🌷Keutamaan Memberi dan Meminta Maaf🌷

92 4 0
                                    

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ ، عَنْ رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللّٰهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللّٰهُ . (رواه مسلم)

Artinya :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasûlullâh ﷺ , beliau bersabda: "Sedekah tidak mengurangi harta dan karena suka memberi maaf, Allah akan menambah kemuliaan seseorang dan seorang yang merendahkan diri kepada Allah akan ditinggikan derajatnya oleh Allah." (HR Muslim, no. 2588)

Pelajaran yang terdapat pada hadits di atas :

1. Hadits tersebut mengajarkan kita untuk menjadi pribadi yang pemaaf agar mendapatkan kemuliaan di sisi Allah SWT.

2. Imam Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim mejelaskan, ada dua kemuliaan yang diperoleh oleh orang yang memberi maaf:

1) Hatinya akan menjadi lebih lembut dan lebih kuat karena ia tidak mempermasalahkan orang lain dan tidak menyimpan dendam terhadap orang yang menyakitinya.

2) Mendapat pahala yang besar di sisi Allah SWT. atas perbuatan memberi maaf yang dilakukannya.

3. Dalam memberi maaf, tidak ada teladan yang lebih layak untuk kita tiru melainkan Rasûlullâh ﷺ. Ada banyak kisah-kisah beliau dalam memaafkan orang-orang yang menyakiti beliau, diantaranya adalah ketika beliau memilih memaafkan penduduk Thaif saat malaikat Jibril menawarkan akan menghancurkan mereka dengan melemparkan gunung Qubais dan Al-Ahmar kepada mereka, namun jawaban beliau adalah, tidak, bahkan aku berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah.

Begitulah Rasûlullâh ﷺ bersikap dalam menghadapi orang yang mendzoliminya.

4. Ungkapan kata "Maaf", adalah kata yang mudah untuk diucapkan namun terasa susah untuk dilakukan. Berbagai alasan sukar meminta maaf atau memberi maaf. Dan akan lebih sulit bila orang yang dimintai maaf lebih muda, lebih miskin, atau status jabatannya lebih rendah.

5. Orang yang terhalang untuk bermaaf-maafan telah terkategorikan keras hati, bahkan mengidap penyakit hati. Al-Qur'an menggambarkan kondisi penyakit tersebut ketika mengisahkan tentang Bani Israil. Mereka dilukiskan sebagai orang-orang yang sulit menerima kebenaran meskipun bukti nyata telah hadir di depan mata. Hati mereka mengeras seperti batu, bahkan bisa lebih keras lagi.(Lihat QS. Al-Baqarah: 67-74)

Penyakit ini susah disembuhkan karena yang mesti dihadapi penderitanya adalah dirinya sendiri. Egoisme, gengsi, merasa terhormat, merasa baik, atau perasaan paling istimewa, biasanya menjadi biang keladi mengapa hati seseorang membatu sehingga sukar dimasuki nasehat, kebenaran dan kebaikan yang datang dari luar dirinya. Bisanya menyalahkan situasi, menyalahkan keadaan, dan menyalahkan pihak lain.

6. Semoga kita bisa meneladani sifat Rasûlullâh ﷺ; menjadi pribadi pemaaf sehingga memperoleh kemuliaan dan pahala yang besar dari Allah SWT.

Tema hadits yang berkaitan dengan ayat Al-Qur'an :

1. Mudah memaafkan, penyayang terhadap sesama muslim dan lapang dada terhadap kesalahan orang merupakan amal shaleh yang keutamaannya besar dan sangat dianjurkan dalam Islam;

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ۞

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan perbuatan baik, serta berpisahlah dari orang-orang yang bodoh." (QS. Al-Araf/7: 199)

2. Suka memaafkan akan disenangi banyak orang, dan sebaliknya bersikap keras, sombong, dan tidak mau memaafkan akan dijauhi banyak orang;

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۞

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu." (QS. Ali Imran/3: 159)

3. Bahkan sifat pemaaf adalah termasuk ciri hamba Allah Azza wa Jalla yang bertakwa kepada-Nya;

الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ ۞

"(Orang-orang yang bertakwa adalah) mereka yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta (mudah) memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS. Ali-Imran/3: 134)

Kumpulan Hadist-hadist Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang