Ruang Musik

24 3 0
                                    

Aku merasakan aura dendam yang begitu kuat diruang musik  sekolah ini,aku sedikit ketakutan. Namun seperti yang temanku katakan,aku harus menjadi seorang pemberani. Aku tidak boleh lari dari masalah yang memang seharusnya kuhadapi,aku kuat.

Aku berfikir sepertinya ruang musik ini jarang digunakan dan dibersihkan,jadi aku berniat untuk sedikit membersihkan ruangan ini. Karna ruangan inilah yang akan sering kudatangi kedepannya dan memainkan alat musik yang ada. Tetapi aku mengurungkan niatku untuk membersihkan ruangan ini sekarang,mungkin aku akan membersihkannya besok. Karna aku harus menyiapkan beberapa alat untuk membersihkan ruangan ini. Aku pun Kembali ke kelas ku karna sebentar lagi bel akan berbunyi,dan ternyata teman teman mencariku sedari tadi.

“hey,kamu darimana saja Niken?” tanya Shakila.

“aku dari ruang musik-“

“APA!? KAMU DARI RUANG MUSIK??” aku terkejut,Shakila tiba tiba berteriak entah kenapa.

“i-iya,emang kenapa sih?”tanyaku kebingungan.

“astaga Nikennn,ruangan itu sangat angker dan ditakuti semua siswa yang ada disini. Kok kamu santai banget abis dari sana?” Shakila terlihat begitu cemas,aku bingung,apa yang ditakutkan pada ruangan yang kotor dan tidak pernah digunakan itu? Tanyaku dalam hati.

“aku tidak melihat apapun disana,hanya saja aku merasakan aura kebencian yang begitu besar” jelasku padanya.

“kalian lagi bahas apasih? Kok kayaknya serius banget?” tanya Stella dan Sufina yang tiba tiba datang dan duduk di bangku mereka.

“iyanih,kita daritadi pas masuk ke kelas ngeliat muka si Shakila serius banget gitu,kita jadi penasaran nih” kali ini Sufina yang berbicara.

“jadi gini,tadikan aku ke ruang musik, trus pas aku kasih tau Shakila dia malah teriak kaget,katanya ruang musik itu angker,emang iya?” jawabku.

“ruang musik.. kayaknya aku pernah denger gosip nya deh” mimik muka Sufina tampak sedang berfikir.

“nah aku inget! Aku pernah denger gosip tentang ruang musik,katanya dulu di sekolah ini ada anak yang pinteeer banget,pas dia seumuran kita gini,dia katanya tiba tiba bunuh diri di ruang musik itu,banyak yang percaya katanya mama papanya pisah dan dia jadi kayak anak terlantar terus dia depresi dan bunuh diri di ruang musik itu. Banyak yang bilang juga kalau dia sangat pandai bermain piano dan karna di ruang musik sekolah kita ada piano jadi dia sering kesana,mungkin itu yang buat dia milih umtuk mati disana,karna dia pengen mati di tempat yang dia sukai.”jelas Sufina,akupun nyimak dengan seksama.

“eh,tapi denger denger ada juga loh yang bilang kalo dia dibunuh sama orang yang iri karna anak itu selalu ngalahin orang yang iri ini,katanya dia di cekik sampai mati” Stella memberi fakta lain yang sangat bertolak belakang dengan apa yang diberitahu Sufina.

“duh kok beda beda ya? Jadi pusing hehe” aku menyengir sambil menggaruk tengkuk ku yang tidak gatal.

“nanti kita cari kebenarannya deh,kalau gitu.. kalian mau ga kalo besok bantuin aku bersihin ruang musik? Aku sebenarnya sedikit takut kalau sendirian,hehe” aku menawarkan pada mereka untuk membersihkan ruangan itu bersama sama karna jujur aku memang sedikit takut jika sendirian.

“kami akan membantumu kok” jawab Shakila dengan senyum manis nya lalu di angguki oleh Stella dan Sufina.



YIPII YEYY AKHIRNYA GA MALES:))
sorry bangettt aku jarang up karna yaa gitu hehe

Penghuni Ruang MusikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang