Bab 2 - Teman Baru

61 13 10
                                    

"apa kau membawanya? Makanan yang lembut itu?" tanya Varuna, tangannnya menggenggam kawat besi sedangkan mata biru melirik kedalam tas Alisia

"maksudmu marshmallow?"

Alisia mencari makanan dari dalam tas yang dibawanya dan mengeluarkan sebuah bungkusan yang langsung membuat mata Varuna berbinar

Alisia membuka bungkusan berwarna ungu lalu menyodorkannya ke Varuna, jari kecil putih masuk melalui sela-sela pagar besi dan kembali setelah membawa beberapa marshmallow

Matahari sudah mulai turun dari singgasana, cahaya oranye menyinari perbatasan antara dua dunia dan juga menyinari 2 anak yang tertawa bersama walau dipisahkan oleh pagar besi

Alisia tertawa kencang melihat Varuna yang menancapkan marshmallow ke tanduk putihnya

"Biar gak ada yang tertusuk" ujar Varuna dijawab dengan gelak tawa Alisia yang membuatnya terjatuh dari posisi duduk

Alisia melihat jam yang ada di tangannya, jam itu menunjukkan pukul 15:30, Alisia kembali ke posisi duduk dan mulai membereskan semua kekacauan yang mereka buat

"apakah kau harus pulang sekarang?" suara Varuna terdengar lirih, mata biru itu menatap Alisia penuh kesedihan walau mulutnya sibuk mengunyah marshmallow

"iya, kamu kan tau kalau manusia dilarang keluar setelah pukul 5 sore" jawab Alisia sembari memakai tas dipundaknya

"kalau begitu.. sampai ketemu besok??" Varuna menatap Alisia penuh harapan

"sampai ketemu besok" ucap Alisia tersenyum manis pada temannya lalu mulai berjalan menjauh

"besok aku akan bawa lebih banyak makanan enak!" Alisia melambai kepada Varuna sebelum akhirnya benar benar menghilang dari pandangan Varuna

~•~•~•~•~•~

"aku pulang" Alisia menutup pintu dibelakangnya lalu menaruh sepatu yang telah dilepas ke rak

"selamat datang, bagaimana acara makan snack dengan Hea dan Karin?"

Suara mama Alisia yang berasal dari ruang keluarga membuat seluruh tubuh gadis kecil itu membeku

'aduh... snack itu kuberikan pada Varuna.. bukan Hea dan Karin, walau aku memberikan beberapa pada mereka sebagai bayaran tutup mulut'

"tentu saja menyenangkan! Kami makan banyak snack!" didalam hatinya Alisia merasa sangat bersalah karena telah berbohong

"aku mandi dulu ya"

Alisia menghilang dari hadapan mamanya dalam kecepatan kilat, ia melesat masuk kedalam kamar sebelum mamanya bertanya lebih jauh lagi

Setelah mengunci pintu kamar, gadis kecil berambut hitam itu menghela napas lega, dia bukan seorang pembohong handal dan dia sangat takut jika ibunya tau

Alisia mengulur waktunya dengan mandi, ia berharap mamanya lupa tentang snack dan tidak menanyakan hal yang terpaut dengan snack

"lagi apa ma?" tanya Alisia sembari duduk disamping ibunya, handuk yang melingkar diatas pundaknya menunjukkan bahwa dia baru saja keluar dari kamar mandi

"ini.. mama lagi mencari cara membunuh iblis, besi hanya dapat melukai mereka tetapi tidak dengan membunuh, luka saja tidak cukup, mereka mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat"

Alisia dapat mendengar helaan napas frustasi dari ibunya, mata hitam itu melirik kearah kertas yang berserakan diatas meja

"Titik ungu ini apa ma?" tanya Alisia lalu menunjuk pada titik ungu kecil pada sebuah kertas besar

My HalfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang