TTM —> Teman Tapi Menikah
Ternyata setelah lulus itu rasanya gini ya, banyak kecewanya.
×××
HARI ini adalah hari dimana Andra tak ingin keluar rumah, banyak hal alasannya terutama lesu dan tak semangat karena jam tidurnya tak beraturan dan juga dia tak memiliki mood yang baik.
"Ndra, keluar gitu kamu jangan di dalam kamar terus."ucap Ratih yang masuk ke kamar Andra dan sudah duduk di atas kasur.
"Andra lesu ma, mau belajar juga ini."ucap Andra yang ternyata dari tadi membaca buku tebal miliknya.
"Nggak bosen kamu?"
"Nggak, ini salah satu bentuk berjuangnya Andra."
"Terserah deh. Kamu beneran mau ITB, nggak coba UI juga?"tanya Ratih dengan wajah penasaran.
"Ya sama UI juga ma."
"Gitu dong, kalau kamu di UI kan Mama nggak perlu repot ke Bandung kalau kangen."
"Kan Andra pulang setiap bulan."
"Ya kan beda Ndra, kamu tuh anak Mama satu-satunya. "
"Ya terserah Mama aja."Ucap Andra yang kembali membaca buku miliknya.
"Mama tuh nggak pengen jauh sama anak Mama, kalau jauh tuh kepikiran, Ndra."ucap Ratih yang mulai beranjak dari duduknya dan berjalan menuju balkon kamar milik Andra.
"Putri kecil Mama, masuk UI kan Ndra?"
"Iya Ma."jawab Andra yang menyusul Mama nya ke balkon dan duduk di kursi santai yang ada di sana.
"Kedokteran ya, emang pinter Tita tuh dari kecil nya."ucap Ratih bahagia yang di balas anggukan dari Andra yang menyatakan dirinya setuju dengan ucapan Ratih.
"Kemarin nggak ambil snmptn karena nggak tau mau Univ mana ya, Ndra?"tanya Ratih santai dengan masih nyaman melihat langit jingga karena hari sudah menjelang sore.
"Ya gitu Ma, sama bingung juga mau ambil prodi apa."ucap Andra yang menatap Mamanya.
"Wajar sih emang Ndra, Mama juga dulu gitu. Banyak teman-teman Mama sudah menentukan mau kemana, ada yang kuliah di luar kota, di luar negeri, dan ada juga yang langsung kerja. Tapi, Mama masih diem aja belum nentuin pilihan mau lanjut kuliah atau nggak, dan kalau kuliah prodi nya apa terus masuk fakultas apa."
Andra masih setia mendengarkan dalam diam saat Mamanya bercerita tentang masa sekolahnya dulu dan Mamanya berkata lagi, "tapi yang pasti nya, Ndra. Kalau memang kamu kuliah ataupun bekerja kamu sudah siap untuk semua itu, baik kerja atau kuliah. Karena dua-duanya memerlukan tanggung jawab yang besar, Nak."
Ratih menolehkan kepalanya ke arah Andra, dia menatap lekat anak lelaki satu-satunya itu. Andra sudah dewasa, sudah saatnya menentukan pilihan hidupnya sendiri, dan Ratih hanya mengarahkan kepilihan yang terbaik bagi Andra.
"Mama nggak banyak nuntut kamu, Mama hanya mau kamu tanggung jawab sama diri kamu. Yang menjalani semua itu kamu, yang merasakan masalah dan paling tau solusi terbaiknya juga hanya kamu. Mama dan Papa hanya mau anak kami bisa lebih baik dan sukses dari kami, Ndra."ucap Ratih pelan sambil tersenyum lembut dan bagi Andra senyum itu selalu memenangkan hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tapi Menikah
Ficção AdolescenteBagaimana jadinya kalau teman sendiri menjadi pasangan hidup? Dan ini 80% cerita remaja.. Ps: mohon maaf kalau typo bertebaran, dan mohon pengertiannya karena untuk tulisan ini saya batasin words nya, 1000 - 2000 kata saja. Copyright©2018 by: nrhdy...