(MUNGKIN) CERITA BARU DIMULAI

36 3 3
                                    

"Akhhh... ashh... aduh aduh" suara rintihan itu bersumber dari Aryan.

"Udahlah Ken, biar gua aja sini"

"Gak, lo gaboleh nyentuh cowok sembarangan"

"Apa apaan sik, kak Aryan tuh bukan cowo sembarangan, dia tuh temen gua, lo aja yg gatau" protes Sarina.

"Udah mana biar gua aja mending lo ambilin minum buat Kak Aryan" Lanjutnya.

Kenan hanya berdecik kesal.

Siapa Aryan itu hingga membuat calon istrinya ini memberi perhatian lebih, setaunya ia tak bernah berinteraksi dengan laki laki di sekolah.

Berinteraksipun tak seakrab bersamanya.

Ya! Semua tau Aryan si Ketua Osis.

Tapi, bukan itu maksud Kenan.

Siapa Aryan dimata Sarina.

Aryan dimata Sarina ialah sosok penguat di sekolahnya.

Ralat.

Di hidupnya.

Ia tak lebih dari teman, teman ketika diperpustakaan, teman keluh kesah, teman ketika ada beberapa event disekolah.

Ia mengenal cukup lama mengenai Aryan.

Siapa yang tak mengenal Aryan Bumi Bagaskara, mantan ketua osis di SMA Bakti Jaya.

"Makasih ya Na, udah tolongin saya" akhirnya Aryan bersuara.

"Iya kak, kek sama siapa aja biasanya juga sambat bareng hahaha"

"Tuh minum, sama sama" ketus Kenan lalu duduk disebelah Sarina.

"Lu, kok bisa disini?"

Ya! Sedari tadi ia bingung ini rumah siapa?

Kenan dan Sarina kok bisa bersama?

Apa maksudnya ini?

Apa mereka memiliki hubungan spesial?

Atau bagaimana?

"Okay jadi gini kak, uhm... darimana jelasinnya ya" ucap Sarina

"Dia bini gua" kalimat itu mencuap dari Kenan alhasil mendapat pukulan dipundak Ken dari Sarina.

"Jangan aneh aneh kalo ngomong lu ya"

"Kan emang gitu faktanya, lu milik gua"

"Itukan fakta dari mulut lo bukan kenyataan sebenarnya"

"Ya suka suka gua lah pokoknya lo milik gua"

"Dikira gua barang apa pake hak milik segala"

"Hei tunggu tunggu jangan ribut dulu, jelaskan kepada saya dulu ini ada apa?" Aryan meleraikan perdebatan mereka.

"Okay, jadi gini kak, aku sama Kenan itu sepupuan, tapi kita gapernah akur. Jadi orang tua kita memutuskan buat aku dan Kenan untuk tinggal bareng sampe kita bener bener bisa akur, bukan begitu Ken?" Sarina menjelaskan. Dan memaksa Kenan untuk mengiyakan dengan menjinjak kakinya.

Kenan hanya mengangguk dan tersenyum kikuk sebab ia sedang menahan rasa sakit yg menjalar dikakinya itu.

"Hmm... begitu, cepet baikan kalian ya"

"Iya kak makasih ya, oh ya kak kenapa kak Aryan bisa rebahan dijalan tadi"

"Bukan rebahan Na, tadi saya abis disrempet motor tapi setelah itu saya ga inget apa apa lagi"

"Ouh gitu, tapi seriuskan kak yang sakit lengannya ini aja kan? Atau ga kak Aryan ke klinik buat check ada luka dalam atau engga takutnya nanti malah parah" ujar Sarina sembari memberi perban di lengan Aryan.

"Iya nanti saya coba cek ke klinik, btw makasih ya Na, udah mau nolong saya, saya jadi repotin kamu nih"

"Kak Aryan mah kek sama siapa aja"

Mereka berbincang cukup lama, Sarina yang sedari tadi terfokus oleh Aryan hingga melupakan bahwa Kenan ada disebelahnya.

"Ekhm... dunia milik berdua"

Hei!

Apa kalian tak melihat Kenan sudah merah padam?

Lihatlah! Seperti kepiting rebus.

Sarina tak mengindahkan sindiran dari Kenan itu ia masih asyik berbincang dengan Aryan.

"Na, udah sore nih saya pulang dulu ya makasih loh udah ditolongin, saya berhutang sama kamu"

"Ih kak Aryan dibilang juga gapapa"

Aryan tersenyu manis.

"makasih sekali lagi loh, saya pamit ya" Aryan beranjak dari duduknya dan berjalan keluar rumah Kenan dan Sarina.

"Iya kak Aryan hati hati kak"

Ah bahagianya. . . Bisa lebih dekat lagi dengan Aryan.

Bagaimana tidak? Sarina menyukai Aryan, ia hanya menyukai bukan mencintai, tapi sepertiny belum.

Dimata Sarina, Aryan adalah sosok yang sempurna.

Dengan kadar humoris yg pas, baik, rajin, pandai, ringan tangan, dan... dan... dan banyak lagi, tapi yang jelas ia tampan itu nilai plusnya.

Ia mulai tertarik ketika Arya memberi semangat kepadanya.

Saat itu Sarina terkena bully kakak kelasnya ia hanya bisa menangis di perpustakaan, lalu Aryan datang menemaninya dan menenangkannya.

Sejak saat itu mereka akrab dan sering berbagi cerita ketika bertemu, tak jarang Sarina membantu beberapa tugas Aryan yang bisa ia kerjakan, ia senang dengan hal itu.

Dan kini, ia harap semakin dekan dengan Aryan.

Kenan? Tak usah dipikirkan.

Toh apa pernah ia memikirkan Sarina?

Dirasa tidak, ah sudalah bergulat pikiran mengenai Kenan adalah hal yang tidak penting.

Ken merasa berbeda dengan gelagat Sarina yg lebih riang, apa ia menyukai Aryan? Mengapa ia baru tau?

Apa iya Sarina memiliki rasa lebih terhadap Aryan?

Mengapa ia memikirkan hal itu? Terserahlah dia mau apa sesukanya, toh juga nanti dia akan menjadi milik Kenan seutuhnya.

Kenan barpikir dengan PDnya.

Sarina membereskan barang barang diruang tamu bekas adanya Aryan tadi, ia memcuci gelas bekas Aryan minum dengan hati-hati, lalu mengisinya dengan sedikit air dan membawanya masuk kedalam kamar.

_________
Vote and Comment

Gimana ceritnya selama ini? Menarik ga sih? I wish kalian suka, maaf ya bakal slow update ya readersku author mau PAS plus ngerjain tugas yg bolong". Kalian yang PAS semangat juga ya.

Maaf buat part ini sedikit ya gitu soalnya sibuk banget jadi mau gamau di up dluan lah kasian yg udah nunggu hehehe

Oh ya! Aku bakal adain Giveaway loh. . . Yuk join pantengin aja IG aku di akun @inunreesti_

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SARINA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang