Layang-layang

26 3 16
                                    

Bagi yang lagi gak pengen baca tentang cinta-cintaan, pas banget nih, baca Keluarga Mandala.
Lanjut lahh, jangan banyak basa-basi.

Terlihat di langit atas lapangan bola dekat sekolahannya Mandala. Beberapa layanan menghiasi langit tersebut.

Di bawah terik matahari, terlihat beberapa bocah memegang kaleng tempat menggulungnya benang layang-layang tersebut.

Ya, siapa lagi kalau bukan Ucup, Gito, Joko, dan Mandala. Ya, mereka memang empat sekawan yang selalu bermain bersama.

Kali ini adalah musim layangan, pasti Mandala dan kawan-kawan bermain bersama.

Dari sepulang sekolah sampai langit mulai gelap, mereka bermain layangan.

Hingga sore pun tiba, Mandala dan kawan-kawan segera menarik layangannya untuk turun. Dan bergegas pulang menuju rumah masing-masing.

~~

"Assalamualaikkanum," Salam dari dari pintu depan terdengar sampai dapur. Sejenak Mak Ijah meninggalkan masakannya untuk membukakan pintu depan.
"Wa'alaikumsallam, oh Man, baru pulang kamu?" tanya Mak Ijah.
"Iya Mak," jawab Mandala dan langsung mencium tangan ibunya itu.

"Pulang dari mana kamu, Man?" Suara lantang yang terdengar dari ruang tamu menghentikan langkah Mandala, sontak membuat Mandala sedikit terkejut dan langsung menghampiri ayahnya.

"Main Pak, habis main layangan di lapangan," Suara lembut itu keluar dari mulutnya Mandala, bocah kelas enam SD.

"Oh, ya sudah, mandi sana!" kata Pak Win.
"Iya Pak," jawab Mandala dan langsung menuju kamar mandi.

~~

"Kak, Kak Rika, cepat mandinya. Lama banget sihh," teriak Mandala dari depan pintu kamar mandi. Namun tidak ada jawaban.

Mandala yakin, kalau kakak berada di dalam, Mandala pun menunggu sampai kakaknya selesai mandi.

11 menit kemudian...

Pintu kamar mandi terbuka dan kak Rika keluar.

"Kamu kenapa sih Man? Teriak-teriak, berisik banget," kata Kak Rika.

"Ya, lagian kakak lama banget mandinya, mandi apa konser?" ejek Mandala.

"Huh, ya mandilah. Emang kamu yang mandi sebentar kayak bebek," cetus kak Rika.

Mandala pun mengabaikannya dan masuk ke kamar mandi.

~~

Keesokan harinya, sepulang sekolah Mandala dan kawan-kawan berencana untuk bermain layang-layang lagi di lapangan.

Di rumah selesai makan siang Mandala berpamitan kepada ibunya, untuk bermain layang-layang di lapangan.

"Mak, Mandala pamit ya, mau main layangan di lapangan sama kawan-kawan," pamit Mandala.

"Oh ya sudah sana, tapi jangan sore-sore pulangnya, nanti Bapakmu marah," pesan Mak Ijah untuk Mandala.

Mandala segera berangkat ke lapangan untuk bermain layang-layang.

Terlihat Ucup dan Gito sudah menerbangkan layangan mereka.

"Cup, Gito, gak ngajak-ngajak kalian. Udah terbang aja kalian," sapa Mandala kepada kawan-kawannya.
"Eh Cup, Gito, kalian cuma berduaan aja, Joko dimana?" tanya Mandala yang dari tadi baru sadar kalo Joko belum ada.

"Belum kesini Man," jawab Gito.

"Lah, emang ke mana? bukannya kita sudah janjian mau main layangan lagi?" keluh Mandala.

"Ya gak tau Man," kata Ucup.

"Ya sudahlah, kita main duluan aja ya," ucap Mandala.

Mereka pun bermain layang-layang, namun kali ini hanya Mandala, Ucup, dan Gito. Joko yang dari tadi siang ditunggu namun tidak datang juga.

Hingga sore pun tiba, Mandala, Ucup, dan Gito segera menarik layangannya untuk turun.

Hari ini mereka bermain tidak begitu semangat, lantaran tidak ada Joko yang ikut bermain.

~~

Ketika hendak sampai di rumahnya, Mandala melihat ayahnya berdiri dan mondar-mandir di depan pintu.
Mandala kebingungan, tidak tahu apa yang terjadi kepada ayahnya.  Sebenarnya Mandala sedikit takut, karena ayahnya pasti marah melihat Mandala pulang sore.

Mandala pun menguatkan dirinya untuk pulang dan bertemu ayahnya.

Dengan berjalan perlahan dan kepala ditundukkan Mandala menghampiri ayahnya.

"Assalamualaikum Pak," salam Mandala.

"Wa'alaikumsallam, dari mana aja kamu Man, udah sore baru pulang. Gak ingat waktu yaa, kerjaannya main layangan mulu," geram pak Win kepada Mandala.

Mandala hanya bisa menundukkan kepalanya dan sedikit mengangguk.

"Besok gak usah main layangan lagi, lebih baik tidur siang. Ingat ya?" Ucap pak Win kepada Mandala dan langsung masuk ke rumah mengabaikan Mandala.

Di Sekolah

"Hei Cup," sapa Mandala kepada Ucup yang baru saja datang.

"Hai Man," jawab Ucup.

"Gimana kemarin, seru gak main layangannya?" tanya Mandala.

"Gak seru banget sih, soalnya gak ada Joko," jawab Ucup.

"Iya sih, Joko itu kan kalau main seru, dia paling bisa bikin kita ketawa, kemarin sepi banget, kayak kuburan," kata Mandala.

"Hahahaha," Ucup tertawa mendengar kata-kata Mandala.

Disela-sela obrolan mereka, Ucup melihat Joko baru saja memasuki gerbang sekolahan.

"Eh eh eh, itu Joko, Man," sela Ucup.

"Mana Cup, mana?" tanya Mandala.

"Itu lohh, yang baru masuk gerbang," jawab Ucup.

"Oh iyaa, yuk kita samperin Cup,"

Mandala dan Ucup segera menghampiri Joko yang baru saja datang.

"Jokoo,"  Mandala dan Ucup menghentikan langkah Joko.

"Eh, Mandala, Ucup," ucap Joko.

"Ko, kemarin ke mana? Gak datang ke lapangan, katanya mau main layangan bareng?" tanya Mandala ke Joko.

Joko terdiam setelah ditanya tentang itu, wajahnya sedikit kebingungan, seperti ada sesuatu yang disembunyikan dari Mandala dan Ucup.

"Emm, anu Man,"

"Kenapa, Ko?" tegas Mandala.

"Layanganku rusak Man, jadi gak bisa main layangan lagi," papar Joko, yang ketakutan karena sudah mengecewakan teman-temannya.

Mandala terdiam sejenak, seperti ada sesuatu yang dipikirkan.

"Baguslah kalau begitu, aku aja gak bisa main layangan lagi, Bapakku sudah melarang main layangan, karena pulangnya selalu sore," jelas Mandala, membuat Ucup kebingungan.

"Lahh, aku main sama siapa nanti?"  ucap Ucup.

"Ya sama Gito lah," kata Mandala.

"Nah itu Gito," ucap Joko, sambil menunjuk ke arah Gito.

Mereka pun menghampiri Gito.

"Gito, nanti siang masih bisa kan main layangan?" tanya Ucup.

"Aduh, maaf banget nih teman-teman, aku nanti siang mau berangkat ke Bandung, mungkin sekitar dua mingguan di sana," jelas Gito.

Ucup menepuk keningnya.










Yah, cuma gitu aja ceritanya kali ini.

Terimakasih yang sudah membaca semoga terhibur dan ada hikmah yang bisa kita dapat.
Jangan lupa untuk vote dan Follow akun wattpad @Sagigens. Oh ya, jangan lupa juga komentarnya. Bye bye😘😘😘

Keluarga MandalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang