18.another love

4.6K 104 2
                                    

2 month later.

"Mom lihat anak tampan didepan sana." Emillia menoleh ke arah dimana ada seorang anak laki-laki bermain bola di perkarangan mansion yang lebih tepatnya didepan mansion Emilia, tetangga depan.

Emilia sedang berada di halaman mansion nya mengajari Lea bermain sepeda.

"Sepertinya mereka baru pindah baby."

"Lea mau kesana mom." Lea turun dari sepeda nya berlari meninggalkan perkarangan rumah nya.

Emilia ingin mengejar Lea tapi kepalanya tiba-tiba sangat pusing.

"Hei are you okay?"

"Damien? Kau sudah kembali?" Emillia mencoba tersenyum.

"Ya, kau tidak sehat? Wajahmu sangat pucat, sebaiknya kita ke dokter."

"No, aku hanya kelelahan aku hanya perlu beristirahat, tapi Lea disana aku harus melihatnya." Emilia menunjuk dimana Lea berada.

"Kau istirahat saja sayang  biar Lea aku yang lihat." Emilia hanya menurut di gendong Damien karena sudah tidak punya banyak tenaga.

****

Lea sudah berdiri di belakang anak laki-laki itu.

"Hai kakak." Anak itu hanya menoleh lalu melanjutkan lagi permainannya.

Lea cemberut, tapi Lea semakin mendekati anak laki-laki itu.

"Kakak mau bermain dengan Lea tidak?"

"Pergi sana." Lea mau menangis rasanya, tapi kata Daddy anak Daddy Damien ga boleh cengeng, Lea kan anak Daddy Damien.

"Lea punya banyak mainan Barbie di rumah kakak ikut main yu?" Lea sudah mulai menarik-narik baju lengan panjang anak itu.

Anak itu berhenti bermain. Lea tersenyum cerah karena dia pikir anak itu mau mengikuti kemauannya, tapi "dasar pengganggu pergi sana apa kau pikir aku mau bermain permainan anak perempuan?hah?!" Lea takut! Anak itu membentak Lea!

Lea menangis melihat anak laki-laki itu pergi berlari menjauhinya sebelum terdengar suara ringisan.

Lea ikut berlari menghampiri anak laki-laki yang sedang terduduk memegangi lututnya, jatuh dia kena karma maybe😣

Lea berjongkok melihat lutut anak itu yang mengeluarkan darah merogoh saku celananya yang terdapat plaster membuka nya menempelkan di lutut anak itu.

Lalu dengan cepat pergi, takut takut anak itu marah dengan nya.

"Tunggu!" Lea pura-pura tidak mendengar trus berlari sampai dia menemukan Daddy nya yang ternyata mau menjemputnya pulang. Lea naik ke gendongan Damien melihat kebelakang dimana anak itu masih terduduk diam yang juga melihat kearah lea.

"Namanya Lea bukan?" Anak itu menatap plaster gambar princess Ariel.

****

20.15 pm.

"Lea sudah tidur?" Emilia menatap Damien dari cermin yang baru saja masuk.

"Hmm." Damien menghampiri Emillia memeluk pinggangnya dari arah belakang, mereka saling menatap melalui cermin.

Damien mengecup bahu Emillia tangannya mulai membuka tali bathrobe yang di pakai Emillia.
Emilia baru selesai mandi !

Setelah membuka nya tangan Damien turun kebawah..

"Stop Damien kau harus pulang." Emilia memasang kembali talinya.

"Aku sudah pulang sayang." Damien masih gencar menggoda Emilia dengan kecupan-kecupannya.

"Pulang ke rumah mu yang sebenarnya Damien."

"Kau tidak pusing?"

"Back to your house." Terdengar nada sinis didalamnya.

Damien menghela nafas melepaskan pelukan nya meninggalkan Emillia sendiri.

****

Damien membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, Damien kesal.
Kenapa Emillia selalu mengingatkan nya tentang keberadaan seseorang yang sudah dia sakiti saat mereka sedang menjalin kasih, itu membuatnya merasa sangat bersalah.

Jangan kalian pikir Siena sudah menghilang dari hati Damien.
Maaf mengecewakan kalian, karena nyatanya di hati Damien juga tersimpan nama itu.

Damien memasuki perkarangan mansion memarkirkan mobilnya kedalam bagasi.

"dimana siena?"

"Nyonya sedang di kamar nya tuan."
Damien ingin beranjak tapi di tahan oleh wanita paruh baya yang merupakan kepala pelayan di mansion itu.

"Maaf tuan tadi nyonya besar datang."
Oke Damien tahu kelanjutannya.

Damien mengangguk melenggang pergi menuju kamarnya.

Gelap. Hanya itu yang Damien lihat saat masuk kedalam kamarnya, Damien menyalakan saklar lampunya.

Kamarnya Sangat berantakan dan...
Siena.

Siena duduk di lantai memeluk lututnya menenggelamkan wajahnya.

"Siena?"

Damien membeku saat Siena tak lagi menyembunyikan wajahnya.
Mata Siena sangat bengkak.

Siena menerjang Damien dengan pelukannya.

"Damien, aku takut Damien aku takut please don't leave me." Siena menangis sangat kencang.

"I am here." Damien mencoba menenangkan Siena menit selanjutnya hanya ada keheningan.

"Damien?" Siena melepaskan pelukannya.

"Hmm?" Damien menghapus jejak air mata di pipi Siena.

"Do you love me?"

"Of course I love you, kamu tahu itu."

Siena berjalan kearah laci mengambil sesuatu.

"Lalu ini? Cinta yang lainnya?"

                      
                              TBC

                                                     TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Another LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang