BAB 5. Forced Marriage

16K 1.2K 73
                                    

UPDATE!!!

Ayo semua merapat kesini!! Siapa yang udah nunggu chapter hari ini? Mana suaranya??

Oke langsung aja ke cerita, semoga kalian suka dan happy reading 😊

Btw aku nulisnya sambil mata ngantuk jadi maaf ya kalo scenenya mungkin rada gimanaaa gituu.... kyk beda aja... moga2 masih tetep ngena di kalian ya...

Vote comment share

Follow recommend

Love,
DyahUtamixx


Danielle menitikkan air mata saat melihat pantulannya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Danielle menitikkan air mata saat melihat pantulannya di cermin. Hari ini adalah hari terbaik, bukan melainkan hari terburuk sepanjang hidupnya. Hari ini Ia akan menjadi istri dari monster yang sudah menyakitinya. Danielle tidak tahu apakah Ia sanggup untuk bertahan hidup. Ia merentangkan tangan, mengusap permukaan cermin dimana pantulannya berada. Tidak ada binar bahagia di pancaran matanya, bahkan senyum pun tidak terukir di wajahnya yang sudah dipoles make-up oleh make-up artist. Danielle menggigit bibir bawahnya menahan isakan tangis. Ia sudah berulang kali mengatakan pada diri sendiri bahwa percuma jika Ia menangis, namun rasanya sangat sulit karena belum lama keluarganya telah tiada.

Danielle mendengar suara pintu yang terbuka. Ia tidak berusaha untuk menyembunyikan kesedihan yang menggerogoti hatinya. Danielle bersiap jika yang datang adalah monster yang akan menjadi suaminya, namun Ia terkejut saat melihat adik perempuan monster itu---Luciana, yang berdiri di belakang punggungnya. Danielle menatap pantulan mereka di cermin. Cukup lama mereka terdiam, namun ketika remasan lembut terasa di pundak Danielle, Ia tahu kalau Luciana bukan wanita yang Ia sangka.

Danielle menelan ludahnya dan merasakan ada sesuatu yang menhganjal di tenggorokannya. Ia ingin sekali meluapkan kesedihan yang dipendamnya, namun Ia menahan diri. "Danielle," gumam Luciana pelan. Wanita itu berdehem pelan dan melanjutkan, "aku tahu ini rumit bagimu. Maaf sudah berperilaku dingin padamu, aku tidak tahu Luciano bisa sekejam itu menghancurkan hidupmu."

Isakan kecil yang sedari tadi ditahannya perlahan lolos. Bahunya berguncang pelan dan Danielle dengan cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan. Bahkan Ia tidak bisa mengucapkan selamat tinggal pada sahabatnya Carolina. Tiba-tiba Ia mengkhawatirkan Carolina dan memikirkan sahabatbya itu. Mendapatkan perlakuan baik dari Luciana membuat hatinya kembali porak poranda oleh berbagai macam emosi.

Luciana menatap Danielle dari cermin. Mata mereka bertemu disana, dan Luciana bisa melihat kekosongan serta kesedihan mengisi manik biru itu. "Namun kau harus sadar bahwa sekarang kau akan menjadi istri Luciano. Kau akan menjadi Donna bagi keluarga ini. Jangan lagi kau tunjukkan kelemahan. Kau harus berdiri tegak dan tunjukkan pada mereka semua, bahkan Luciano sekalipun. Tunjukkan bahwa kau bukan wanita yang mudah untuk dijatuhkan." Danielle menarik napas mendengar kalimat Luciana. "Aku tahu jalan pikiran Luciano. Dia dididik untuk menjadi seperti ayah kami, bahkan lebih. Dia menginginkan wanita penurut dan lemah seperti apa yang ditanamkan oleh ayah kami, tapi kau harus terus melawannya."

LimerenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang