🌹 01. Menjadi Istri Kedua 🌹

5.8K 355 113
                                    

𝑯𝒐𝒍𝒂 ... 𝒉𝒐𝒍𝒂𝒂𝒂 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒔, 𝑹𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒄𝒌 ... 😍😍
𝑩𝒂𝒘𝒂 𝑴𝒂𝒔 𝑨𝒓𝒆𝒔 𝑪𝑬𝑶 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂𝒎-𝒅𝒊𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒏𝒚𝒖𝒕𝒌𝒂𝒏. #𝒉𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒖𝒎𝒂𝒕 𝒂𝒍𝒂𝒊𝒏𝒚𝒂𝒂 🤭🤭
𝒌𝒖𝒚 𝒍𝒂𝒉𝒉 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒎𝒖𝒊𝒏 ...

Venus duduk di sebelah Ares dalam acara akad nikah mereka yang akan berlangsung beberapa saat lagi. Sesekali Venus melirik Ares yang tampak serius memperhatikan Edi Suwasono, papanya dan seorang naib yang duduk di depan mereka memberikan wejangan pernikahan. Ares masih sama seperti beberapa tahun lalu sejak meninggalkan Venus di halaman sebuah kampus ternama di daerah Yogyakarta. Berwajah tegas dengan hidung mancung serta kulit kecoklatan karena paparan sinar matahari, Ares tampak lebih matang dan menawan.

Masih melekat erat dalam ingatan Venus ketika dia bertemu dengan Axel, adik kandung Ares yang seusia dengannya melalui sebuah media sosial. Axel menanyakan kabar venus dan di mana dia tinggal. Terhubungnya kedua teman lama itu akhirnya berujung dengan saling tukar nomor ponsel. Venus yang memang dekat dengan Axel sepeninggal Ares pulang ke Lahat mengatakan begitu saja semua yang dia alami.

Seminggu setelah komunikasinya dengan Axel, Venus mendapatkan sebuah telepon dari nomor yang tidak dikenal. Tanpa prasangka apa pun, Venus mengangkat telepon itu dan seketika dia terdiam. Itu telepon dari Ares ... suara yang Venus dengar itu adalah suara dari pria dari masa lalu yang tidak pernah Venus lupakan. Pria yang telah berjanji akan berkunjung dan mengabari, tetapi akhirnya menghilang dan menikah dengan orang lain. Venus menutup teleponnya tanpa memberi kesempatan Ares untuk berbicara dan sejak saat itu hingga 2 minggu lamanya, Ares terus mencoba menghubunginya. Panggilan yang dalam sehari bisa mencapai 70 atau 129 kali dan semuanya diabaikan oleh Venus.

"Sah ...."

"Sah ...."

Satu kata itu terdengar beberapa kali mengesahkan pernikahan antara Ares dan Venus. Keduanya tersenyum lega, pada akhirnya cinta lama mereka menemukan jalannya untuk bersatu. Edi Suwasono, papa Venus sendiri yang menikahkan putrinya itu dengan pria yang ternyata sudah beliau kenal sejak lama. Tidak ada alasan menolak pria bertanggung jawab seperti Ares bagi Edi Suwasono mengingat betapa dekatnya hubungan keluarga mereka sebagai teman.

Venus menarik napas lega dan menyalami Ares dengan senyum terkembang. Dia tidak mempermasalahkan pernikahannya yang hanya akad dan disusul syukuran kecil-kecilan. Nyatanya kebahagiaan mereka karena bisa bersanding sudah lebih dari itu semua. Venus tersenyum lega ... akhirnya dia memiliki harapan untuk bahagia setelah masa-masa sulit yang dia alami dalam kehidupan pernikahan sebelumnya.

Venus juga mengingat di suatu siang dia membuka pintu rumah kontrakannya dan menemukan Ares dengan Axel sedang menatap lega ke arahnya. Tidak bisa menolak kehadiran dua tamunya,Venus mempersilakan keduanya masuk. Basa-basi pun dengan lancar mereka ucapkan hingga permintaan maaf Ares menyulut emosi Venus.

"Memangnya aku kurang pengertian gimana ke kamu, sih, Mas? Aku kurang cinta seperti apa ke kamu? Kamu menghubungi aku kalau pas ingat aja, kamu telpon aku kalau waktumu senggang. Itu tuh bisa sebulan dua kali atau bahkan hanya sekali. Pernah nggak aku rese ke kamu menuntut ini itu? Terus apa yang kudapat dari pengertian itu? Kabar kalau kamu menikahi orang lain, kamu nggak pernah mutusin aku, kamu nggak pernah bilang apa-apa." Venus menumpahkan seluruh emosi yang sudah dia tahan selama bertahun-tahun tanpa peduli keberadaan Axel di sana.

"Dik, nggak begitu ...."

"Terus gimana? Salahku apa, sih, ke kamu, Mas, sampai kamu tega begitu ke aku?" Venus menyusut kasar air mata dari pipinya.

𝐓𝐫𝐞𝐬𝐧𝐨 𝐒𝐥𝐢𝐫𝐚𝐦𝐮 𝐒𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐬𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang