Dua

64 6 3
                                    

University of Cambridge,Biology Laboratorium, Januari 2014

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

University of Cambridge,
Biology Laboratorium, Januari 2014.


"Besok kalian akan membawa jas lab. Kita akan kembali praktik di lab ini, pada jam yang sama. Saya tidak ingin adanya keterlambatan dan kelalaian lainnya di laboratorium ini. Terutama kamu."
Ucap dosen wanita itu pada murid di baris belakang, yang masih sibuk dengan peralatan lab.

Seakan sudah terbiasa, lelaki di baris belakang mengangguk. Pakaiannya jauh berbeda dengan yang lainnya.

Bukan, bukan. Bukan karena dia tidak membawa jas lab-nya. Pria itu adalah asisten dosen.

Bahkan dia belum lulus S1, tapi sudah menjadi asisten dosen. Bagaimana bisa? Dan lagi, ini bukan tempat biasa, ini adalah fakultas biologi Universitas Cambridge.

Kelas sudah dibubarkan. Laki-laki itu juga beranjak, ia berjalan menuju perpustakaan. Ia beranjak menuju rak buku yang tersusun rapi dan sangat besar. Wajar saja, ini perpustakaan universitas ternama.

Ia mengambil beberapa buku dan membuka laptopnya, menyiapkan materi ajar untuk dosen wanita tadi. Benar, bahkan yang menyiapkan materi adalah dia, sang murid sendiri.

Sudah beberapa bulan semenjak dia masuk universitas, dan ia menyelesaikan materi bahkan sebelum dimulai. Bahkan ujian semester kampus belum diadakan dan dia sudah bisa bersantai.

Ia menyambungkan headset dan mengetik perlahan. Rencananya ia akan menyelesaikan S1 dalam 2 tahun, karena tidak ingin berlama-lama. Ia hanya akan mengikuti perintah orangtua, dan menjadi dokter.

Pria itu hampir menyelesaikan materinya saat ia melihat sebuah video di beranda internet. Video yang menampilkan beberapa orang yang sedang melakukan dance cover dari lagu yang terkenal sampai saat ini.

Teringat, pria itu lalu membuka ponselnya dan melihat kotak email. Terdapat satu email yang belum dibuka, kelihatannya dari sebuah perusahaan di industri hiburan.

Ia lalu mengingat liburannya sebulan yang lalu di negara Asia tempat perusahaan itu, dan iseng melakukan sesuatu.

Keisengannya ternyata berubah menjadi keseriusan satu perusahaan industri. Dimana orang yang akan direkrut biasanya hanya akan dikirimi pesan satu kali dan mereka bisa bebas menolaknya.

Namun, entah kenapa perusahaan ini tidak kunjung menyerah. Setiap email yang bahkan dihapus sebelum dibuka, dikirimkan kembali. Sampai lelaki ini lelah dengan sosial media.

Ia menatap layar tersebut dan mencoba untuk membaca email itu dengan tenang. Sorot mata lelah terlihat dari matanya.

In the end of your frustation,
All you need is find the key and go on.
I'll accept you no matter what,
Lets escape, I'll put my cap on your head.

Jari pria itu tergerak, ia menekan pilihan dibawah email itu bertuliskan "confirm". Ia lalu mengisi beberapa lembaran itu secara online dan mengirimkannya kembali.

Ia tersadar, lalu kebingungan seperti sudah melakukan sesuatu yang salah.
Bagaimana cara dia menyelesaikan semua ini?

---

Korea Selatan, Januari 2014.

Seorang perempuan dilarikan ke rumah sakit terdekat, ia tertidur di ranjang rumah sakit, yang baru saja dikeluarkan dari mobil ambulans.

Kulit putihnya, seperti terbakar dan melepuh. Ia seperti habis disiram minyak panas. Wajah cantiknya pun mulai memerah.

Perempuan itu tidak diselimuti. Para perawat yang mengantarnya mengira ia akan merasa kegerahan karena hari yang panas.

Dia tidak kecelakaan. Tidak juga terjatuh ataupun tersiram air panas. Dia tidak melakukan apapun. Menurut saksi, dia sedang berjalan seperti biasanya, dan beberapa saat kemudian hal itu terjadi.

Seperti bunglon, warna kulitnya berubah menjadi sangat merah. Sepertinya gadis itu mulai merasa risih dengan panas dan saksi mengira dia mengalami biang keringat.

Tak berapa lama, kulit badannya berubah memerah dan melepuh, seakan sinar matahari menyayati kulitnya dan matahari berada benar-benar dekat darinya.

Kembali ke perempuan itu. Ia langsung dibawa ke UGD rumah sakit tersebut. Para dokter pun langsung berkumpul dan memeriksa perempuan itu. Pintu UGD tertutup dan menampilkan ruang tunggu kosong.

Menyedihkan, karena tidak ada yang menunggu gadis itu.

Beberapa saat kemudian, para dokter kuit dipanggil masuk ruang UGD, dokter lainnya keluar dan menyerahkan urusan ini kepada dokter ahli.

Setelah beberapa saat, para dokter sepakat untuk memanggil salah satu dokter di bidang genetis.

Para dokter kulit menyarankan dokter genetis tersebut untuk mengambil sampel darah dan mengujinya.
Mereka memiliki dugaan, dan sepakat untuk menanyakan langsung kepada bagian genetis untuk bisa menyimpulkan.

Saat ini perempuan itu belum sadar.

Para dokter menyayangkan dugaan mereka jika hal itu benar.

Mereka berpikir, mungkin setelah ini, perempuan ini akan membenci siang hari.

---

Perempuan itu tersadar dari tidurnya dan mencium wangi obat-obatan, tempat dimana ibunya dirawat dulu.
Ia melihat tangannya yang memerah dan beberapa bekas kulitnya yang terbakar.

---
Annyeong, yorobun!

So, how is it?
Hope you like it.


Me,
Alta71

Cure The BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang