❲ Wanderlust BAB : VII ❳

3.9K 591 59
                                    

Tiga hari Sunoo tak pergi ke sekolah. Kejadian malam itu terus berputar didalam otaknya. Ia hancur bersama perasaannya. Ia ingin kembali dalam pelukan Jake tapi semua itu mustahil.

Sunoo yakin , mungkin sekarang Jake akan membencinya. Tapi dia melakukan ini demi kebaikan Jake sungguh.

Sunoo melangkahkan kakinya ragu di koridor yang nampak ramai. Diujung sana Sunoo bisa melihat Jake yang tengah bermesraan dengan gadis yang menembak Jake dulu minju.

Menggigit bibir bawahnya gejolak aneh itu terus menghantui perasaan Sunoo.

"Sun—"

Sunoo menolehkan kepalanya kesamping menemukan Jay yang tengah tersenyum kepadanya.

Kedua mata itu saling memandang hingga Jay menganggukkan kepalanya. Menggenggam tangan Sunoo dan menariknya pelan melewati koridor tersebut.

Jake memandang datar ketika Jay dan Sunoo melewatinya begitu saja. Mendengus kesal Sunoo menolaknya karna Jay. Lihatlah bahkan mereka menunjukkan kemesraannya dihadapannya.

Dalam hati Jake mengumpat. Jay dan Sunoo itu sama saja sama - sama licik dan pengkhianat.

"Oppa , gwaenchana?"

Suara Minju membuyarkan lamunan Jake. Jake itu tersenyum menatap gadis disampingnya dengan tatapan intens. Mengusap kepalanya lembut.

"Mau membantu ku?" Seringaian tercetak begitu jelas dibibir tebal Jake. Hazelnya memancarkan amarah yang berkobar amarah dendam.

"Membantu untuk?"

"Menghancurkan Jay dan juga Sunoo."

Keduanya terkekeh jahat.

Benar - benar pasangan gila.

'Kita lihat saja nanti kim , bagaimana kau merubah diriku menjadi semakin jahat.'

"Oppa! Sunoo oppa!"

Jiheon berjalan menghampiri Sunoo. Lalu gadis itu sedikit menyenggol lengan Sunoo hanya untuk bercanda.

"Menyebalkan! Selama tiga hari aku terus mencari oppa , tapi tidak menemukan oppa dimana pun. Padahal deadline untuk komik yang ku garap , sebentar lagi jatuh tempo."

Sunoo terkekeh mengacak surai Jiheon.

"Maaf. Oke!"

Jiheon cemberut membuang muka kearah lain.

"Jangan merajuk makan siang kali ini , oppa yang traktir."

"Assa. Itu baru yang dinamakan seorang sunbae yang baik hati."

Jiheon dan Sunoo  duduk saling berhadapan setelah mengambil beberapa makanan. Mereka untuk memutuskan untuk sedikit berbincang.

"Bagaimana hubungan oppa dengan Jake sunbae? Kudengar , hubungan oppa semakin membaik."

Jiheon bertanya dengan penuh antusias mata hitamnya berbinar. Menandakan ia benar - benar senang kali ini.

Sedangkan Sunoo nampak gelisah mengigit bibir bawahnya. Onyx nya bergerak tak tentu arah.

Jiheon mengernyitkan dahinya melihat gelagat aneh kakak kelasnya apa dia mengucapkan suatu yang salah. Tapi memang benarkan , jika beberapa hari yang lalu Jake menggendong Sunoo waktu olahraga.

Bukankah itu bagus jadi kenapa sekarang Sunoo oppa nya terlihat gelisah.

"Oppa , ada yang salah?"

Jiheon bertanya memastikan sedikit mencondongkan tubuhnya untuk melihat raut wajah Sunoo lebih jelas.

"I–itu—"

Sunoo menghentikan ucapannya ketika suatu yang dingin mengalir dari atas kepalanya. Matanya terpejam sensasi dingin itu merayap kearah pipinya.

Indra pendengarannya menangkap suara kekehan yang sangat ia hafal.

Jiheon hanya bisa terperangah memandang Sunoo dengan tatapan iba bajunya kotor dan basah.

Sunoo beranjak dari duduknya membalikkan badannya. Onyxnya menatap hazel yang memancarkan seringai licik.

"Ops! Tidak sengaja , Kim. Oh, bukan! Ini adalah hadiah yang pantas untuk pengkhianat seperti mu."

Sunoo diam tak menjawab perkataan Jake. Kepalanya menunduk ya , ini semua salahnya jika Jake berubah seperti ini.

Para siswa yang ada di kantin dibuat terperangah , pasalnya Jake tak pernah memperlakukan buruk meskipun sudah putus. Tapi sekarang Sunoo sebagai bahan bully-an.

"Sunbae , kau tak pantas mengatakan Sunoo oppa seperti itu."

"Diam kau bocah!"

Jiheon seketika bungkam. Jantungnya berdegup kencang. Dia tak pernah berbicara dengan Jake sunbae. Sekali berbicara sunbae nya malah membentaknya.

Tatapan nyalang itu diarahkan pada pemuda manis itu.

"Jalang ini memang pantas diperlakukan rendahan."

Nada sarkasme membuat semua orang disana menahan nafasnya.

Sunoo menatap Jake dengan tatapan sendunya berusaha tak mengeluarkan air matanya.

Hatinya sakit hancur tak tersisa. Pemuda tampan itu mengahancurkan dan menginjak - injak harga dirinya.

Sunoo masih mencintai Jake meskipun pemuda itu melemparkan seribu caci maki dan berbalik membencinya. Sunoo tetap mencintainya. Tapi ia tak bisa kembali kepada Jake seperti dulu lagi.

"Kenapa kau hanya menatapku dengan tatapan menjijikkan mu itu , Kim? Kenapa kau tidak menunjukkan seberapa jalangnya dirimu."

Jake geram melihat Sunoo yang hanya menatapnya lemah kemana seorang Kim Sunoo yang keras kepala itu. Sesungguhnya tatapan itu membuatnya sedikit goyah.

Plak

"Brengsek!"

"J–Jiheon—"

Sunoo memandang Jiheon yang memburu. Gadis itu menampar Jake barusan.

Jake tersenyum sinis memandang juniornya yang menatapnya nyalang.

"Kau itu yang menjijikkan , sunbae. Pemuda sebaik Sunoo oppa , tak pantas mendapatkan bajingan yang paling pengecut seperti itu."

Jeda sejenak Jiheon menatap Sunoo iba.

"Dan lagi jika suatu saat kau menyesali perbuatanmu. Aku tak akan rela Sunoo oppa jatuh kedalam tanganmu untuk yang kedua kalinya. Camkan itu."

Itulah adalah akhir untuk kejadian hari ini. Jiheon menarik tangan Sunoo menjauh meninggalkan semua orang yang menatapnya dengan tatapan kagum , iba dan juga benci.

Jake menyeringai. Dalam hati dia merasa dongkol karna dipermalukan oleh juniornya sendiri.

"Aku tak akan pernah menyesal justru sebaliknya , aku akan membuat hidup kalian dipenuhi oleh penyesalan karna telah mempermalukanku."

────────────────────
Don't forget for vote and comen !
────────────────────

Babang jake ko kamu gitu si sama sonu ? (ง •̀灬•́)ง
see next chapter !

─ nenglilis
~Adios !

WANDERLUST ៸៸ JAKENOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang