Setelah pertemuannya dengan Taeyang dua hari yang lalu,
sekelibat bayangan masa lalu tentang lelaki itu tergambar jelas di ingatan Yeri. Potongan-potongan memori kebersamaan dengan Taeyang pun pada akhirnya mengingatkan Yeri pada semua penghuni Rumah Ibu.Apa kabar sahabat-sahabtannya disana?
Dua tahun sudah cukup bagi Yeri bersembunyi dari semuanya. Memperkenalkan Hero pada seluruh dunia sudah ia lakukan, meskipun belum secara gamblang ia memperkenalkan Hero sebagai anaknya. Dan ini waktunya untuk Yeri membuka lembaran baru, keluar dari zona nyaman yang lebih bisa dibilang zona yang sengaja ia buat untuk bersembunyi.
Seharusnya ini adalah waktu yang tepat untuk Yeri kembali pada kenyataan. Tak selamanya ia bisa diam dan bersembunyi terus.
Maka hari ini, disinilah Yeri sekarang. Di depan sebuah pintu kayu yang tak asing, di depan sebuah rumah yang selama ini ia rindukan, Rumah Ibu.
Tentunya, setelah bicara panjang pada Yeonjun, meminta pendapat lelaki itu dan mempertimbangkan semua resiko yang mungkin akan dihadapinya setelah ini.
Yeri memencet bel, sambil menunggu seseorang membukakan pintu Yeri mengambil nafas panjang, menetralkan rasa gugupnya.
"Sia---pa?"
Naeun, tentu saja, Yeri sudah mengira kalau wanita yang ada di depannya kinilah yang ada akan membukakan pintu untuknya.
Seutas senyum Yeri tampilkan. Sementara Naeun masih menatap tak percaya siapa tamu yang datang itu. Naeun menutup mulutnya tak percaya, tak sadar bulir air mata pun ikut keluar, ia terisak di tempatnya.
"Yeri? Lo Yeri kan?" tanya Naeun histeris disela isakannya. Yeri mengangguk, Naeun langsung memeluk Yeri erat. "Gue kangen, kangen banget sama lo"
"Gue juga" balas Yeri.
Suara ribut Naeun membuat penghuni lain pun ikut penasaran siapa tamu yang datang dan apa yang terjadi.
Yohan, lelaki yang kini langkahnya terhenti sama kagetnya dengan Naeun pun mematung ditempatnya dengan mata lurus menatap Yeri.
"Na, gue engap" ucap Yeri karena Naeun memeluknya terlalu erat.
Naeun melepas pelukannya, mengusap sisa air matanya sambil terus menatap Yeri dan seorang bocah disamping Yeri yang tak lepas dari gandengan Yeri tengah mendongkak menatapnya bingung.
"Anak gue. Hero namanya." ucap Yeri mengerti dengan tatapan bingung Naeun pada Hero.
Lagi, bukan hanya Naeun tapi Yohan yang ikut mendengar disana pun kembali menutup mulut, kaget.
"Gue boleh masuk?" tanya Yeri kesal juga karena masih dibiarkan berdiri di depan pintu.
Naeun mengangguk mantap dan langsung menggandeng lengan Yeri. Dan Yohan, lelaki itu menghampiri Hero, berjongkok di depannya mengajak bocah itu berkenalan.
"Namanya siapa?" tanya Yohan.
"Hilo" jawab bocah itu cepat dengan ucapannya yang masih cadel khas anak batita.
"Hero" ucap Yeri membenarkan.
"Buna?" Hero menatap Yeri dengan wajah bingungnya yang lucu.
"Om baik. Namanya om Yohan" ucap Yeri menenangkan kebingungan anaknya.
Yohan mengangguk dan langsung membawa tangan mungil Hero ke dalam gengamannya mengikuti langkah Yeri dan Naeun.
Yeri menatap setiap sudut rumah yang sama sekali tidak berubah sejak ia tinggalakan itu, masih sama. Sampai langkahnya terhenti di ruang tengah, ruang dimana dulu ia dan semua penghuni sering duduk disana, saling bercengkrama dan bercanda bersama.
