TERBIASA

41 4 3
                                    

Gelak tawa memenuhi ruang keluarga, siapa lagi kalau bukan Sarina, Ken, Arga,dan Bimo.

Ya! Siapa lagi kalo bukan mereka, hanya Arga dan Bimo yang mengetahui keadaan Ken dan Sarina.

"Na, bikinin kita apaan kek gitu masa disuguhi koran doang dimeja" gerutu Arga.

Mendengar keluhan Arga Ken yang notabennya pemilik rumah tidak terima.

"Ngapa lo nyuruh nyuruh bini gua"

"Calon" Koreksi Arga dan Bimo bersamaan

"Pokoknya itulah, lo kalo mau apa apa tinggal aja kebelakang ngapa dah kek ga biasanya aja lo nyelonong rumah gua, intinya lo gaboleh nyuruh nyuruh Sarina gua" lanjut Ken.

"Apa? Apa? Sarina lo? Sarina mah gua, gua ya gua, milik gua sendiri"

"Bentar lagi juga milik gua" saut Ken santai.

"Eh eh eh gua bisa aja nolak perjodohan ini ya setelah kita selesai masa training tinggal bareng ini" sinis Sarina.

"Nyenyenye bodo amad lo bilang apa"

Mereka terus bercekcok tiada henti, Arga dan Bimo yang melihatnya sangat jengah.

Bagaimana tidak? Mereka tuh bukan sebagai pasangan kekasih melainkan kucing dan anjing.

Jelas, anjingnya Ken hahaha. . .

"Udah ah berantem mulu mending cari makan yuk ke warteg kek atau kemana gitu" lerai Bimo,  dengan ekspresi yg terlihat sangat kelaparan.

"Ayok deh siapa yang teraktir?" Saut Arga.

"Patungan lah yakali traktiran mulu" selain buaya Ken ternyata pelit juga.

"Ah bayar belakangan sekarang kita cuss ajalah" putus Sarina sambil berjalan masuk kamar untuk bersiap siap.

Lalu mereka berangkat bersama, tidak mengendari motor ataupun mobil, melainkan jalan kaki.

Ya! dekat rumah Kenan ada warung nasi langganan mereka.

Kalau ada yang dekat kenapa tidak, iya bukan?

Makanan mereka sudah tandas sedari tadu, kini mereka sedang bercengkrama ria, gelak tawa menggelegar di penjuru warung itu bak rumah mereka sendiri.

Terlebih tingkah konyol Arga yang nggelak tawa.

Kini, sarina telah terbiasa berdekatan dengan Kenan.

Yah...

Terbiasa dengan sifatnya yang random tidak jelas

Bahkan sudah terbiasa dengan adanya Anya.

Bukannya apa-apa, tapi ntahlah semakin memikirnya semakin membuat kepala pecah.

Bukannya ia tak cemburu juga, jelas cemburu tapi mau bagaimana lagi, ia pun belum tau perasaannya dengan Kenan.

Hanya sekedar nyaman dan terbiasa atau memang ia mencintainya.

Yang jelas sekarang jalani seperti biasanya, dibawa enjoy dan jangan terlalu berperasaan dalam menyikapi suatu hal.

Jalani saja biarlah sang dewi yang mengatur ini semua.

***

Hari berganti, semakin kesini keterbiasaan Sarina terhadap Ken bukan hal kaku lagu, begitu sebaliknya.

SARINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang