Chapter 24

5.3K 212 11
                                    

Rafael dan Risa langsung menuju rumah sakit yang diberitahukan oleh Mamanya. Meski Nada sudah merebut calon suaminya tetapi hati Kakak mana yang tega mendengar sang adik kecelakaan.

"Semuanya akan baik-baik saja." Rafael mencoba menenangkan Risa yang sendari tadi gelisah dan cemas memikirkan Nada.

"Semoga saja Raf, semoga saja.." harap Risa karena takut terjadi sesuatu kepada Nada terlebih Mamanya sampai menangis tersedu di telpon.

Sesampainya dirumah sakit Risa dan Rafael segera menuju tempat rawat Nada di sana ia melihat Rangga Hermawan dan Helena sedang duduk menunggu.

"Bagaimana keadaan Nada Ma?" Risa langsung memberondong pertanyaan kepada Mamanya.

"Apa Nada baik-baik saja? Kenapa Nada bisa seperti ini Ma?" Risa terus saja bertanya membuat isak tangis Helena pecah kembali.

"Tenanglah sayang." Hermawan segera menghampiri putrinya dan menenangkan nya.

"Kita semua masih menunggu Dokter keluar dari ruang operasi." lanjutnya lagi membuat Risa lemas sampai harus di papah oleh Rafael.

Sudah dua jam berlalu pintu pun akhirnya terbuka. Semua orang langsung menanyakan bertubi-tubi kepada Dokter membuat perawat menegur mereka semua.

"Pasien sekarang dalam keadaan stabil dan nanti tolong perwakilan dari pasien segera ke ruangan dokter untuk lebih lanjutnya." ucap dokter itu membuat semua orang lega. Setelah itu dokter dan perawat pergi meninggalkan mereka semua.

"Syukurlah Nada baik-baik saja" Helena memeluk suaminya tersenyum bahagia karena putrinya sudah baik-baik saja..

Risa sendiri tersenyum lega karena Nada sudah membaik. Risa melirik sekilas kearah Rangga dan entah bagaimana Rangga pun menoleh kearah nya.

Mereka berdua saling berpandangan dengan dalam tanpa mereka sadari seorang pria terluka melihat tatapan mereka.

******

Kondisi Nada sudah membaik tetapi ia masih belum sadarkan diri. Risa dan Helena menjaga Nada sampai tak berapa lama kelopak mata Nada terbuka membuat semua orang bahagia. Segera mereka memanggil Dokter untuk memeriksa Nada tetapi kebahagian itu lenyap seketika karena sebuah kenyataan yang menakutkan.

"Pasien akan lumpuh dalam waktu yang tidak di pastikan." Dunia Nada seakan runtuh seketika mendengar itu semua. Isak tangis memenuhi ruangan.

"Tidak mungkin! Aku tidak ingin lumpuh Ma! Tidak!" teriaknya memukul kaki nya yang tidak bisa di gerakan. Risa segera menelpon Rangga entah kenapa yang dipikiran Risa hanya Rangga yang bisa memenangkan Nada.

"Nad! Aku mohon tenangkan dirimu!" seru Risa karena Nada terus saja memberontak saat di tenangkan oleh Helena dan perawat.

"Tidak Kakak. Aku tidak ingin lumpuh! Aku tidak ingin lumpuh!" bentak Nada membuat Risa pusing.

"Kakak pasti bahagia aku seperti ini kan! Jujur saja hah!" tuduh Nada membuat Risa tercengang.

Gila! Bagaimana ada kakak yang senang melihat adiknya lumpuh! Meski ia membenci Nada tetapi itu dulu dan sekarang tidak lagi karena sudah di katakan bahwa ia akan berusaha melupakan masa lalu...

"Sudahlah, aku tidak habis pikir dengan jalan pikiran mu Nad. Aku sedikit pun tidak bahagia atau senang melihat kau seperti ini justru aku iba melihat mu lumpuh." jengkelnya segera meninggalkan ruangan dan melewati Rangga yang baru saja sampai di ruangan Nada.

*****

Risa duduk disebuah restoran. Sesekali Risa meminum jusnya menatap jendela luar restoran yang saat ini sedang hujan. Risa pergi karena sangat kesal di tuduh hal seperti itu.

Bagaimana bisa Nada berpikir seperti itu terhadapnya. Aku tak habis pikir...

Dulu mungkin Risa akan senang mendengar ini semua karena dulu ia sangat sakit hati karena ulah mereka berdua tetapi luka menyembuhkan segalanya meski tidak semua luka sembuh tetapi sedikit mengurangi luka yang ia rasakan dulu dikhianati oleh calon suaminya dan adiknya sendiri.

"Kebiasakan mu tidak berubah. Jangan di mainkan tapi di minuman.." tegur suara itu membuat Risa menengang karena ia sudah hafal sekali suara itu. Risa menoleh kearah pemilik suara itu tapi Risa hanya menatapnya datar saat pria itu langsung duduk di depan nya.

"Di luar hujan deras sekali." gumam pria itu masih di dengar oleh Risa tetapi ia enggan membalas gumamam pria itu yang sialnya adalah Rangga.. Ya pria yang sedang duduk dan menatap hujan lewat jendela itu adalah Rangga mantan calon suaminya sekaligus suami adiknya artinya adik iparnya.

Rumit kan? Dan membingungkan..

"Jangan hanya minum saja. Kau memiliki asam lambung jadi tidak baik hanya makan jus saja, apalagi dari tadi kau terus menjaga Nada." Rangga berkata lagi tapi tak ada jawaban dari nya.

Risa hanya diam mengaduk jusnya enggan menjawab ucapan Rangga tapi dirinya terhenyak seketika saat sebuah jas memenuhi tubuhnya dan langsung saja Risa mendongak menatap siapa orang yang memberikan jas nya kepada nya karena memang ia memakai baju pendek dan celana jeans.

"Di luar sedang hujan jadi pasti dingin. Nanti kau akan jatuh sakit karena kedinginan." kata Rangga segera menjauh dari Risa dan duduk di kursi nya kembali.

Risa seolah tidak bisa berbuat apapun karena masih kaget dengan perbuatan Rangga yang tiba-tiba. Saking kagetnya Risa masih diam saat Rangga memesan makanan untuk mereka. Keheningan melanda mereka karena Rangga diam begitu pun dengan Risa yang hanya diam tidak mengatakan apapun.

"Nada sudah tenang?" tanya Risa akhirnya walau masih enggan menatap Rangga, berbeda dengan Rangga yang langsung mendongak menatap Risa.

"Ya, dia sudah tenang. Perawat memberi obat tidur karena Nada selalu memberontak dan memukul kakinya." jawab Rangga dan Risa hanya bisa menarik nafasnya mendengar Nada masih mengamuk.

Hening..

Mereka diam kembali dengan pikiran masing-masing sampai pelayan membawakan makanan yang di pesan oleh Rangga. Risa menatap makanan yang sudah ada meja makan. Ingatan Risa terlempar ke beberapa tahun lalu saat ia dan Rangga masih berpacaran. Tiba-tiba hatinya sesak membayangkan itu semua. Hal-hal manis bersama Rangga berkelebat di pikiran nya. Saat mereka bercanda dan tertawa bersama dengan kekakuan Rangga yang sering Risa goda membuat luka Risa merasakan kesakitan itu kembali.

Kenangan itu semua merobek hati Risa yang sudah tertata rapi. Pedih di rasakan nya saat semua kenangan indah itu sirna di gantikan oleh kesakitan Rangga berikan. Bukan kebahagian yang mereka selaku harapkan selama ini tetapi perselingkuhan.

Sekarang ini di depan nya bukan Rangga Admaja Dermawan calon suami nya lagi melainkan Rangga suami dari adik nya Nada. Betapa dunia sangat konyol pria yang di hadapan nya ini dulu sangat di cintai nya setengah mati tapi sekarang menjadi adik ipar nya..

Miris..

******

Hali selamat sore.

Gimana part ini?

Komen guys.

Nada lumpuh kasian gak?

Nada Rangga eehemmmm🤫

Vote komen dan follow. 🖤🖤

07.07.2020.
17.38 wib

Just you (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang