❲ Wanderlust BAB : EPILOG ❳

4.4K 439 7
                                    

Jake dan Sunoo— beberapa orang kadang akan meresa iri melihat kemesraan mereka. Dan juga , mereka adalah orang - orang yang sangat dielu - elukan di sekolah ini. Jake yang tampan dan Sunoo yang manis. Mereka benar–benar serasi.

Namun– bagi Jake maupun Sunoo. Mereka hanyalah sepasang kekasih pada umumnya— adu mulut , bahkan hampir saling memukul— hampir ya , hampir. Karena sejatinya mereka sama–sama lelaki.

Hari ini Jake mengajak Sunoo keluar— bisa dikatakan kencan atau mungkin juga tidak. Entahlah— mereka hanya ingin bersenang–senang dari tugas yang membelenggu mereka.

"Kau sudah siap?"

Jake bertanya— hazelnya memindai penampilan Sunoo yang terlihat manis dan tampan.

Sunoo mengangguk sebagai jawaban. Mereka mulai melangkah beriringan. Jake sengaja tak membawa sepeda motornya kali ini— berjalan kaki dengan pasangan terdengar lebih manis. Dan mereka bisa menghabiskan waktu berdua lebih lama.

Senyuman yang nampak malu–malu itu terukir pada wajah keduanya. Rasanya aneh— sedikit canggung. Karna jujur— dulu saat mereka pacaran. Mereka jarang melakukan hal seperti ini.

"Sunoo , apa kau gugup?"
 
Tanya Jake diikuti dengan daheman lirih— mencoba mengontrol suaranya yang tersendat.

Sunoo terkekeh mendengernya , kemudian mengangguk.

"Yeah— sedikit."

Keduanya saling memandang , dan tertawa bersama.

"Kau tahu— ini sedikit konyol. Kita bukan orang yang baru saja pacaran. Tapi disituasi seperti ini , kita akan merasa gugup dan canggung."

Jake berujar , diselingi tawa yang begitu lepas hingga kedua sudut bibirnya terangkat dan membentuk sebuah lengkungan yang menawan.

"Bagaimana pria sebajingan diri mu bisa merasa gugup? Kau tidak sedang berencana melamarku kan?"

Jake menghentikan tawanya dan juga langkahnya. Dahinya mengernyit— seperti memikirkan sesuatu.

Sunoo juga ikut terdiam— memperhatikan Jake serius , yang dalam mode berpikir.

"Siapa juga yang ingin melamar mu. Percaya diri sekali."

Nada cuek yang Jake ucapkan membuat dahi Sunoo berkedut.

Persekon kemudian seringai jahil terlukis pada bibir cherry–nya.

"Oh , begitu kah? Kalau begitu aku akan menikah dengan Jiheon saja. Dia manis , baik , dan—"

"Ampun Sunoo— ampun! Bercanda yah— bagaimana bisa aku melepaskan kekasih semanis dirimu."

Sunoo mendecih— memukul bahu Jake pelan. Tertawa lagi.

Jake mengulurkan tangannya— memandang onyx itu lembut.

Sunoo tersenyum , menampakkan mata sipit nya. Menerima uluran tangan Jake. Lalu melanjutkan perjalanan mereka dengan saling bergandengan tangan.

Tidak ada yang terlalu spesial dalam kencan hari ini. Jake hanya mengajak Sunoo untuk jalan–jalan. Tak ada namanya yang menonton bioskop— ataupun makan di restorant mahal. Jake lebih suka membeli jajanan yang dijajakan di pinggir jalan.

Sungguh— Sunoo tak pernah mempermasalahkan itu. Berada disisi Jake sudah lebih dari cukup.

"Sunoo , kau senang?" Jake bertanya seraya menggenggam tangan Sunoo erat.

Sunoo membalas genggaman Jake— rasanya hangat dan mendebarkan. Hembusan angin malam yang dingin bahkan tak terasa ketika Jake menggenggamnya. Tangan besar itu terasa begitu pas ditangannya.

WANDERLUST ៸៸ JAKENOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang