4

957 137 64
                                    

"Yohan?!?"

Yeri berdiri diambang pintu dengan ekspresi kagetnya yang tak bisa ia sembunyikan setelah membukakan pintu untuk tamu yang tak lain adalah Yohan itu.

Dengan senyum cerah Yohan memamerkan buah tangan yang sengaja sudah ia siapkan itu. Bukan untuk Yeri, tapi untuk anak yang saat ini menatap cerah mainan mobil-mobilan di tangan Yohan.

"Bersih kok, SNI juga" ucap Yohan sambil menatap Yeri.

Yeri pun mengajak Yohan masuk mempersilahkan pria itu duduk sementara ia menyiapkan minuman, Hero kini terlihat sibuk bermain bersama Yohan.


"Kan, anak gue juga jatuh cintanya sama Yohan duluan" gumam Yeri disela membuat minum sambil matanya tak lepas menatap interaksi Hero dengan Yohan.

"Yeonjun pasti cemburu kalo liat ini" gumam Yeri lagi sambil diam diam memotret kebersamaan Yohan dengan Hero dan langsung mengirimkannya pada Yeonjun.










Sembari mengajak main Hero, Yohan menatap kesekitar, menelisir setiap sudut rumah yang Yeri tempati itu. Diam diam, saat Yeri mampir ke Rumah Ibu dan bercerita pada Naeun dan yang lainnya, dia juga sedikit mendengarkan. Tentang Yeri yang sempat tinggal di Jepang dan tentang kondisi Yeri dan Hero saat itu.

Jelas, Yohan sama sekali tidak memiliki keyakinan kalau Yeonjun adalah ayah dari anak semenggemaskn yang ada dihadapannya itu.

"Nih, minum. Baru balik ngampus lo?" ucap Yeri menyadarkan lamunan Yohan.

Yeri pun memberikan dot susu kepada Hero, tak disangka bocah itu langsung duduk di kaki Yohan yang memang sedang bersila di karpet.

"Eh, sini sama buna, om Yohannya pasti cape" omel Yeri pada Hero namun Yohan mencegah tangan Yeri mengambil Hero.

"Udah gak papa" ucap Yohan.

"Dia pasti ngiranya lo Yeonjun" ucap Yeri mengingat kebiasaan anaknya yang selalu Yeonjun tidurkan di kaki pria itu.

"Sedeket itu dia sama Yeonjun?" tanya Yohan.

Yeri mengangguk membenarkan pertanyaan Yohan.

"Karena dia papinya?" tanya Yohan lagi.

Yeri kembali mengangguk. "Yeonjun orang baik" jawabnya.

Lagi, rasanya aneh mendengar Yeonjun yang selama ini Yohan kenal slengean, bahkan seminggu sebelum bertemu Yeri pun Yohan masih sempat nongkrong bersama Yeonjun dan mengingatnya Yohan tidak yakin Yeonjun kebapakan dan becus mengurus anak.

"Ini anak segemes ini beneran anak Yeonjun? Kok kagak rela gue ya" ceplos Yohan dalam konteks bercanda namun membuat Yeri diam tak berkata apapun.

Yeri masih diam, ingin menjawab, ingin bercerita namun masih saja sulit untuk membuka mulut. Sampai seseorang membuka pintu rumah, siapa lagi kalau bukan Yeonjun, dengan otomatis kepala Yeri dan Yohan mendongkak menatapnya.

"Kok udah balik?" tanya Yeri bingung pasalnya pria itu tadi ijin mau bimbingan padanya.

"Ngapain kirim foto ni orang sama anak gue" jawab Yeonjun sambil menunjuk Yohan yang cengengesan. Sementara Hero sudah tertidur pulas dikaki Yohan.

"Eeh, jangan dulu dipindahin, baru aja tidur. Udah biarin aja" cegah Yeri saat melihat Yeonjun akan mengambil Hero dari sana.

"Posesif banget sih lo. Bimbingan aja lagi sono
Ganggu quality time gue aja" usir Yohan masih dengan cengengesannya.

Mereka masih tidak berubah.

"Oh iya, lo bimbingan kan? Udah janji loh" tanya Yeri selidik.

Yeonjun mengangguk lalu meminum minuman yang Yeri buat untuk Yohan. "Quality time pala lo kotak. Udah kelar bimbingan. Lo tau dari mana rumah ini?" sewotnya pada Yohan.

"Dari Haruto"













Hero masih terlelap di kaki Yohan yang sekarang sedang sibuk bermain game di ponselnya. Sementara Yeri menyiapkan makan siang untuk mereka dan Yeonjun membantunya.

