tiga belas ✧・゚*

9 3 8
                                    


__

Warning ⚠ : blood and the other.

__

"Umm, jadi kita akan mengecek kamarnya?" Tanya Naura.

"Hanya itu ruang yang tersisa" Balas Saafa.

Naura pun memegang gagang pintu dan bersiap membuka pintu.

Terkejutnya, pintu itu tidak terkunci.

Berbeda dari apa yang Naura pikirkan.

Naura pun membuka pintu itu pelan-pelan.

Jujur, Naura dan Saafa sangatlah gugup dan takut.

Ada sesuatu yang membuat mereka mendapat firasat buruk begitu saja.

Hingga pintu itu terbuka sepenuhnya dan mereka berdua masuk.

BUK!!

Suara Naura yang terjatuh karena tidak percaya apa yang dilihatnya.

Sedangkan Saafa, ia menutup mulutnya dengan tangannya, karena ia benar-benar kaget dengan pemandangan yang ia lihat.

Rasa takut muncul di keduanya.

Inilah pertama kali mereka melihat hal-hal ini dalam kehidupan nyata.

Mereka hanya melihat ini semua dalam film.

Lantas apa yang sebenarnya mereka lihat?










Pertama, mungkin kamarnya terlihat rapih dan biasa-biasa saja.

Hingga kau melihat ke dinding kamar Clara yang bertuliskan dua huruf yang bertuliskan dari darah.

Darah yang segar.

Darah yang masih berwarna merah muda. Bukan merah pekat.

Dua huruf yang ditulis adalah

'I' dan 'F'

Apa maksudnya?

Lalu, mereka berdua melihat ke kasur. Kasur yang sudah dipenuhi dengan darah.

Seprai dan selimut yang tadinya putih sudah menjadi warna merah segar.

Tapi, tubuh Clara tidak menunjukan luka apapun. Hanya sebuah coretan darah di kedua pipinya.

"D-dia masih hidup kan?" Tanya Naura tidak percaya.

Tentu saja tidak. Pikir Saafa.

"A-aku tidak tahu"

Saafa pun menyentuh tangan Clara untuk mengecek urat nadinya.

Ia berharap akan masih ada denyut terasa.

Nyatanya, denyut itu sudah tidak ada lagi.

Saafa tidak terkejut karena, Clara bisa saja meninggal karena kehabisan darah.

Clara sudah meninggal.

"I-ia masih hidup kan"

Saafa pun menggelengkan kepalanya pelan-pelan.

Naura harus menerima kenyataannya. Hanya akan menyakiti Naura bila Saafa berbohong.

Naura yang melihatnya paham, dan keluar dari kamar tersebut karena tidak kuat melihat temannya lagi dan seluruh hal aneh di ruangan tersebut.

Ia sangat terpukul.

Ia tidak dapat mempercayai semua ini.

Sedangkan Saafa, melihat wajah Clara yang juga dicoret oleh darah miliknya sendiri.

Dua huruf terlihat lagi.

'I' dan 'F'

Apa itu sebuah inisial? Kode? Nama?

Saafa hanya bisa pasrah melihat Clara yang terbaring tak bernyawa di kasurnya itu.

Ia pun terduduk dan menyandarkan tubuhnya ke kasur tersebut.

I-ia tidak dapat menerima semua ini.

Siapa yang tega melakukan ini semua.

Air mata jatuh dari matanya.

Ia menghapus air mata tersebut dan mencatat klu yang penting ke catatannya.

Selain itu, ia menggeledah kamar Clara berharap dapat menemukan sesuatu.

Ia tidak bisa melakukan apapun atas kematian Clara.

Tapi, setidaknya ia dapat membantu menghentikan pembunuh tersebut mencari korban baru.

Hingga. Ia menemukan sebuah surat di laci yang penuh dengan surat lainnya. Surat tersebut memiliki beberapa tetes darah diatasnya.

Apa....ini surat yang Clara buat di detik-detik kematiannya?

___________________

Thanks for Reading ✧・゚*

• Friend and I [ IG AU! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang