damien kepada Emillia?
Tidak. Damien juga memiliki janji kepada Siena untuk terus selalu berada di samping wanita itu.

Berhentilah berpikir Damien biarkan semuanya berjalan sesuai waktu dan takdir.

Ya biarkan. ini takdir Cukup mengikuti alur yang sudah di buat tuhan.

Damien beralih pokus pada tumpukan dokumen-dokumen di atas mejanya.

Tok. Tok.

"Masuk."

Sekertaris Damien ternyata.

"Ada apa?"

"Sir jet baru yang anda beli atas nama Allea sudah siap dan penerbangan anda ke island juga sudah siap."

Island. Pulau pribadi milik Damien.
Pemandangan nya sangat indah di keliling pantai. Putrinya pasti sangat suka.

"Alright. Kosongkan jadwal untuk tiga hari ke depan."

"Baik sir." Ini yang Damien sukai dari sekretaris nya tidak ingin tahu dan profesional pastinya.

🥀🍩🥀🍩

Damien menjemput dua wanita berharga dalam hidupnya. Emillia dan Lea. Maaf Siena kamu juga berharga. Eek.

perjalanan mereka menuju bandara pribadi milik Damien di penuhi canda dan tawa si kecil Lea.

Dulu.. Damien pernah bermimpi seperti ini bercanda gurau bersama keluarga kecilnya bedanya wanitanya adalah Siena bukan Emillia. Tapi takdir berkata lain.

Damien menggenggam tangan Emillia, mengecup nya.

"Terimakasih."

Emillia hanya tersenyum mengusap lembut lengan suaminya.

"Daddy nanti Lea mau buat istana daddy juga ajarin Lea berenang ya Lea mau ini mau itu... Bla.. bla.. bla.." Lea udah bisa ngomong R guys.

Terlalu menikmati kebersamaan Sampai mereka tidak sadar sudah sampai bandara.

Lea berdecak kagum.

"Daddy ini pesawat daddy?" Lea berada di gendongan Damien tangan kiri Damien menggenggam tangan Emillia.

"No."

"Terus pesawat siapa?Lea pikir punya daddy kalo punya daddy nanti Lea minta." Damien terkekeh melihat Lea yang mencabikan bibirnya tapi matanya berkaca-kaca.

"Tapi.. Ini punya Lea princessnya Daddy." Mata Lea membulat wajahnya tampak berseri Damien suka ini Lea adalah permatanya Damien sangat amat menyangi Lea melebihi nyawanya sendiri. Jangan bilang perkataan Damien terlalu di lebih-lebih kan, ingat? Damien begitu lama menunggu malaikat kecilnya sudah cukup dia bersabar.

Sampai masuk jet pun Lea terus berdecak.

"Lea mau bobo di kamar?" Tanya Emillia.

"Mau Lea mau vc sama aunty Kris."

Emillia mengantarkan Lea memberikan tab lalu kembali duduk di samping Damien.

Emilia menyenderkan kepalanya di pundak Damien dan memeluk lengan Damien. Nyaman.

"Kenapa hm?"

Emillia menggeleng.
"I'm so happy."

Damien tersenyum mengecup puncak kepala Emilia "me to."

"Tidurlah." Seperti sihir dalam sekejap Emilia menutup matanya, terlelap.

🥀🍩🥀🍩

Emilia membuka kelopak matanya.
Mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Asing.

Ini bukan di pesawat. Island.

Emilia melangkahkan kakinya menuju jendela kamar. Emilia melihat pemandangan yang sangat indah. Awan biru air laut juga sebiru awan. Luar biasa.

Emilia keluar dari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Emilia keluar dari kamarnya. Ternyata ini mansion. Menuruni tangga mencari keberadaan suami dan putrinya.

Tidak ketemu juga lalu Emilia memutuskan untuk ke dapur membuat kan makanan.

Eh? Emilia pikir tidak ada maid ternyata semuanya berkumpul di dapur sekitar ada 5 orang.

Emilia berdehem.
"Eh.. Nyonya sudah bangun, jika nyonya mencari tuan dan nona Lea mereka berada di ruang bermain, nyonya." Kata Wanita yang terlihat paling tua dari mereka.

"Maaf Bu panggil saja saya Emillia."

"Tidak nya_"

"Saya memaksa." Sang ibu maid hanya menurut saja.

Emilia memberitahu maksudnya ke dapur untuk memasak dan di sambut baik oleh para maid walau terasa canggung bagaimanapun juga mereka sedang bersama majikannya Emillia merasakan itu dan dia tidak suka tapi Emillia bilang 'anggap saja sedang masak bersama teman' dasar.

Thanks for reading please comment and votenya biar semangat.

Thanks for reading please comment and votenya biar semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang