Kamu pernah terluka? Atau sedang merasakannya? Bagaimana perasaanmu? Bagaimana hari-harimu?
Beberapa pertanyaan yang mungkin membuatmu tidak ingin menjawabnya hanya karena terlalu patah bila mengingat.Baik, aku rasa ini terlalu sering manusia rasakan. Dan setiap manusia punya caranya masing-masing dalam membenahi perasaannya, menjadi utuh dan kembali pulih. Itu yang ingin kita semua miliki.
Saat ini, kita hanya membutuhkan jawaban dari pertanyaan "bagaimana kita bisa mengembalikan senyuman saat luka meluluhlantakkan perasaan?"
Sebab, tersenyum mungkin adalah jalan sederhananya. Ingat, tersenyumlah agar bahagia, bukan bahagia agar tersenyum. Namun rumitnya, saat kita sedang terluka apakah masih bisa kita sempatkan tersenyum? Jelas bisa, tetapi bukan senyuman nyata. Itu bohong dan sangat palsu, alias bersifat menipu!
Begitu pantasnya kamu menjadi seorang pembohong sekaligus penipu untuk orang lain bahkan dirimu sendiri. Hanya karena luka yang kamu sulap menjadi sebuah senyuman. Tring!!! Berubah begitu sangat cepat, lukamu hilang padahal semakin melekat. Ajaib, sungguh ajaib.
Begini, kendatipun kita sulit mempertahankan bagaimana saat-saat kita merasakan kebahagiaan hampir sempurna dalam hidup. Rasanya sangat cepat berganti dengan kesedihan yang tidak pernah kita harapkan kehadirannya.
Tetapi, bukankah ini sudah menjadi syarat utama sebelum kita meraih kebahagiaan? Kebahagiaan itu ibarat piala bergilir, yang bilamana kita menang maka kita akan mendapatkannya. Tapi bila kita kalah, sudah jelas kita akan kehilangannya.
Tidak perlu khawatir soal terluka, semua orang pernah merasakannya, semua orang pernah menjatuhkan air matanya, pun semua orang pernah melewatinya dengan beberapa jalan sebagai cara.
Jalan yang pertama, kamu akan menyesal dengan kejadian yang membuatmu terluka. Apalagi jika itu karena kesalahan kamu sendiri, ataupun karena memang kamu disakiti. Kalau kamu sudah menyesal, kamu tidak akan pernah mengulanginya lagi dan akan lebih hati-hati dalam mengatur perasaanmu. Selesai, setidaknya kamu tidak akan jatuh lagi ke lubang yang sama.
Jalan yang kedua, kamu akan mencoba mempertahankan perasaanmu dengan memperbaikinya. Kamu tidak akan meninggalkan hal yang sudah terjadi meskipun itu membawa luka bagi perasaanmu. Kamu percaya bahwa apapun yang diperbaiki akan membaik. Pastinya benar, namun belum tentu sebaik di awal. Tapi apa salahnya? Silakan mencoba.
Jalan yang ketiga, dengan melupakan segala yang pernah membuatmu terluka. Apapun itu kamu berusaha melupakan, tapi bukan benar-benar melupakannya. Begini, kamu melupakannya dengan cara kamu membuat hal baru dalam hidupmu. Bisa dibilang pengganti lukamu, tapi harus membuatmu bahagia dan tidak membuatmu tertekan dan terkekang apalagi terpaksa.
Jalan yang terakhir, bersikap bodoamat.
Tidak selamanya yang bodoamat itu jahat, dan tidak selamanya yang bodoamat itu tidak peduli. Justru, beberapa orang yang bodoamat itu sangat peduli lho. Peduli terhadap perasaannya sendiri. Dengan bodoamat dalam apapun yang membuat hati kita pecah berkeping-keping, kamu akan berpikir bahwa biarkan saja itu terjadi kalau nanti pun akan terlewati. Kamu akan sibuk dengan kegiatanmu yang lebih penting dari itu. Lebih fokus ke hal-hal yang membuat dirimu bahagia dan semakin berkembang. Sampai kamu benar-benar melupakan dengan cara yang paling baik. Oh, i'm proud of you dear!
KAMU SEDANG MEMBACA
BENTURAN RASA
PoetryKita seringkali menjatuhkan perasaan dengan dimensi yang salah, bahkan keliru dalam mengatur sebuah rasa yang seperti benar padahal itu jelas salah. Hingga akhirnya, perasaan kita terbentur begitu keras. Suatu hari nanti, masalah datang tanpa mengen...