Yeri belum pintar mengurus rumah tangga, dalam hal memasak pun Yeri masih awam dan selama ini pun kebanyakan Yeri memesan online atau Yeonjun yang memasak. Karena sejak pindah ke rumah ini Yeri memutuskan untuk tidak melibatkan orang lain, meskipun kadang ayah tirinya mengirim seseorang untuk membantunya beres-beres rumah.

Jadi posisinya sekarang bukanlah Yeonjun yang membantu Yeri, tapi Yeri yang membantu Yeonjun.

"Sejak kapan dia disini?" tanya Yeonjun sambil mencuci cumi. Menu hari ini dia ingin makan cumi saus tiram, makanya selesai bimbingan ia menyempatkan dulu ke supermarket.

"Belum lama, sebelum lo balik" jawab Yeri yang sedang memotong bawang.

"Btw, tadi di supermarket gue ketemu cowok, nanyain lo"

Yeri menghentikan pisau di tangannya, "Siapa? Lo kenal?" tanyanya.

Yeonjun mengangkat kedua bahunya sambil menggelengkan kepala. "Kayak gak asing tapi gue gak kenal" jawabnya.

"Ya udah, kenalan gue kali jaman dulu"

"Tapi gue bingung sama pertanyaan dia. Masa dia nanya, 'Yeri sama anaknya sehat kan?' gitu"

Yeri kembali diam menatap bawang-bawang yang sudah diirisnya itu.

Yeri sama anaknya sehat kan?

Siapa? Siapa orang yang tidak Yeonjun kenal langsung berani bertanya seperti itu. Siapa orang yang sepertinya sudah tau keadaannya? Kenapa dia bertanya soal Hero?

Ada banyak pertanyaan diotak Yeri namun sebisa mungkin Yeri tak mau lebih jauh memikirkannya. Ia jelas sadar kondisi mentalnya yang belum sepenuhnya baik-baik saja itu. Tak mau berlarut dengan pikiran yang tak jelas karena semua akan berimbas pada Hero maupun Yeonjun.
















Sementara itu, Yohan yang sedang asik menatap punggung dua orang yang tengah membelakanginya sambil menelaah tingkah yang semua orang pikir ada hubungan suami istri itu pun terganggu dengan dering ponsel Yeri yang tergeletak di sofa.

Sebuah nomor tanpa nama terpampang di layar ponsel itu.

"Yeri, telpon" panggil Yohan sedikit pelan karena Hero masih terlelap di kakinya.

Yeri berbalik menatap Yohan yang tengah mengacungkan ponselnya dengan tangan yang mengisyaratkan sedang menelepon. Ia lalu berlari kecil menghampiri Yohan, mengambil ponselnya namun belum sempat menjawabnya panggilan itu sudah berakhir.

Tak mengenali nomor itu Yeri pun tak mau ambil pusing meskipun sebenarnya sangat penasaran karena nomor yang ia pakai itu nomor baru, bahkan Yohan yang tengah menengadah menatapnya pun sama sekali tak mengetahui nomor barunya itu.

"Siapa?" tanya Yohan ikut penasaran.

Yeri menggelengkan kepalanya. "Gak tau. Yuk kita makan dulu" ajaknya pada Yohan.

"Anak kita?" tanya Yohan sambil menujuk Hero dengan dagunya.

Plakk...

Yohan mengaduh kesakitan saat kepala belakangnya ditempeleng oleh Yeonjun.

"Anak kita, anak kita. Ada kontribusi apa lo buat anak gue" marah Yeonjun sebab raut wajah Yohan saat mengatakan 'anak kita' sama sekali terlihat tidak seperti bercanda.

Yeonjun segera memangku Hero dari kaki Yohan lalu membawanya ke kamar Yeri untuk menidurkannya kembali.

"Lagi sensi dia, sorry ya" ucap Yeri dengan raut muka bingungnya, kasihan pada Yohan yang terlihat kesakitan.

"Yok makan" ajak Yohan mendahului Yeri ke meja makan. "Gue duduk dimana nih?" tanyanya.

"Bebas dimana aja" bukan Yeri yang menjawab, melainkan Yeonjun yang sudah menarik kursi yang berhadapan dengan Yeri.

Dengan otomatis Yohan pun memilih menarik kursi disamping Yeri, dengan pikiran yang penuh tanya.

Kenapa gak duduk di kursi kepala keluarga?








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Oh! My BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang