"Hinata, Mikoto dari keluarga Uchiha sudah tidak sabar untuk bertemu denganmu."
Hinata yang saat itu tengah sibuk bermain game console di hari liburnya buru-buru menekan tombol pause dan menoleh ke arah Ayahnya yang tiba-tiba datang dan menempati sisi kosong di sofa biru muda persis di sebelahnya. Gadis itu meletakkan stick playstation-nya dan memutuskan untuk fokus berbincang dengan Ayahnya sembari menopang dagu.
"Mikoto yang Ayah maksud apakah ibunya Itachi Nii-san?" Tanyanya terheran-heran. Pasalnya Hinata tidak mengenal keluarga Itachi─yang merupakan senior di salah satu organisasi kampusnya─secara detail.
Hiashi menganggukkan kepalanya singkat, "Iya, ibunya Itachi. Katanya malam ini ingin berkunjung kemari."
Hinata sedikit terkejut mendengar kenyataan itu. Meskipun Ayahnya sering sekali mengundang klien serta rekan kerja ke jamuan makan malam di rumahnya, ini kali pertama keluarga Uchiha yang namanya tak lagi asing baik di wilayah domestik maupun mancanegara datang bertamu ke kediaman mereka. Mengapa keluarga yang bisnis otomotifnya begitu melejit tinggi sampai ke kancah internasional dan membawa begitu banyak keuntungan untuk pemasokan negara sampai repot-repot datang bertamu ke rumah mereka?
Hinata mencium bau-bau mencurigakan.
"Berkunjung kesini? Untuk apa?" Tanya Hinata terdengar sedikit tidak sopan.
"Untuk perkenalan sekaligus membahas rencana pertunanganmu dengan anak mereka." Jawab Hiashi dengan serius. "Mikoto sudah menandaimu sejak kau mendapatkan gelar sarjana."
Woahh.. Woah... Hinata nyaris melonjak dari sofa yang didudukinya. Apa tadi yang Ayah katakan? Pertunangan? Pertunangan yang 'itu'? Hinata merasakan jantungnya berdegup kencang. Mengapa Ayahnya memutuskan secara sepihak dan baru mengatakannya sekarang? Ini terlalu tiba-tiba. Hinata belum menyiapkan mental dan hatinya. Dia perlu waktu untuk berpikir panjang mengenai masalah ini.
Dengan gugup, Hinata menelan ludah. "Apa yang akan menjadi calon tunanganku itu Itachi Nii-san?" Tanyanya ragu-ragu. Dulu mereka memang sempat dekat di masa kuliah, tapi kedekatan mereka hanya sekedar kedekatan antara senior dengan adik tingkatnya. Tidak terbayang akan secanggung apa ketika mereka bertemu nanti.
"Bukan Itachi. Putra sulung Fugaku yang satu itu tidak ada niatan untuk menikah dalam waktu dekat, dia sibuk mempersiapkan diri untuk memimpin perusahaan cabang Eropa."
Hinata lagi-lagi terkejut mendengar perkataan Ayahnya, sangat kagum dengan pencapaian satu-satunya Uchiha yang Hinata kenali itu. Tetapi bukan itu fokus utama pikirannya. Jika bukan Itachi lantas siapa yang akan menjadi calon tunangannya? "Apa Ayahnya Itachi ingin menikah lagi?" Tanya Hinata refleks. Gadis itu merinding memikirkan hal tersebut. Iya, Uchiha memang punya kuasa atas segalanya. Tetapi bukan berarti Hinata mau menjadi istri kedua dari pria yang umurnya saja sepantaran dengan Ayahnya yang sudah tidak lagi muda. Membayangkannya saja membuatnya ingin menangis dan mengunci diri selama berhari-hari.
"Ya Tuhan, tentu saja bukan dia!" Hiashi menepuk dahinya, prihatin dengan otak anaknya yang sepertinya mulai bergeser. Jika Fugaku yang ingin menikah lagi, sudah pasti Mikoto akan mencincang kepala Uchiha tersebut dan membuang jasadnya ke hutan.
"Itachi punya adik yang seumuran denganmu. Dia baru menyelesaikan studi magister jurusan teknik dan sains terapan di Calivornia." Terang Hiashi lebih jelas lagi agar dapat dicerna dengan mudah oleh anaknya.
Hinata makin terkejut mendengar pernyataan itu. Disandingkan dengan Itachi yang lulus magister dengan GPA (IPK) terbaik di kampusnya saja ia sudah mati kutu, apalagi disandingkan dengan adik seniornya yang bersekolah di luar negeri? Aduh, Hinata jadi merutuki keputusan Ayahnya. Ia tak mau bertunangan dengan pria jenius seperti itu, bisa-bisa Hinata terlihat dungu jika disandingkan dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do or Die!
RomanceUchiha Sasuke berada dalam keadaan mendesak, salah satu langkah maka nyawa yang menjadi taruhannya. Di saat-saat seperti itu, datanglah Hinata Hyuuga, tunangan yang mati-matian ia hindari. © All character belongs to Kishimoto Masashi