❕❕Jangan lupa❕❕
VOTE, KOMEN, dan SHARE yaa. TQ
H A P P Y R E A D I N G
——————————————————"Aahh...i.., iyaa, tak apa." Terdengar suara yang masih sedikit terbata-bata, tetapi tetap terdengar lembut yang dikeluarkan anak perempuan tersebut membuat anak lelaki yang di depannya merasa heran dan mengerutkan dahi.
🌈🌈🌈
Setelah tak lama memasang wajah keheranan seraya mengerutkan dahi, akhirnya anak lelaki tinggi tersebut kembali fokus dengan apa yang ia herankan tadi.
"Ka...kau.., bisa menggunakan bahasa Indonesia...,??" Tanya lelaki tinggi tersebut.
Anak perempuan yang ada di depannya itu mengangguk dengan gemasnnya sehingga ikatan rambut yang ada di belakang kepalanya ikut bergoyang.
"Yaapp!!, tapi... masih sedikit-sedikit. Aku dari keluarga Indonesia!" sahut anak perempuan yang berusia 8 tahun itu.
Wajah anak lelaki tinggi tersebut yang tadinya mengerutkan dahi menjadi tersenyum yang tak kalah manisnya dengan perempuan yang ada di depannya.
"Oh iya!! namaku Agattha Vlorenza Lawverniya. Di Korea, aku biasa dipanggil Vlo - naa. Jika kau mau, panggil saja aku Vlo. Dan..., siapa namamu??" Tanya anak perempuan menggemaskan itu tetapi masih terdengar agak sedikit terbata-bata bicaranya sambil mengulurkan tangan putihnya.
"Langit Adinata Saputra. Kau bisa memanggilku Langit atau Lang." Balasnya dengan uluran tangannya sehingga mereka berjabat tangan.
"Hey... lihat!!! Seragam sekolah kita sama, jangan-jangan kita satu sekolah??" Tanya lagi anak perempuan tersebut dengan menunjukkan seragam sekolah keduanya.
"Wah.., Iyaa. Kau benar. Sekolah kita sama. Tetapi... memangnya kau naik kelas berapa?" Pasang muka Langit dengan wajah penasaran.
"Tahun ini aku naik kelas 3. Kau...?" Tanya balik anak perempuan imut itu.
"Kelas 3 jugaa." Sahut anak lelaki itu singkat.
"Wahahaa... kita sama. Semoga nanti kita bisa mendapatkan kelas yang sama yaa."
Pasang wajah riang anak perempuan itu.Sedangkan anak lelaki yang ada di depannya itu hanya mengangguk samar seraya tersenyum manis saja.
🌈🌈🌈
Setelah hujan sudah mulai terasa mereda, Langit bersiap-siap ingin melanjutkan kegiatannya yang tertunda yaitu berangkat ke sekolah, karena waktunya sudah tak lama lagi. Dan jika ia sampai terlambat ke sekolah di awal kenaikan kelasnya, itu benar-benar akan menjadi memori yang buruk baginya nanti karena Langit termasuk anak yang sangat disiplin.
"Hm... Vloo.., apa kau mau berangkat ke sekolah bersama denganku? Kebetulan di sepedaku terdapat injakan kaki untuk orang yang berdiri di belakangku. Mungkin akan lebih mempersingkat waktu daripada kau harus berjalan kaki, nanti terlambat." Tawar Langit dengan kalimatnya yang panjang dan lebar.
"Apa itu tak akan membuatmu merasa merepotkan Lang..?" Tanya lagi si anak perempuan cantik itu.
Namun yang ditanya hanya menggelengkan kepala seraya tersenyum manis kepada anak perempuan yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari Dibawah Pelangi
Teen FictionMentari, gadis lugu yang mungil mengalami kehidupan yang amat sangat pahit baginya. Begitu banyak cobaan yang ia lalui sehingga membuatnya selalu menangis dan merenung. Ketika ia sendiri, entah mengapa selalu melintas di pikirannya akan masa l...