Happy reading..
***
Author pov.
Matahari terlihat sangat terik, nyaman sekali sepertinya berada diposisi yang benar-benar bisa membuat kulit umat manusia terbakar itu, karena terpapar oleh sinarnya. Tapi bagaimanapun hal tersebut sepertinya tak meluputkan semangat gadis bertopi hitam, dengan sablon putih besar-besar didepannya bertuliskan ''kastanye'' itu untuk tetap berolahraga.
''glenys!! Sunblock lo ketinggalan!!'' teriak rara dari pinggir lapangan.
''pakein ke sibadi aja tuh, kasian tu anak udah gosong makin tambah gosong entar'' teriak glenys dari tengah lapangan. Yang mendengarnya hanya mengacungkan jari tengah kearah gadis tersebut.
Saat ini kelas glenys sedang mengadakan pelajaran olahraga. Karena pak Abraham selaku guru olahraga tidak dapat menghadiri kelas, maka mereka pun diberikan tugas untuk melakukan olahraga bebas. Akhirnya setelah perdebatan cukup lama, mereka memutuskan untuk melakukan salah satu permainan bola kecil, yaitu kasti.
''semua pemain kumpul ditengah lapangan!!!'' teriak agus selaku ketua kelas. Bergaya lagaknya wasit professional, agus seraya meniup peluit berdiri ditengah-tengah lapangan.
''oke. semuanya.. sekarang gue bakalan bagi kalian menjadi dua tim, pembagiannya...''
Belum selesai agus berbicara, tiba-tiba dari arah pemain ada yang mengangkat-angkat tangannya membuat pembicaraan sang ketua terhenti.
''ketua!! Gue mau ngasih saran!!'' teriak glenys
''ya glenys, lo mau ngomong apaan!!'' siapapun tahu bahwa nada suara tersebut sama sekali tidak menunjukan ketersediaan,alias terpaksa.
''gue cuman mau bilang gue nggak mau setim sama si tabuti,mengingat sejarah kami yang tidak baik. Haram hukumnya bagi gue buat setim sama tu curut''
''oiikk jerawat!!! Yang bilang mau setim sama lo siapaa haa!!!'' teriak badi tidak kalah membahana, membuat yang lain tertawa mendengarnya.
Siapapun yang mendengar cacian tersebut terhadap dirinya,pasti akan merasakan sakit hati. Walaupun hal yang dikatakan tersebut adalah kenyataan. Tapi kalau orang sejenis badi yang mengatakannya entah mengapa sakit hatinya bisa barkali-kali lipat bagi glenys.
''lo badi, udah item. Ngomong bikin sakit ati lagi.gue do'ain moga lo jerawatan lebih-lebih dari gue, biar tu muka jadi kayak cookies ditaburin chocochip'' balasan glenys asal membuat yang lain tertawa mendengarnya.
Melihat badi yang akan membalas balik perkataan glenys, sang ketua pun, alias siagus langsung mengambil alih.
''stop!! Glenys!! Badi!! Lo berdua kalau emang masih mau ngelanjutin percek-cokan laki bini lo , mending keluar lapangan sekarang juga'' ucap sang ketua membuat semua orang diam, termasuk glenys dan badi yang sekarang hanya saling melemparkan tatapan maut mereka.
''dan lo glenys.. sebenarnya mau ngasih saran apaan?? Ngomong yang bener-bener'' glenys hanya memutar kedua bola matanya mendengar perkataan agus tersebut.
''galak bener lo hari ini gus, pms??'' lagi-lagi membuat yang lain tertawa mendengarnya.
''lo jadi ngomong apa nggak nih??'' balasan agus emosi.
''iye-iye ini juga baru mau ngomong. Jadi gini temen-temen semuanya,sebenarnya gue tadi sedikit merasa terzholimi waktu lagi ngomong tiba-tiba ada curut songong yang motong pembicaraan gue''
''glenys cepetan deh, panas nih!!'' yang lain menyahuti karena melihat tingkah glenys yang masih seperti mencari perkara dengan badi.
''gini, gue mau buat sedikit aturan biar permainan ini makin seru. Jadi gue mau timnya dibagi antara tim gue dan timnya badi, dan-''
KAMU SEDANG MEMBACA
That's Why I Call It Love
RomanceAlecia glenys tidak ada yang spesial dari dirinya, hanya saja dia selalu berani untuk tampil apa adanya. Bahkan ketika ia memiliki seribu kekurangan sekalipun. Motto hidupnya hanya satu : "kesempatan yang disia-siakan pada masa lalu adalah suatu k...