Part Dua

216 21 10
                                    


Assalamualaikum Wr. Wb Readerss🤗

Haloo selamat malam semuuaaa😉
Apakabar nih kalian?

Aku baik disini, semoga kalian baik jugaa yaa

Kembali lagi bersama saya, jangan bosan jangan ngilang dari lapak saya. Beri saran kalo kurang, beri peringatan kalo lebih

HAPPY READING😉

Sorry for typo👌

Jangan lupa Vote, Comment and Follow😙😙

***

" Terkadang apa yang kita sesali menjadi alasan akan apa yang kita Syukuri "

Shasaa

***

Bangunan berlantai dengan dominan warna putih dan luas tampak ramai orang berlalu lalang, dengan berbagai raut wajah yang tampak jelas terlihat .

Sepasang suami istri berlari tergopoh - gopoh dengan raut khawatir, menampilkan air mata yang bercucur deras dari mata seorang wanita berusia sekitaran 45 tahun.

" Permisi mbak , Pasien atas nama Ayudia Rahma korban kecelakaan ada diruang mana" Tanya seorang pria dengan tak sabaran.

" Sebentar ya pak " tanggap petugas resepsionis bername tag Wati sopan.

Tak ada sahutan dari pria paruh baya tersebut. Ia berusaha menenangkan sang istri yang masih terisak , mengelus lengannya sabar.

" Sabar Ma. Semua baik baik aja " katanya meyakinkan . Padahal dirinya merasakan hal yang sama, hanya saja ia harus kuat untuk istinya.

" Hiks Hiks.. Anak Mama pa " Ia kembali menangis,memeluk lengan suaminya untuk meredam kekhawatirannya.

" Pasien Atas Nama Ayudia Rahma Chalondra berada diruang Lavender lant..

" Terima kasih mbak " sahutnya cepat tanpa ingin mendengar lebih lanjut petunjuk petugas resepsionis " Ayo Ma "

Segera mereka menuju ruang yang telah ditunjukkan petugas resepsionis dengan sedikit berlari. Setelah sampai didepan ruang Lavernder, tanpa membuang waktu lama sepasang kekasih tersebut langsung saja memasuki ruangan tanpa mengetuk pintu.

Setelah pintu terbuka, tampak seorang gadis tengah terbaring dengan mata terpejam dan infus ditangannya.

" Rahmaa... Hikss kamu kenapa sayang? Rahma ini mama nak Hiks "

" Mama udah ma, mungkin sebentar lagi Rahma bakal siuman Ma. Kita do'akan yang terbaik aja ya untuk Rahma " tenangnya.

" Hiks... gimana mama bisa tenang lihat keadaan anak mama seperti ini . Hah?"

" Aduh kok jadi Papa yang kena marah sih Ma? Ini sudah takdir Ma, kita tidak bisa apa apa , yang bisa kita lakukan hanya ikhlas mungkin ini yang terbaik untuk Rahma " Tuturnya lembut sambil mengusap punggung Istrinya agar tenang.

Tanpa menanggapi ucapan suaminya, Ia masih saja menangis sambil mencium berkali kali tangan Rahma. Rasanya ia sangat hancur melihat keadaan anak nya seperti ini. Ia rela menggantikan posisi anaknya yang tengah terbaring lemah dari pada harus melihat putri kesayangannya yang tengah terpejam.

Calon Imam ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang